DIRTY BABY-59

218K 17.4K 1.8K
                                    

"Kau tahu kenapa aku begitu mencintaimu? Sebab kau penunjang kehidupanku, bayangkan jika kau tidak ada atau kau pergi. Mungkin ya aku tetap hidup, tapi aku tersiksa. Tidak masalah kau ada bersamaku dengan rasa benci, setidaknya kau ada disini."

Rexford Mackenzie

*****

Litzi terpaku saat Rex melihatnya, pria itu menatap padanya tanpa ekspresi, tapi kemudian tersenyum. Rex memang sudah menyadari keberadaan gadis itu. Ia menyuruh pelayan untuk mengantar Andreas ke kamar, tepat dimana Rupert disana. Rex beranjak dan bergegas ke lantai atas. Litzi masih tidak bergerak, tubuhnya membeku di tempat yang sama, bahkan matanya tetap melihat ruang makan itu. Gadis itu meneguk salivanya susah payah saat suara langkah kaki terdengar beraturan. Rex dengan cepat mengulurkan tangannya di bawah kepala Litzi, air mata Litzi yang jatug tepat mengenai telapak tangannya.

"Apa alasanmu menangis?" tanya Rex.

Litzi mencoba menetralisir ketegangannya. Ia menghela nafas pelan dan membalikan badannya ke arah Rex, ia berdiri berhadapan dengannya.

"Hidupku memang sudah penuh air mata," kata Litzi.

"Bagaimana bisa kau lepas? Apa yang kau lakukan? Dan... kenapa kau tidak kabur?" Pertanyaan yang Rex lontarkan membuat Litzi tercekat.

Gadis berusia 17 tahun itu memalingkan wajahnya dan memegang pagar lantai dua. Ia menatap ruang makan itu. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskan, ia sendiri bingung.

"Aku tahu kau sebenarnya mau kabur. Tapi ketika kau melihatku, kakimu tertahan disini." Rex mencoba menebaknya.

Litzi diam.

"Sekuat apapun niatmu untuk pergi, rasa cintamu itu lebih kuat. Pikiran menyuruhmu pergi, tapi hati ingin kau bertahan. Yang ku katakan benar kan?" kata Rex.

Kedua mata Litzi berkaca-kaca. Litzi terkejut ketika pria itu tiba-tiba saja memeluknya dari belakang. Pelukannya erat dan terasa hangat. Litzi mengepalkan tangannya seraya memejamkan mata, tubuhnya bergetar hebat dan ia menangis.

"Sebuah hubungan tidak akan pernah terjadi diantara kami."

"Apa yang kau lihat kadang tidak seperti yang kau pikirkan. Kau tidak tahu bagaimana jiwaku yang berkecamuk. Rasanya nyawaku seperti tercabut dari raga, tapi takdir belum menyuruhku mati. Beberapa hari terakhir seperti itu yang ku rasa. Seandainya bisa, aku ingin aku selalu hidup, aku tidak mau meninggalkan dia. Dia, Litziku. Jika aku mati, maka Litziku sendirian. Aku satu-satunya orang yang benar-benar dia miliki di dunia ini, andaikan dia tahu itu."

Suara-suara Rex menerjang pikirannya. Tiba-tiba saja Litzi meronta dan mendorong Rex dengan sikunya.

"Hentikan drama ini! Hentikan!" teriak Litzi bersamaan air matanya yang mengalir.

Matt, Sergio dan Santos sampai terperanjat mendengarnya. Mereka bertiga melangkah pergi untuk tidak menyaksikan urusan Rex dan Litzi. Rex menatap gadis yang ada di depannya itu dengan miris.

"Drama ini benar-benar mempermainkan aku! Aku.. aku tidak mengerti! Kenapa ini semua harus terjadi dan.. kenapa terus berputar-putar?! Kau tahu betapa sakitnya aku? Aku menderita! Aku lelah! Aku sakit! Aku hancur! Aku gila! Argh!!!! Aku tidak sanggup lagi!" pekik Litzi.

Litzi menunjuk Rex dengan tangannya, "Kau itu Rex atau bukan hah? Dulu kau jahat! Tapi mengapa sekarang tidak? Kenapa... kenapa disaat aku ada, kau mengacuhkanku! Kau menyakitiku! Tapi disaat aku pergi, kau datang dan menginginkan aku kembali? Kenapa? Kenapa? Kenapa, Mr. Rex?!"

DIRTY BABY [Rexford Mackenzie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang