DIRTY BABY-14

281K 14.9K 514
                                    

Hari ini hari kedua Litzi berada di sekolahnya. Seperti biasa Rex yang mengantarnya. Litzi hanyut dalam lamunan selama menuju kelas. Ia masih tak mengerti dengan perkataan Rex padanya. Triliuner itu bilang padanya untuk tidak mendekati Erick, bahkan membiarkan Erick mendekatinya. Ada kecemasan di wajah Rex, tapi Litzi tak bisa mengartikan kecemasan itu. Litzi menghela nafas, mungkin akan lebih baik ia cerita pada Hillary. Sesampainya di kelas, Litzi duduk di kursinya dan menunggu kedatangan Hillary. Beberapa menit kemudian Hillary pun datang, ia terlihat ceria dan saking cerianya ia memanggil Litzi secara berteriak heboh. Teriakannya itu sampai membuat murid lainnya menutup telinga mereka.

"Hola, Litzi! Buenos dias!" sapa Hillary sembari duduk di kursinya.

Litzi tersenyum, "Hola! Como estas?"

"Estoy bien. Usted?"

"Estoy bien. Ngomong-ngomong tumben kau datang agak siang?" tanya Litzi.

*(Hola : halo, Buenos dias : selamat pagi, Como estas : apa kabar, Estoy bien : kabarku baik, Usted : kau).

"Tadi di jalan agak macet," kata Hillary.

Litzi ber-oh-ria. Hillary teringat sesuatu, "Kenapa kemarin kau pulang dengan anak brandal itu?"

Litzi mengernyit, "Maksudmu Erick?"

Hillary memutar bola matanya, "Siapa lagi? Aku menganggapnya begitu. Lancang sekali ya dia menghalangi jalanmu. Setidaknya pikirkan nyawanya, kalau dia mati, orang lain juga yang repot."

Litzi menghela nafas, "Aku pulang dengannya karena dia mengancamku. Dia menjadikanmu taruhan bila aku menolak ajakannya."

"Lalu kau mau saja begitu? Nanti dia kebiasaan terus mengancammu semaunya," Hillary tampak kesal.

"Aku melakukannya demi kau, Hillary. Aku tidak mau cuma karena aku, kau jadi bahan pelampiasannya. Tapi ku rasa tidak lagi."

"Maksudmu?"

Litzi tersenyum, "Kemarin Mr. Rex balik mengancamnya."

Hillary tampak antusias, "Oh ya? Benarkah? Bagaimana? Ceritakan padaku!"

Bel masuk pun berbunyi.

"Nanti ya saat jam istirahat," kata Litzi.

Hillary mendengus, "Oh, bel! Kenapa harus sekarang bunyinya!'

Litzi tertawa mendengarnya. Tawanya memudar saat melihat Erick di ambang pintu kelas, Litzi lantas memalingkan wajahnya dan menatap arah jendela kelas di sebelah kirinya. Hillary yang melihatnya tersenyum puas, ia bahkan meledek Erick dengan juluran lidahnya. Erick pun melenggang pergi dengan di ikuti Javier.

"Litzi," panggil Duden.

Litzi mendongak, "Ya, ada apa?"

"Erick menanyakanmu. Kenapa nomormu sulit sekali di hubungi? Selalu tidak aktif," jelas Duden.

Litzi tersenyum, "Bilang pada temanmu itu, jangan ganggu aku jika dia tidak mau berurusan dengan Mr. Rex."

Duden pun duduk di kursi yang satu baris dengan Litzi. Litzi sendiri tidak tahu darimana dan bagaimana Erick bisa tahu nomornya, tapi Litzi tenang karena Rex sudah mengganti nomornya bahkan membelikan ponsel baru untuknya. Rex bilang itu hadiah untuknya, ia membelikannya semalam. Pria itu benar-benar baik.

Pada jam istirahat, Litzi dan Hillary memanfaatkannya dengan pergi ke kantin. Kantin terlihat sangat ramai. Litzi meletakan kotak makannya diatas meja dengan botol minumnya.

DIRTY BABY [Rexford Mackenzie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang