DIRTY BABY-54

181K 17.4K 2K
                                    

"Apapun hukumannya kan ku terima, tapi tidak dengan kematian. Jika ku mati, maka takkan ada yang bisa mencintaimu lebih dariku."

Rexford Mackenzie

*****

     Para tamu sudah berdatangan untuk menghadiri upacara kematian sang billionaire, Allard Mackenzie di kediamannya pagi ini. Kawasan mansion dijaga ketat oleh tim keamanan. Para tamu yang datang diwajibkan untuk diperiksa sebelum diizinkan masuk. Karangan bunga tampak berjajar di depan gerbang mansion juga sepanjang jalan menuju mansion. Semua wajah berselimutkan kedukaan. Dunia masih tercengang dengan kematian legendaris itu yang tiba-tiba kemarin pagi. Mereka terutama orang-orang yang dekat dengan beliau pun terkejut dengan Allard yang selama ini menyembunyikan sakit serangan jantungnya, hal itu dinyatakan langsung oleh dokter yang sempat mendiagnosanya dulu.

Suara pintu terbuka membuat Kharel langsung melirik pantulan pintu itu dari cermin di depannya. Tangannya bergerak untuk mengancing satu persatu kancing kemeja putihnya. Putera termuda mendiang Allard dan Harsha itu masih belum selesai untuk bersiap. Mata sembabnya tidak mengubah kesan ketampanannya.

"Kharel, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu." Suara Laiv yang khas memecah keheningan.

"Katakan saja," balas Kharel dengan dingin.

"Kita harus minta maaf pada Rex." Kharel lantas berhenti mendengar ucapan kakak kembarnya itu.

"Mustahil," balas Kharel seraya mengenakan jasnya dan tersenyum kecut.

Laiv mengernyit, "Apanya yang mustahil? Kharel, tidak seharusnya kita bersikap kasar padanya."

Kharel membalikan badannya, "Bagaimana dengan dia? Dialah yang memulai, Laiv."

Laiv menghela nafas, "Semua orang juga tahu itu, Kharel. Tapi kondisinya lah yang mendorongnya berubah seperti itu."

"Amnesia?" Kharel tertawa hambar, "Sampai kapan kita terus menyalahkan amnesia? Logika saja, sikap dan perilaku itu datang dari diri kita sendiri! Harusnya dia berpikir dengan akal sehatnya! Sekarang, biarkan dia merasakan imbasnya! Merasakan bagaimana diposisi kita, biarkan dia mengingat bagimana dia mengasingkan diri dari keluarganya! Apalagi Litzi, tunangannya sendiri!"

Laiv tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Itu berhasil membuat Kharel kebingungan.

"Ku rasa.. sekarang kau yang amnesia," gumam Laiv.

"Apa maksudmu?" tanya Kharel.

"Kau lupa siapa dirimu, reputasimu. Ladykiller, apa menurutmu itu bagus?" Ucapan Laiv membuat Kharel tercekat.

Kharel terdiam.

"Ingatlah siapa dirimu, Kharel Mackenzie. Sampai kapan kau terus menyalahkan masa lalu? Logika saja, apa semua wanita itu jahat? Jika benar, dunia ini kan penuh dengan peperangan. Harusnya kau berpikir dengan akal sehatmu! Sekarang, kau belum merasakan imbasnya! Tapi waktu terus berjalan, adikku. Kau kan merasakan bagaimana di posisi para korbanmu. Kau kan mengingat bagaimana kau menghancurkan mereka. Apalagi Ruby, sahabat wanitamu! Kau tahu dia gadis yang baik, tapi kau tega menjadikan dia korbanmu!" Papar Laiv.

Kharel mengepalkan tangannya dan dia berjalan mendekat.

"Rex.. bukan satu-satunya pendosa!" kata Laiv.

BUGG!!!

Pukulan keras di dapati Laiv dari adiknya itu. Kharel membogem wajahnya. Elroy yang baru datang terkejut melihatnya, ia lantas menghampiri mereka. Kharel mencengkeram kerah Laiv dan menatapnya tajam.

DIRTY BABY [Rexford Mackenzie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang