DIRTY BABY-08

283K 15.5K 742
                                    

    Litzi membisu, ia memikirkan tentang bunga dan kain hitam itu. Siapa yang tidak penasaran? Sungguh, tangan terasa gatal untuk cepat-cepat menarik kain hitamnya. Suatu apakah yang ada di balik kain hitam itu, lukisan kah? Atau foto dan bisa jadi lainnya. Argh! Rex gemar sekali membuat orang penasaran. Jika Litzi mati saat itu juga, dia pasti bergentayangan karena mati membawa rasa penasaran. Rex jatuh pada satu pemikiran, ia berpikir untuk mengawasi Litzi ketika gadis itu berada di kamarnya. Atau mungkin, ia mengunci pintu kamarnya dengan password. Sebenarnya apa yang trillionaire itu sembunyikan?

Tidak, Litzi! Hentikan! Tempat ini wilayah kekuasannya. Kau tidak boleh mencampuri urusannya, termasuk bunga dan kain hitam itu. Kau tak ada hak, Litzi! batin Litzi memperingati dirinya sendiri.

Litzi menghela nafas, ia menatap pria yang agak menyerong di depannya dan yang sedang memegang tangannya. Mengingat kelancangannya hendak menarik kain hitam itu, ia jadi merasa tidak enak pada Rex.

"Mr. Rex," panggil Litzi.

Rex diam.

"Uhmm..., maaf atas kelancanganku tadi," ucap Litzi dengan hati-hati.

Rex tidak bergeming, setidaknya merespon sedikit saja. Litzi membuang nafasnya pelan dan memalingkan wajahnya.

Kenapa dia mengabaikanku? Apa dia marah? Apa aku begitu keterlaluan? batin Litzi bertanya-tanya.

Litzi menatap trillionaire itu kembali. Penampilan Rex casual, ia terlihat jauh lebih muda jika berpenampilan seperti itu, seperti pemuda kampus saja. Bahkan Litzi sempat tak percaya jika umur pria itu 27 tahun, karena terlihat seperti 23 tahunan. Mungkin beban hidupnya tidak terlalu berat, pikir Litzi. Ngomong-ngomong kemana Rex akan membawanya?

Tiba-tiba dari kejauhan nampak Allcia berlari ke arah mereka, ralat! Ke arah Rex! Allcia tampak bersemangat sekali.

"Rex! Rex!!!" teriak Allcia.

Rex dan Litzi menghentikan langkah kaki mereka. Rex tersenyum, dia tahu alasan adik kesayangannya itu begitu senang. Sedangkan Litzi bertampang datar, karena tidak mengerti.

"Rex! Hosh..hosh!" Allcia terengah-engah, "Kau tahu?" tambahnya tersenyum lebar pada Rex.

Rex mengernyit, "Kenapa?"

"Mom and Dad, dalam perjalanan kesini! Yey!" pekik Allcia.

Litzi membelalak kedua matanya. Rex tersenyum. Allcia tampak begitu bersemangat, sampai-sampai ekspresi gadis cantik itu membuat orang lain gemas padanya.

"Mom and Dad, akan segera tiba di mansion!!!! Arghh!! Aku merindukan mereka, Rex!!!" pekik Allcia.

Litzi ternganga, benarkah yang dikatakan Allcia? Mansion itu akan kedatangan pasangan fenomenal, Mr & Mrs. Mackenzie? Benarkah? Litzi yang mendengarnya tak percaya.

"Aku sudah tahu, Allcia. Tadi Dad mengirimku SMS," ucap Rex.

"Apa?!" refleks Litzi mengeluarkan suara. Rex dan Allcia sama-sama menoleh padanya.

"Hola, Litzi!" sapa Allcia dengan ramah.

Padangan Litzi kosong, keningnya berkerut. Allcia mengernyit, sapaannya diabaikan karena Litzi sendiri sedang tidak fokus.

"Litzi, ada apa?"

Litzi mengerjap, lalu menatap Rex.

"Kau dengar tidak pertanyaanku tadi?" tanya Rex.

Litzi memalingkan wajahnya dan menatap Allcia, "Maaf, tadi pikiranku entah kemana."

Allcia tersenyum, "Tidak apa-apa. Memangnya apa yang kau pikirkan?"

DIRTY BABY [Rexford Mackenzie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang