DIRTY BABY-10

353K 16K 751
                                    

     Hari ini hari pertama Litzi masuk ke sekolah barunya. Rex memilihkan colegios provadios atau sekolah swasta murni untuk gadis itu. Sekolah yang Rex pilih disebut-sebut sebagai sekolah swasta terbaik di peringkat pertama di Spanyol, tepatnya gedung sekolah itu berdiri kokoh di kota Madrid. Di usianya 17 tahun, Litzi menjalani pendidikan pasca-wajib atau dikenal dengan bachillerato setelah ia menyelesaikan ESO (Education Secundaria Obligatoria) yakni sekolah menengah wajib yang di ikuti oleh anak berusia 12 sampai 16 tahun.

Mobil sport berwarna hitam legam itu menarik perhatian tiap pasang mata. Begitu seorang pria keluar dari dalam, para murid ternganga melihatnya.

"Mr. Trillionaire!" seru seorang murid perempuan.

Mereka yang membawa ponsel, mengabadikan sosok Rex dalam rekaman video. Seperti biasa, Rex begitu mempesona begitu ketampanannya di padukan dengan mengenakan suit ditambah dengan kendaraan mewah yang dibawanya dan kacamata hitamnya. Rex setengah memutari mobilnya untuk menyambut Litzi keluar dari dalam mobilnya. Rex menyunggingkan senyum saat uluran tangannya diabaikan gadis itu. Litzi berpegangan pada kedua tali tas yang berada dipunggungnya seraya keluar.

"Mr. Rex, kau tak perlu mengulurkan tanganmu," ucap Litzi dengan pelan seraya melihat murid-murid lainnya sesaat.

"Kenapa? Kau malu?" tanya Rex.

"Emm..., ku rasa itu memang sikapku. Lagipula ini sekolah. Tidak enak kalau mereka melihatnya," ujar Litzi.

Rex tersenyum.

"Ini juga bukan acara pesta dansa atau pesta lainnya yang harus di sambut manis oleh seorang pria ketika keluar dari kendaraannya," gumam Litzi.

Rex mengulas senyum, "Aku ingin memperlakukanmu seperti tuan puteri."

Litzi tercenung, "Menampungku dan menyekolahkanku, itu sudah aku syukuri, Mr. Rex. Mungkin di luar sana tak ada seseorang berhati mulia sepertimu."

"Bagaimana jika aku lakukan itu karena ketertarikanku padamu?"

"A..apa? Tertarik? Maksudmu?" tiba-tiba saja Litzi menjadi canggung.

Rex tersenyum geli, "Tidak usah tegang begitu."

"Em... baiklah. Aku.. aku harus ke ruang guru sebelum bel masuk berbunyi," Litzi mengalihkan pembicaraan.

"Perlu aku antar?"

Tumben sekali dia bertanya dulu padaku. Biasanya tanpa permisi menarikku begitu saja, batin Litzi.

"Ini sekolah, jadi aku mengalah untuk tidak bersikap posesif," kata Rex.

Litzi membelalak matanya.

"Kenapa? Apa ucapanku jawaban untuk pertanyaan batinmu?" Rex mengalihkan pandangannya sesaat dari Litzi.

"Aku.. aku akan kesana," tiba-tiba gadis itu merasa gugup, "Terimakasih sudah mengantarku, Mr. Rex!" tambahnya dengan tersenyum kikuk.

Gadis itu pun berlalu, dari jauh Rex masih memperhatikannya sampai gadis Rusia-Spanyol itu menghilang dari pandangannya. Rex tersenyum mengingat bagaimana Litzi ketika terjebak dalam kata-katanya yang selalu tepat pada sasaran. Rex menghela nafas dan mengulum senyum, Litzi tetap berpura-pura tidak mengerti padahal Rex sudah mengatakan bahwa ia tertarik padanya. Rex sengaja melontarkan perkataan itu untuk mengetahui respon Litzi.

"Waktu," gumam Rex sendirian, "Rex bersabarlah," ia menghela nafas sembari memejamkan mata.

Mobil sport itupun melaju meninggalkan gedung sekolah. Keberadaan gadis itu di lantai utama sekolah tepatnya lobby telah mencuri perhatian banyak orang, terlebih murid-murid laki-laki yang tercengang melihat sosoknya. Para murid saling bertanya satu sama lain siapa nama gadis itu dan ada pula sampai tak berkedip. Bahkan ada juga yang tidak peduli dengan kecantikan yang dimiliki Litzi Euniciano.

DIRTY BABY [Rexford Mackenzie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang