DIRTY BABY-07

325K 16.1K 658
                                    

Litzi yang basah kuyup duduk di tepi kolam seraya memeluk dirinya sendiri. Rex menghampirinya, berjongkok lalu menutupi tubuh gadis itu dengan handuk. Litzi mengeratkan eratannya pada handuk itu. Kemudian Rex duduk di sisi Litzi dan ikut mencelupkan kedua kakinya ke dalam kolam. Litzi tak sadar kalau Rex memperhatikannya sejak tadi gadis sembari tersenyum. Lamunan Litzi buyar, ia menunduk dan mengernyit melihat pantulan Rex di air yang memperhatikannya. Litzi pun menoleh dengan cepat.

"Berhentilah menatapku," ketus Litzi.

"Kalau aku tidak mau bagaimana?" balas Rex berseringai.

Litzi menatap lurus ke depan, "Apa ada yang aneh denganku?"

"Kau begitu cantik."

Lontaran Rex membuat kedua pipi Litzi memanas, ia menahan senyumnya hingga kedua pipinya terasa ngilu. Rex yang melihat semburat merah di pipi kanan Litzi tertawa pelan.

"Ada apa dengan kedua pipi chubby-mu itu?" tanya Rex.

Litzi sedikit membelalak matanya lalu tersenyum kikuk, "Memangnya.. kenapa?"

"Tidak," singkat Rex lalu menatap genangan air kolam itu. Melihat pantulan Litzi.

Sial! Kenapa aku jadi blushing begini? Kenapa rasanya berbeda jika Rex yang memujiku? batin Litzi.

"Litzi, sebaiknya kau mandi. Kau bisa sakit jika terus kedinginan," gumam Rex.

"Aku basah kuyup begini kan karena ulahmu," balas Litzi dengan ketus.

Rex tersenyum sambil menoleh padanya, "Kenapa kau suka sekali bicara dengan nada ketus padaku?"

"Memangnya kenapa?" Litzi menatapnya kesal, "Kalau kau tidak suka, jangan dengarkan aku," tambahnya.

"Bagaimana bisa? Telingaku masih berfungsi dengan baik," timpal Rex.

Litzi menghela nafas, "Baiklah. Terserah," ia kembali menatap lurus ke depan.

"Mengaku kalah?"

"Untuk apa?"

"Kau kehabisan kata-kata untuk melawanku, Nona."

"Aku cuma tidak mau terus berdebat denganmu. Jika kau ingin aku menghormatimu, maka perlakukanlah aku dengan baik."

"Aku kurang baik apa?"

"Kau baik, bijak dan terimakasih atas semuanya. Tapi kau juga menyebalkan. Jahil! Kau membawaku ke dalam kolam tanpa persetujuanku."

"Apa yang ku lakukan tadi, semata-mata agar kau terbiasa denganku. Kau bersikap canggung, memandangku orang asing. Aku ingin seperti mereka yang bisa menghabiskan waktu bersamamu. Merasakan momen menyenangkan bersama seorang dengan tawa sumringahnya sepertimu."

Litzi terdiam, perkataan Rex barusan membuat bibirnya terkatup rapat.

"Sekarang aku tahu bagaimana memancing gelak tawamu. Kau suka ya diajak adegan tom and jerry? Kejar-kejaran," ujar Rex.

Ucapan Rex membuat Litzi tersenyum, ia tersenyum karena mengingat kenangan masa lalunya bersama sang adik saat bermain kejar mengejar seperti kucing dan tikus. Uh, rasa sakit kembali berdesir di hatinya.

"Ngomong-ngomong, kau seperti mommy-ku," gumam Rex.

Litzi menoleh, "Apa?"

"Dad pernah cerita padaku tentang sejarah percintaannya dengan mom. Dia bilang kalau isterinya itu takut dengan kolam renang, mom tidak bisa berenang," Rex tertawa pelan.

Litzi tersenyum.

"Baiklah, ayo! Aku akan mengantarmu ke kamar," Rex menceka lengan Litzi.

Litzi menggeleng, "Tidak. Nanti saja. Aku masih ingin disini."

DIRTY BABY [Rexford Mackenzie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang