DIRTY BABY-13

340K 16K 1.1K
                                    

Rex menurunkan Litzi ke ranjang tidur. Litzi duduk di tepi ranjang dan memperhatikan raut wajah Rex yang masih terlihat kesal. Ia tahu apa yang menyebabkan Rex begitu kesal. Tingkah Erick memang menguji kesabaran, membuat Rex begitu sensitif.

"Kau melihat apa yang ku lakukan padanya?" Pertanyaan Rex menyentakan Litzi.

Baiklah! Aku malu. Dia memergokiku tadi, batin Litzi.

Litzi cengingisan, "Em... iya. Aku penasaran hingga aku mengintip melalui jendela."

Ekspresi Rex berubah, yang tadinya kesal kini berganti dengan seutas senyum di wajah tampannya dan pancaran kelembutan dimatanya. Rex tertawa pelan dan mengacak-ngacak puncak kepala Litzi dengan gemas.

"Ternyata diam-diam kau menghanyutkan ya. Kalau begitu aku harus berwaspada mulai saat ini," kata Rex.

Litzi mengernyit, "Berwaspada?"

"Iya. Siapa tahu kau nanti mengintip ketika aku mandi," Rex tertawa.

Litzi membelalak matanya, "Ih! Bagaimana bisa kau sampai berpikir sejauh itu? Tidak! Tidak!"

"Aku tahu kalau kau diam-diam memperhatikanku, ketika aku bertelanjang dada," ucap Rex.

Litzi tercekat lalu menjadi salah tingkah. Ia tak pandai nenyembunyikan rasa malunya itu. Sudah kepergok mengintip, kepergok pula ketika ia diam-diam memperhatikan perut Rex yang kotak-kotak itu.

"Em.. aku.. aku harus menaruh tas dan berganti pakaian," ucap Litzi lalu melangkah cepat ke walk in closet.

"Litzi, Litzi. Tingkahnya membuatku semakin suka menggodanya," gumam Rex.

Trillionaire tampan itu membuka jasnya, lalu melempar jasnya ke sembarang tempat. Jas hitam itu tergeletak di lantai. Kemudian membuka dua kancing kemejanya, melipat lengan kemejanya sampai siku lalu menghempaskan tubuhnya di ranjang tidur Litzi.

"Apa hakmu hah? Kau bukan Ayahnya juga kakaknya!"

Rex mengacak rambutnya dengan kasar ketika perkataan Erick terngiang-ngiang di telinganya. Rex tak bisa mengendalikan api kemarahannya begitu mendengar lontaran kata-kata Erick tentang apa haknya pada Litzi.

"Litzi adalah milikku! Hanya milikku! Akan ku tunjukan apa hakku padanya. Hakku sebagai pemiliknya!" desis Rex.

Litzi selesai berganti pakaian, ia merogoh tasnya dan mengambil saputangan dengan banyak noda darah itu. Melihat darah, tubuh Litzi melemas. Ia akan mencucinya nanti, jika Rex melihatnya maka ia pasti akan banyak bertanya. Litzi hendak memasukan saputangan kotor itu ke dalam tasnya, namun tiba-tiba saja seseorang mencekal lengannya. Ia mendongak dan tercengang melihat sosok Rex.

"Coba ku lihat!" kata Rex dengan nada sedikit tinggi.

Litzi menunduk dan meneguk salivanya, "Bukan apa-apa."

"Jangan menyembunyikannya dariku, Litzi! Aku lihat dengan jelas saputangan itu!"

Rex berhasil merebut saputangan itu dari Litzi. Ia mengetatkan rahangnya saat melihat noda-noda darah itu. Litzi berdiri dan meremas jari jemarinya, ia terlihat takut. Rex memeriksa sekujur tubuh Litzi, mencari luka di tubuh gadis itu. Raut wajahnya tampak kesal, tapi sebenarnya ia khawatir.

"Darah apa ini, Litzi?!" tanya Rex dengan nada sedikit membentak.

Litzi semakin meremas jari jemarinya, "Aku.. aku--"

"Dimana lukamu? Siapa yang menyakitimu? Jawab, Litzi!" Rex memegang kedua pundak Litzi dengan mencengkeramnya.

Melihat pancaran mata gadis itu yang terbesit ketakutan, Rex mengontrol emosinya lalu menghela nafas.

DIRTY BABY [Rexford Mackenzie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang