DIRTY BABY-58

164K 17.3K 1.5K
                                    

      Masih di kota yang sama, Rex menyewa sebuah villa untuk istirahat. Disana dia tentu tidak sendirian, Litzi bersamanya. Santos, Matt, Sergio dan beberapa orang juga disana untuk mengawasi Erick juga Beth. Litzi mengedarkan pandangannya menatap sekeliling tempat yang begitu asing, sebuah kamar yang serba berwarna putih. Litzi terkejut ketika melihat tangan dan kakinya. Gadis itu berbaring dikasur dengan keadaan terikat borgol berantai.

"Dimana aku? Dimana?" Litzi tampak ketakutan.

Litzi mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Bayangan ketika Rex datang dan memaksa ikut pun terlintas di benaknya.

Apa dia yang membawaku kesini? Bagaimana bisa? batin Litzi.

Litzi langsung melirik pintu kamar saat mendengar seseorang menekan handle pintunya. Pintu itu terbuka dan seseorang mendorongnya. Melihat Rex, Litzi langsung meneguk salivanya dan membeku. Rex yang terlihat segar dan penampilan yang santai, dapat dipastikan ia sudah mandi. Pria itu datang dengan membawa nampan berisi menu sarapan.

"Kebetulan kau sudah bangun. Aku bawa sarapan untukmu," kata Rex dengan tersenyum.

Litzi terus memperhatikannya sampai Rex duduk di sisinya dan meletakan nampannya di atas nakas. Rex mengulurkan tangannya untuk membelai wajah Litzi, dengan lembut ia melakukannya.

"Buenos dias, bebe," ucap Rex.

Litzi diam, tapi dalam hati kekesalannya bergejolak. Ia tak mengerti dengan sikap Rex padanya, ia sulit untuk mengambil kesimpulan apa itu benar Rex apa Rex hanya berpura-pura.

"Kau pucat sekali, sayang. Ku dengar.. kau menolak makan sejak kemarin. Nanti kesehatanmu bisa memburuk, sayang." Rex tampak cemas.

Rex tersenyum, "Aku bawa sarapan untukmu. Aku suapi ya?"

Kau tidak boleh luluh, Litzi! Tidak! Pria ini hanya berpura-pura! batin Litzi.

Litzi memang melahap waffle yang Rex suapi, tapi dia tidak semenurut yang Rex pikir. Gadis itu tiba-tiba memuntahkannya tepat mengenai wajah Rex hingga potongan kecil waffle-nya jatuh. Rex diam dan menatap Litzi dengan ekspresi sedih.

"Kebencian dimatamu, menepis dugaanku bila kau bercanda," kata Rex.

Litzi tersenyum miring, "Aku sangat membencimu, iblis!"

Tanpa Litzi duga, bukannya Rex menunjukan respon marah atau semakin sedih, Rex justru tersenyum dengan ringannya dan mengecup kening Litzi. Rex menempelkan keningnya pada kening Litzi, tatapan mereka saling beradu. Rex menangkup sisi wajah Litzi dengan lembut.

"Kebencianmu kalah dengan cintamu padaku, Litzi. Aku tahu kau masih mencintaiku," bisik Rex.

"Aku tidak mencintaimu. Sekarang dan seterusnya aku akan tetap membencimu. Hanya ada benci dalam hatiku," balas Litzi dengan mata tajamnya.

Rex memundurkan kepalanya dan beralih menangkup kedua sisi wajah Litzi seraya mengelus kedua pipi Litzi dengan ibu jari.

"Kebencian bukan berasal dari hati, tapi pikiran. Kebencian itulah yang merusak akal sehatmu. Kau tidak bisa memanipulasi dirimu sendiri bila cinta untukku masih ada dalam hatimu," balas Rex.

DIRTY BABY [Rexford Mackenzie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang