DIRTY BABY-06

374K 17.8K 1.3K
                                    

     Gadis itu memundurkan sedikit tubuhnya, agar tidak terlalu dekat padanya. Dengan benak penuh tanda tanya Litzi memperhatikan wajah Rex yang tampan. Polosnya trillionaire itu ketika terlelap, pikir Litzi. Gadis blasteran Rusia-Spanyol itu masih bingung dengan dirinya sendiri, mengapa responnya begitu cepat jika trillionaire itu memeluknya. Tiap kali Rex mendekapnya, rasa gelisah dan ketakutannya terhempas begitu saja. Litzi masih ingat betul kejadian semalam, ketika dia di sudut kamar klub saat bertekuk merasakan getaran rasa takut, tiba-tiba saja ia memeluk Rex begitu erat. Padahal biasanya saat ia ketakutan, Litzi hanya mengeluarkan kata-kata takut, tidak dengan memeluk siapapun itu. Tapi ada apa dengannya semalam? Ia memeluk Rex tanpa permisi, Litzi merasa malu dan tidak enak.

Di tambah semalam ketika ia tidur ia berteriak karena mimpi buruk, antara sadar dan tidak sadar ia bisa merasakan seseorang memeluknya. Aroma tubuh yang sudah dikenalinya, mengarahkan seseorang itu adalah Rex. Dan tebakannya itu benar, saat kesadarannya penuh, ia melihat pria itu bersamanya, memeluknya dan mengusap lembut rambutnya. Litzi semakin heran dengan dirinya sendiri, saat Rex tidur disampingnya, amarahnya sama sekali tidak muncul. Litzi merasa aman bila Rex ada didekatnya, sehingga untuk melontarkan kata pergi saja mulutnya seolah-olah terkunci.

Litzi, ada apa denganmu? Dimanakah jawaban itu? Mengapa? batin Litzi bertanya-tanya.

Perlakuan manis Rex melintas dipikirannya. Semalam saat mimpi buruk itu datang, Litzi cukup sulit untuk kembali tidur. Dengan sabar Rex mengeloninya sambil mengelus-ngelus rambutnya. Trillionaire itu menanyakan apakah dia haus, lapar atau menginginkan sesuatu.

Untuk pertama kalinya, aku menemukan orang asing yang begitu perhatian padaku. Ada apa dengan Litzi yang sekarang? Mengapa aku mudah menerima orang asing masuk kedalam kehidupanku? batin Litzi.

Terlihat kedua mata Rex bergerak, Litzi menantikan kelopak mata pria itu terbuka seutuhnya dengan jantung yang berdegup kencang. Nafas Litzi berhenti sesaat ketika Rex tersenyum padanya, ugh! Pagi-pagi dia sudah disuguhi senyum manisnya. Rex tidak menghiraukan ekspresi Litzi yang datar.

"Selamat pagi, Litzi,"" ucap Rex dengan nada serak.

Suara pria itu seksi sekali, batin Litzi.

"Kau bangun lebih dulu dariku. Padahal semalam kau kembali bisa tidur saat sudah larut sekali," ujar Rex. Litzi masih diam.

Rex melirik jam dinding yang menujukan pukul 07:15 AM. Trillionaire muda itu menurunkan satu kakinya ke lantai, seraya menepiskan selimut yang menutupi setengah tubuhnya tadi. Rex berdiri sepenuhnya dan mengulet seraya mengerang. Saat Rex membalikkan tubuhnya ke arah Litzi, saat itu juga  Litzi fokus menatap tubuh proporsional pria itu.

Sial! Kenapa dia suka sekali berpenampilan seksi seperti itu? batin Litzi meremas sprei dibalik selimut yang masih membungkusnya.

"Ada apa dengan ekspresimu?"

Litzi mengerjap dan menggeleng. Kemudian memalingkan wajahnya. Ia merutuk dirinya karena tak bisa mengontrol diri, semoga Rex tidak berpikir macam-macam. Rex tersenyum geli lalu berjalan menuju jendela yang ukurannya cukup besar dan lebar memenuhi dinding kamar. Ia menekan sebuah tombol di dekat jendela lalu tirai itu terbuka secara otomatis. Rex menekan tombol satu lagi, dan jendela dengan beberapa bagian itu terbuka. Udara pagi yang sejuk lantas masuk ke dalam kamar yang suhunya hangat. Mansion trillionaire itu memang difasilitaskan dengan adanya otomatical atau technological. Selanjutnya Rex membuka pintu balkonnya.

"Udara pagi itu sangat bagus untuk tubuh dan ruangan," gumam Rex.

Litzi mengambil posisi duduk, kedua kakinya yang bersila tertutupi selimut. Rex melangkah mendekati Litzi lalu duduk di tepi ranjang.

DIRTY BABY [Rexford Mackenzie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang