12

6K 255 2
                                    

"Halo," seorang laki-laki sedang bersandar di depan bamper mobil sambil menggenggam ponselnya.

Olin terkejut, sejak kapan Devan berada di parkiran kampusnya. "Hai, kamu udah lama?"

Devan melirik arlojinya melihat pukul berapa sekarang, lalu kembali melihat Olin. "Hm, baru sekitar 15 menit yang lalu."

Olin mengangguk. "Maaf ya lama"

"Iya, gak apa-apa."

"Terus kamu mau ngapain ke sini?" tanya Olin risih karena hampir seluruh mahasiswi kampusnya melihat ke arah mereka dan ada pula yang mencuri-curi pandang pada Devan dengan terang-terangan.

Olin melihatnya merasa kesal karena Devan terlihat seperti artis hollywood yang sedang naik daun.

"Hm, seperti yang tadi pagi aku bilang. Aku akan ngajak kamu kesuatu tempat,"

Dahi Olin mengkerut dalam. "Ke mana?"

"Udah kamu ikut aja, nanti juga pasti tau kok"

"Tap–" perkataan Olin terputus saat ada orang lain menyela perkataannya dari belakangnya.

"Hoi Lin," teriak dua orang wanita dengan terengah, ternyata mereka Eriska dan Raina.

Raina dan Eriska terkejut. "Eh, ini Devan ya?" tanya Raina sambil menatap Devan intens, dan yang ditatap merasa risih dengan penglihatan tersebut.

"Iy–" perkataan Devan terpotong oleh pekikan seseorang.

"AARRGGG!, CAPTAIN DEVAN!" pekik Eriska girang.

"Loh lo udah kenal Ris?" tanya Olin bingung.

"Jadi yang bakal dijodohin sama lo Lin ini, Captain Devan? Iya?!" lagi-lagi Eriska bicara dengan lantang membuat semua orang melihat ke arahnya.

Sedangkan Raina diam mematung mendengar ucapan Eriska, dia hanya menyimak perbincangan kedua sahabatnya itu.

"I–iya, kok lo tau Ris? Kapan kenalnya?" Olin kebingungan, dari mana Eriska bisa mengenal Devan?

Raina berbisik di depan telinga Olin. "Ini yang waktu itu gue kasih tau lo pangeran captain gue itu loh, masa lo gak tau sih Lin?" Eriska berbalik tanya geram kepada Olin.

Olin mengingat beberapa hari yang lalu, ia ingat waktu itu Eriska pernah melihat sesuatu di ponselnya. Dia bilang bahwa foto seseorang yang ada di ponselnya itu adalah Pangeran Captainnya yang selama ini ia bangga-banggakan, dan Olin hanya mengabaikannya.

"Oh itu, iya-iya gue inget." Olin mengangguk mengerti sedangkan Raina hanya diam sedari tadi melihat drama yang berlangsung di hadapannya, hingga Olin menyadarkannya.

"Hm Dev, jadi ini sahabat aku. Yang ini namanya Eriska dan ini Raina." ucap Olin memperkenalkan kedua sahabatnya.

Devan mengangguk mengerti, ternyata mereka berdua adalah sahabat Olin. "Oh ternyata mereka sahabat kamu. Saya Devan," ia menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan sahabat Olin.

Eriska yang sangat girang merasa tubuhnya lemas. Ia tidak pernah membayangkan bertemu dengan pangeran Captainnya, dan sekarang ia bisa bertemu bahkan bersalaman langsung dengannya.

Raina pun tak kalah senangnya bertemu dengan pangeran yang sangat tampan. Tampangnya sangat ia inginkan tapi ia harus menjaga jarak bila itu pasangan dari salah satu sahabatnya.

"Ya udah kalau gitu, kita berdua permisi dulu ya." ucap Devan sambil menggandeng tangan Olin.

Raina dan Eriska yang menyadari bahwa Devan menggandeng tangan Olin pun saling bertatap dan tersenyum miring penuh arti. "Ekm, tangan gue di gembok nih Rai. Gak bisa di lepas nih, kayaknya harus di bawa ke tukang las biar bisa di lepas." goda Eriska.

PRINCE PILOT [END]Where stories live. Discover now