06

9.4K 425 13
                                    

Sekarang baik Olin dan Devan sudah terlihat lebih baik. Olin dengan pakaian Sheila yang masih anak remaja, nampak semakin terlihat muda dari umurnya.

"Hey sweety, sudah selesai?" tanya Raline saat melihat Olin datang menghampiri mereka.

Olin tersenyum dan mengangguk. "Sudah, Mom."

"Kamu sudah bertemu dengan Sheila, Olin?" tanya Dyan yang diangguki Olin.

Tiba-tiba ada suara yang mengalihkan atensi mereka semua. "Iya, Ma, tadi aku udah bertemu sama Kak Olin. Ah ternyata benar dia sangat cantik seperti dugaanku." Sheila datang dengan wajah berbinarnya.

"That's right, Shei. Kan Mama sudah bilang dia sangat cantik,"

Dyan merangkul Olin menuju sofa sedangkan yang dipuji hanya bisa menutupi rasa malunya dan juga kenapa tiba-tiba wajahnya memanas.


Alex tertawa. "You're so cute, Sweety. You're blushing now."

Olin benar-benar merasa malu dan ia hanya bisa merengek tidak peduli sedang bersama siapa ia sekarang. "Daddy...."

Mereka yang berada di sana tertawa, bahkan Alex yang paling terbahak melihatnya.

''Lucu sekali dia jika sedang malu seperti itu,'' gumam Devan dalam hati.

Entah perasaan apa ini, sepertinya Devan benar-benar menyukainya. Menurutnya Olin unik dan ajaib, karena ia jarang menjumpai perempuan seperti dia.

Kurasa aku sudah jatuh dalam pesonamu nona Caroline Vyane.

- - -

Setelah dirasa cukup malam, keluarga Alex berpamitan pulang dengan sedikit memaksa karena Dyan dan Kevin bersikukuh membujuk mereka untuk menginap di rumahnya dengan beralasan hujan yang cukup deras.

Tapi, bukan keluarga Maurer namanya bila tidak keras kepala dan mempunyai seribu bahkan sejuta alasan yang sepertinya sudah mendarah daging.

Kebetulan saat nereka hendak pulang, hujan yang tadinya deras, langsung mereda. Jalanan kota cukup lenggang, dan ya karena sudah malam juga.

Sesampainya di depan gerbang, Alex menglakson memberi tanda agar satpam yang berjaga di rumah membuka pagar bercat hitam yang menjulang tinggi itu.

Setelah Pak Satpam membuka pagar itu, Alex langsung menjalankan mobilnya masuk ke pekarangan rumah dan memakirkannya di garasi. Tidak lupa mengucapkan terima kasih setelahnya.

"Mom, Dad, aku kemar duluan ya," pamit Olin pada orang tuanya.

Raline dan Alex mengangguk dan tersenyum. "Okay, Sweety,"

Ia turun dari mobil menuju kamar untuk beristirahat, karena tubuhnya merasa kedinginan setelah terkena air hujan tadi.

Tidak butuh waktu lama, Olin sudah terlelap masuk ke alam mimpi. Entah apa yang dimimpikannya, senyum kecil terbit di ujung bibirnya.

- - -

"Olin,"

"Sayang...."

"Sweety...."

"Come on, Sweety. Wake up now!"

Merasa tidurnya tidak nyaman, Olin menggeliat kesal karena diganggu oleh seseorang yang tak lain adalah Mommynya.

PRINCE PILOT [END]Where stories live. Discover now