Chapter 72 -Pertarungan Siasat

Start from the beginning
                                    

"Kenapa harus setiap 10 menit, Jenderal Ok? Itu akan membutuhkan waktu yang sangat lama jika menghitung banyak orang yang harus kau cambuk!"

"Dan kami akan merasa sangat bosan. Seharusnya kau membuat pertunjukan yang lebih seru dan menegangkan, Jenderal Ok!"

.

.

Suara sinis penuh sarkasme yang tiba-tiba saja menyela seruan keras Ok Taecyeon sontak mendorong jenderal perang yang sedang menahan emosinya itu menoleh kearah pintu penghubung antara istana sang kaisar dengan Ares. Disana sudah berdiri kedua Pangeran Jung yang sedang menyeringai lebar dengan sejumlah pengawal Hades yang selalu berekspresi dingin.

Jung Chansung terkekeh melihat tatapan tajam dan membunuh yang diarahkan jenderal kesayangan sang kaisar pada mereka. "Jangan menatap kami seperti itu, Jenderal Ok. Kami datang untuk membantumu atas perintah sang kaisar yang saat ini masih berada di Ares karena walaupun sudah sadar namun kondisi Pangeran Jaejoong masih begitu lemah dan butuh istirahat."

Sopan santun tak tercela yang ditunjukkan Chansung pada Jenderal Ok itu memang disengaja. Mereka harus bisa mengalihkan perhatian jenderal perang itu untuk beberapa menit sementara Changmin berusaha memberi isyarat pada Seulgie yang berlutut tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Maaf jika anda merasa tersinggung dengan tatapan saya tadi. Itu tidak akan pernah terulang lagi dan tentu saja, saya sangat senang karena anda berdua mau meluangkan waktu untuk membantu!"

Jawaban diplomatis itu sama sekali tidak membuat Chansung terkesan,"Tidak masalah. Kau tentu tahu jika kami ini sangat pemaaf!"sindir salah satu adik Kaisar Jung itu telak pada Taecyeon yang sudah menggeram pelan. "Jadi, apa kau sudah menemukan atau mencurigai satu dua orang yang mungkin saja menjadi dalang dari peristiwa keracunan sang pangeran?"tanya Chansung dengan nada penasaran seraya melirik sekilas pada Changmin yang mengangguk pelan padanya.

"Belum. Panglima Oh masih terus menyelidiki dapur dan juga setiap pavilliun bersama sejumlah prajurit." wajah lelah Ok Taecyeon terlihat jelas saat menjawab pertanyaan krusial dari kedua Pangeran Jung yang sepertinya akan membuat ulah baru.

"Kalau begitu sebaiknya hukum cambuk itu segera dimulai, Jenderal Ok karena aku yakin rasa sakit akan mendorong mulut yang tertutup itu segera berkicau!"usul Jung Changmin seraya memasang wajah serius sebelum tiba-tiba berbalik dan memberi perintah mengerikan pada pengawal Hades yang terkenal kejam. "Seret semua dayang dan selir ke depan! Berikan mereka masing-masing 10x cambukan!"

Rahang Taecyeon mengeras, dia tidak mungkin membiarkan kedua pangeran muda itu bertindak brutal yang akan membuat masalah semakin rumit,"Anda tidak bisa melakukan itu, pangeran! Tunggu sebentar saja, mungkin ada yang akan bicara setelah mendengar ancaman cambuk itu!"desisnya tajam sambil menghalangi langkah Jung Changmin dan para pengawalnya.

"Kenapa tidak bisa? Bukankah kau ingin menemukan pelakunya? Cara yang kau gunakan terlalu lunak Jenderal Ok!"herdik Changmin tak kalah tajam, matanya memberi isyarat pada pengawal Hades yang sudah memegang cambuk.

Dalam sesaat halaman Apollo kembali dipenuhi jeritan kesakitan dan tangis histeris dari semua selir maupun dayang yang diseret paksa oleh pengawal Hades. Mereka semua diikat pada tiang-tiang yang memang sudah dipersiapkan dan langsung mendapatkan cambukan keras begitu Pangeran Jung Chansung menganggukan kepalanya.

"Tolong...Hikss....Tolong jangan cambuk! Arrrghhh......"

"Hiksss...Lepaskan aku! Jangannn!!"

"Ampuni kami...Arghhh....Kami mohon ampun Pangeran...."

Hukuman sadis itu membuat mata Permaisuri Lee terbelalak tidak percaya dengan firasat buruk yang semakin menghantuinya sedangkan Jin Hee sudah menangis takut. Didepan mereka sekarang para selir dan dayang sedang menggeliat hebat di tiang cambuk karena menahan rasa sakit mengerikan dari setiap lecutan cambuk yang mendera kulit halus mereka. Para pengawal Hades itu tidak memperlihatkan ekspresi simpati sedikit pun saat mendengar teriakan, air mata dan bahkan permohonan para selir dan dayang.

APOLLO AND ARTHEMISWhere stories live. Discover now