Bab 5 - Notifikasi yang Dinanti

Mulai dari awal
                                    

"Kalau itu berarti pakaian syar'i, berarti jawabannya iya," jelas Raf.

Hening beberapa saat. Di detik selanjutnya, Raf mengembuskan napas pelan. Ia selalu bingung bagaimana menjelaskan keinginannya kepada Ima. Pemikiran Ima terlalu tertutup. Ucapan Raf hanya dianggap angin lalu. Perubahan Raf dianggap terlalu berlebihan.

"Raf nggak mau mengecewakan Ibu, tapi Raf juga nggak bisa menuruti permintaan Ibu soal masalah pernikahan. Jadi tolong ... untuk masalah pernikahan, Ibu percaya sama Raf, ya?"

"Satu bulan," kata Ima setelah terdiam cukup lama, "kalau nggak ada perempuan yang kamu kenalkan kepada Ibu sebagai calon istri, kamu harus menikah dengan Ayu."

Raf menutup mata seraya menghembuskan napasnya pelan. Bagaimana bisa dalam satu bulan ia mengenalkan seorang perempuan kepada ibunya? Namun laki-laki itu mengangguk kecil, merasa yakin bahwa hal itu bisa dilakukannya dengan mudah. "Insya Allah, Bu," balas laki-laki itu pada akhirnya. "Raf harus melanjutkan pekerjaan. Raf tutup ya, Bu. Assalamu 'alaikum."

Setelah menutup telepon dari ibunya, Raf langsung membuka WhatsApp untuk menghubungi Aji-murabbi atau ustadz yang membimbingnya dalam kajian intensif setiap pekan. Raf akan menanyakan kelanjutan CV ta'aruf yang tempo hari ia berikan kepada Aji meskipun belum tahu akan ditujukan kepada siapa CV itu.

Raf mulai mengetikkan pesan.

Rafaz Malik
Assalamu 'alaikum, Kang Aji. Maaf mengganggu waktunya, Kang. Raf mau nanya perihal CV ta'aruf. Sudah ada akhwat yang siap menikah, Kang?

Tidak lama, Aji memberikan balasan.

Kang Aji
Wa'alaikumussalam, Raf. Pas banget antum chat Akang sekarang. Tadi dapat info dari istri, katanya beliau kenal akhwat yang sudah siap menikah. Sekarang lagi kuliah semester enam di UNPAD. Antum nggak apa-apa kalau calonnya masih kuliah? Insya Allah beliau salihah. Aktivis kampus juga. Kalau Antum oke, CV antum Akang kasih ke istri, biar dibawa pas besok ke kampus. Nanti CV akhwatnya juga dibawa sama istri Akang. Gimana?

Raf tidak tahu apa yang dirasakannya. Hatinya sedikit bergetar, tapi hanya sekilas saja. Bibirnya juga sempat tersenyum, tapi hanya beberapa detik saja. Ia merasa wajahnya menghangat, tapi hanya sekejap saja. Namun, ketika Raf mengingat ultimatum ibunya untuk segera mendapatkan calon istri dalam waktu satu bulan, Raf mulai mengetikkan balasan.

Rafaz Malik
Nggak masalah, Kang. Jazakallah khair sudah jadi perantara ana.

Setelah mengirimkan pesan tersebut kepada Aji, notifikasi direct message instagram muncul di layar gawai Raf. Biasanya, Raf akan mengabaikan pesan-pesan yang masuk ke direct message instagramnya-terutama jika pesan tersebut dikirim oleh perempuan. Akan tetapi, setelah ia melihat sekilas pesan yang masuk ke instagramnya, Raf tidak bisa menahan diri. Ia segera membuka pesan tersebut. Isinya sepuluh pesan beruntun dari akun instagram @kaleacamilia

kaleacamilia

Asslamu 'alaikum, Kak Rafaz! Ini Kalea, yang tadi ketemu di damri.

Inget nggak?

Yang bareng sama Raelesha.

Kak Rafaz kenal Rae?

Saya temen dekatnya Rae.

Sahabat malah!

Kalau nggak percaya cek postingan saya aja, Kak! Banyak foto sama Rae.

Kita satu kampus bahkan satu fakultas plus UKM!

Btw tadi di bus saya ngeliat Kak Rafaz natap Rae-nya nggak selow. Terpesona ya? Mau saya salamin?

Saya bersedia ngasih info tentang Rae, Kak! Gratis! Asal followback.... hehehe.

Raf tidak pernah melihat akun instagram perempuan kalau bukan seorang ustadzah yang ia ambil ilmu dari unggahannya. Tapi saat ini, jemari Raf tergerak membuka profil Kalea hanya untuk memastikan apakah benar bahwa Kalea mengenal Rae dengan baik. Ibu jari Raf menyentuh postingan terbaru Kalea. Di foto itu, Raf benar-benar melihat gambar diri Rae-persis menggunakan baju, kerudumg, dan cadar yang tadi ia lihat di bus kota.

Perasaan itu hadir lagi. Hati Raf bergetar. Itu adalah getar yang sama seperti yang ia alami di kereta dan di bus kota. Raf mengetikkan balasan kepada Kalea.

rafkavindra

Wa'alaikumussalam. Terima kasih sebelumnya. Saya memang pernah bertemu Rae sebelumnya. Bisa saya meminta kontak kamu untuk bertanya beberapa hal penting?

Setelah mengirimkan balasan kepada Kalea, Raf kembali membuka Whatsapp-nya. Ia mengetikkan pesan singkat kepada Aji.

Rafaz Malik:

Kang Aji, maaf. Sepertinya Raf nggak jadi tukeran CV sama kenalan akhwat istrinya Kang Aji karena Raf sudah menemukan calon Raf sendiri.

Catatan Cand:

Setelah tadi aku re-write dan buat outline baru, bab pemberhentian terakhir sampai bab 60. Warbyazah Mas Raf ini.

Tapi, babnya akan sependek ini aja. Di proses revisi ini, aku justru menghapus beberapa bagian dan menambahkan beberapa detail.

Nggak sabar ketemu Lubna... hehehe.

Pemberhentian Terakhir [Published]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang