Epilog

3.3K 90 3
                                    

"Kita akan selalu bersama. Sampai kapanpun."

-Raka Zaidan Alfero-

~ ~ ~

Jangan lupa untuk vote dan komentarnya sebelum membaca yaa :)

~ ~ ~

Happy Reading...

Selamat membaca kisah akhir cerita cinta Maura dan Raka🤗

5 tahun kemudian

"Satu..."

"Dua..."

"Tiga..."

Suara itu membuat Irren dan Arrel cepat-cepat bersembunyi, mereka sedang main petak umpat dan mereka harus secepatnya mencari tempat persembunyian yang pas.

"Kak Ren, aku di situ ya," Arrel menunjuk suatu tempat, dibawah tempat tidur.

"Yakin kamu mau disitu? Banyak sarang laba-laba lho" Ucap Irren di balik pintu kamar mama dan papanya.

"Se-puluh..."

Seruan itu membuat Irren dan Arrel bersiap-siap dan berdoa agar tidak ketahuan.

"Aku udah hitung sampai sepuluh ya, Kak Irren, A'a Arrel, aku datang!"

Arrel dan Irren kebingungan, padahal mereka sudah mencari tempat yang menurut mereka sudah pas.

"Daripada Kakak disitu, kepentok pintu aja baru tau rasa" Celetuk Arrel.

"Udah, ssttt" Irren menempelkan jari telunjuk di mulutnya, "nanti ketahuan, mata Arish kan jeli banget"

Beberapa menit suara Arish makin terdengar.

Pintu terbuka, membuat Irren yang berada di belakangnya, terlonjak kaget, untung saja dia tidak berteriak. Arrel yang melihat dari bawa kasur hanya tertawa pelan melihat ekspresi kaget Kakak Kembarnya itu.

"Kak Irren, A'a Arrel, kalian kemana sih, jangan tinggalin Arish," Suara anak kecil berumur tiga tahun itu terdengar parau, Irren sebenarnya kasihan, tapi bagaimana ya. Mereka kan sedang bermain petak umpat.

Pintu kamar tertutup kembali, Irren lega ketika adik kecilnya tidak melihatnya sedang bersembunyi di balik pintu.

"Rel, kasihan Arish, entar dia ngadu ke Mama kalau kita hilang gimana?"

Tidak ada balasan dari Arrel, Irren penasaran kenapa Arrel tidak membalas pertanyaannya.

"Rel," Panggil Irren.

"Farrel Charlos Alfero?" Irren memeriksa bawah tempat tidur. Ia tidak dapat menemukan Arrel.

"Arrel kamu dimana?" Irren mencari Arrel ke segala sudut kamar Mama Papanya.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya membuatnya bergidik ngeri. Saat ia ingin membalikkan badan, orang itu memasang muka konyolnya.

"Arrel!" Irren mendorong bahu Arrel.

"Aw sakit" Arrel merintih, "tapi bohong" dan lagi-lagi memasang muka konyol tepat dihadapan Irren.

Irren melipat kedua tangannya dan menatap Arrel dengan tajam, "aku mau cari Arish, kasihan dia"

Ketika Irren ingin berdiri, Arrel menarik tangannya dan mengajaknya mengumpat dibawah tempat tidur ketika pendengaran Arrel menangkap suara hentakan kaki.

"Ssttt, aku curiga itu Arish"

Dan ternyata benar, saat Arish membuka pintunya ia bergumam, "bukannya tadi disini ada suara berantem"

MAURAKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang