BAB 47 (Neva dan Veli)

1.5K 69 0
                                    

"Bahagia bersama keponakan, tidak sebahagia bersama-mu"

-Maura Veyra Marista-

~ ~ ~

Jangan lupa untuk vote dan komentarnya sebelum membaca yaa :)

~ ~ ~

Happy Reading...

Tujuh bulan kemudian...

Maura telah lulus dan ia akan melanjutkan S1nya masih bertempat di Jogja. Karena hari ini adalah hari libur nasional, Maura menyempatkan diri untuk pergi mengunjungi rumah mamanya, di Jakarta.

Maura pergi menggunakan kereta, di perjalanan ia tak sabat bertemu dengan Neva. Keponakannya, yang pasti ia sudah besar.

Ia sudah buang jauh-jauh soal Willy, selama itu Willy tidak memunculkan batang hidungnya. Maura berfikir, mungkin ia butuh menyendiri selama beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun.

Buku itu masih Maura bawa. Bahkan sekarang ia sedang bernostalgia dengan buku itu yang menyimpan kenangan berharga dalam hidupnya.

Suara dari speaker membuat Mauta menutup buku itu dan ia sibuk membereskan sisa-sisa makanan yang habis semalam ia makan. Lalu ia bergegas keluar gerbong kereta setelah kereta itu berhenti.

Tanpa ia percaya sekarang telah sampailah dia di Jakarta.

Ia merasa seperti ada seseorang yang memanggilnya.

"MAURA!" Panggil orang itu.

Maura merasa sangat mengenali pemilik suara itu.

Tiba-tiba bahunya di tepuk seseorang.

"Ya ampun, Bang Deva ternyata, kaget tau, gue kira lo itu penculik" Ucap Maura dengan wajah yang masih ketakukan.

"Mana ada yang mau nyulik lo" Maura kaget saat tiba-tiba Deva menarik tangannya "Neva udah nunggu dari kemarin tuh, dia pengen main sama lo"

Setelah sampai di tepat di pintu mobil dan saat Maura ingin membuka pintunya, Maura kaget.

"TANTE MAURA!" Tiba-tiba Neva memeluk Maura dengan penuh semangat.

Ya ampun untung gue gak punya riwayat penyakit jantung. Batin Maura.

Deva dan Loren langsung tertawa melihat tingkah laku buah hati mereka.

"Va, Neva. Udah sayang, kasihan Tantenya tuh gak bisa napas" Ucapan Loren membuat Neva melepaskan pelukannya.

"Maafin Neva ya, Tante"

"Gak, apa-apa" Maura mengacak rambut Neva lalu ia duduk dan menutup pintunya.

Mendengar suara tangisan bayi ketika bangun membuat Maura kaget. Dan dua detik kemudian ada seseorang yang berhasil menghentikan suara tangisan itu.

"Suara siapa?"

Pertanyaan polos Maura membuat Deva dan Loren yang berada di depan pun tertawa.

"Neva kamu bikin suara nangis ya?" Tanya Maura polos.

Neva menggeleng "enggak kok Tan"

"Terus suara siapa?" Maura mengatakan lagi "jangan-jangan..."

Maura langsung mengecek keadaan bagasi mobil.

Ia tidak menemukan bayi atau apapun yang menyebabkan suara tangisan bayi, yang ada disana hanya tas gendong milik Maura dan beberapa barang milik Deva.

MAURAKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang