BAB 21 (Move on)

2.6K 111 0
                                    

"Mencoba mengikhlaskan kejadian kemarin dan memulai dari awal kembali"

-Maura Veyra Marista-

~ ~ ~

Jangan lupa untuk vote dan komentarnya sebelum membaca yaa :)

~ ~ ~

Happy Reading...

Kicauan burung membangunkan Maura dari tidurnya, ia segera mandi dan sarapan di lantai bawah.

"Ra, makan yang banyak ya" Maura mengangguk melihat banyak nya nasi beserta lauk pauk yang mamanya siapkan dan sudah tersedia di piring tepat di depannya.

"Ih, mama ini kebanyakan" Maura ingin mengurangi nasi yang menurutnya kebanyakan, padahal itu biasa-biasa saja, tidak kebanyakan dan tidak kelebihan.

Saat ia ingin mengembalikan nasi ke mangkuk yang berisi nasi, sebuah tangan memegang tangan Maura dan ternyata itu Deva "jangan dikurangin, entar lo kenapa-kenapa"

Maura mengurungkan niat untuk mengembalikan nasinya, ia kembali makan dengan rasa tak napsu.

Ia diantar Deva menuju sekolahannya, Deva melihat Maura dengan tatapan kasihan.

"Ra, entar kalau ada apa-apa telepon gue aja ya" Maura mengangguk dan mencium punggung tangan Deva.

Maura melangkahkan kakinya menuju lift. Ia hampir lupa kalau sekolahnya mempunyai lift, saat sampai di lantai dua Maura segera menuju kelasnya.

Terlihat teman-temannya sedang mengobrol dan mengajak Maura berbicara.

"Hai Ra, pagi-pagi muka lo udeh gabut aja"

"Lo abis bangun tidur ya Ra?" Maura menggeleng.

"Lo kenapa Ra?" Tanya Alicia teman sebangku nya, Maura menjawab "gapapa"

Maura mendengarkan Adriana bercerita katanya Adrian menjadi sosok yang berubah saat kemarin pulang sekolah.

"Tau gak sih, Bang Iyan jadi berubah kayak power rangers tau, masa dia jadi malas-malasan dan jarang banget keluar kamar. Sekalinya keluar palingan kalau ada teman-temannya datang" Adriana bercerita tidak merasa bersalah karena Adriana memang belum tau apa yang terjadi kemarin dengan Maura dan Adrian.

"Ini apa ada hubungannya sama lo Ra?" Tanya Alicia pelan-pelan melihat Maura dengan tampang tidak ceria.

Biasanya Maura ceria, dan ini tidak. Sampai kelas tadi Maura langsung meletakan wajahnya di atas meja.

"Lo cerita aja Ra sama kita-kita" Maura tersenyum dan akhirnya bel masuk berbunyi "yaudah nanti pas istirahat aja, Ra" Maura mengangguk.

Bel istirahat berbunyi tiga kali, semua murid kelas X IPA 2 keluar meninggalkan kelas dan mulai menuju kantin. Maura tau ia masih ada hutang karena ia belum cerita kejadian kemarin.

Teman-teman Maura siap mendengarkan Maura bercerita apa yang terjadi.

Maura menghela napasnya dan mulai bercerita "Jadi, lo gak tau, kalau Abang lo itu mutusin gue?"

MAURAKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang