BAB 48 (Salah masuk ruangan!)

1.4K 70 5
                                    

"Jadi trauma sama ruangan mayat, suka parnoan sendiri dengar kata 'hantu'"

-Maura Veyra Marista-

~ ~ ~

Jangan lupa untuk vote dan komentarnya sebelum membaca yaa :)

~ ~ ~

Harus siap mental ya, baca part ini wkwkwk👻

Happy Reading...

Lima tahun kemudian...

Maura sibuk menulis penyakit yang diderita para pasiennya. Dan hal yang Maura lakukan sekarang adalah menulis penyakit seorang anak yang tepat berada dihadapan Maura.

"Silahkan naik di sana" Maura menyuruh anak itu untuk berbaring diatas tempat tidur yang telah disediakan.

Kini ia sudah bekerja di salah satu rumah sakit di daerah Bogor, bekerja menjadi dokter anak. Salah satu pekerjaan yang sangat ia inginkan sejak SD.

"Buka mulutnya" Anak kecil itu segera membuka mulutnya, Maura melihat rongga-rongga mulut anak itu dengan senter yang selalu ada di ruang kerjanya.

Maura menyorot senternya "Wah amandelnya udah gede nih" lalu ia mematikannya dan menyuruh anak itu turun dari tempat tidur.

Maura duduk di kursi dan berbicara kepada ibu sang anak.

"Anak saya batuknya berdarah kenapa ya dok?"

"Ya kemungkinan karena anak ibu batuknya terlalu kencang dan terlalu sering, jadi rongga-rongga ternggorakan bergesekan dan disitu luka. Tadi saya juga lihat amandelnya gede bu, anak ibu susah untuk nelan makanan ya?" Maura nampaknya menulis sesuatu di kertas khusus pasiennya itu. Menulis dengan tulisan ala-ala dokter yang hurufnya aneh.

"Ya begitulah dok"

"Anak ibu terkena radang" Mata Maura beralih kepada anak yang sedang duduk sambil menunduk tepat di sebelah ibunya "pasti kamu sering minum es sama makan makanan yang berwarna ya?"

Anak itu diam tak menjawab.

"Gak usah takut sama dokter, dokter juga pernah ngalamin hal yang sama kayak kamu kok"

Maura tersenyum kepada anak kecil itu dan anak kecil itu mengangguk membebarkan kalau anak itu benar minum es dan makan makanan yang banyak mengandung perwarna.

"Kamu mau sembuh kan?"

Anak itu mengangguk lalu menatap Maura dengan antusias.

"Pantangannya jangan makan gorengan ya, jangan minum es dulu, sering-sering minum air hangat. Dijaga kondisinya, musim kayak gini lagi banyak yang kena penyebaran penyakit. Kalau kamu bersin atau batuk, tutup ya mulut kamu, biar orang lain gak tertular"

Anak kecil itu nampak mengangguk dengan malas. Mungkin karena setiap ia sakit itu, dikter akan selalu menyebutkan pantangan makanan dan minuman yang harus ia hindari.

"Nanti saya kasih obat antibiotik, batuk, flu, demam sama obat pereda sakit di tenggorokannya" Maura menulis di kertas itu lagi, setelah itu ia tersenyum kepada ibu dan anak itu "silahkan ditunggu obatnya ya bu"

Ibu itu tersenyum membalasnya "makasih dok"

"Cepat sembuh ya dek"

Anak itu tersenyum sambil melambaikan tangannya dan Maura pun membalas dengan lambaian tangannya juga.

Waktunya makan siang. Maura membuka bekal yang dibawakan oleh Dhea, Dhea tidak ingin anaknya jajan di luar karena musim sekarang banyak orang yang sakit-sakitan.

MAURAKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang