BAB 52 (Maura vs Raka)

1.7K 77 0
                                    

"Adanya dirimu dalam hidupku, membuat cerita kita hidup"

-Maura Veyra Marista-

~ ~ ~

Jangan lupa untuk vote dan komentarnya sebelum membaca yaa :)

~ ~ ~

Happy Reading...

"Masuk aja Ka"

Ketukan pintu membuat Maura mengenali siap orang yang mengetuknya, ia yakin itu Raka. Karena ia mengajaknya bermain malam ini.

Raka membuka pintunya, terlihat disana dua PS dengan kabel yang lumayan panjang.

"Nih kamu pegang" Raka memberikan stick PS kepada Maura.

Maura menerimanya, meminta Raka duduk di sofa, seraya Raka memasangkan kabel yang menghubungkan antara stick PS dengan televisi, ia membuat minuman yang membuat suasana malam menjadi lebih bermakna.

Setelah Maura kembali, Raka sudah siap dengan stick PSnya. Ia menyuruh Maura duduk disebelahnya.

"Main GTA yuk!" Ajak Raka seraya menaik turunkan alisnya yang lumayan tebal dibandingkan alis Maura.

"Aku gak tau caranya"

"Katanya jago, masa gak tau GTA sih" Celetuk Raka.

"Aku tuh waktu kecil main PS ya cuma permainan gitu-gitu aja, yang kayak singa ngelompatin lingkaran yang ada apinya di arena sirkus, palingan itu doang. Kalau lawan sama Bang Dev ya, dia ngajakin main bola, pertama kali main sih diajarin sama dia, sempet menang yang dia kewalahan itu. Tapi aku udah lupa caranya, saking lamanya gak megang stick PS"

Raka tertawa pelan.

"Kita udah kerja gak apa-apa main beginian? Ini kayak mainan anak kecil lho" Ucap Maura polos.

Kini Raka tertawa lagi, "enggak kenapa-kenapa Ra, almarhum ayah aku pernah main beginian lawan aku"

"Oh gitu, hehe, yaudah"

"GTA nih?" Tanya Raka yang sudah siap ingin menekan permainan GTA dengan stick PS yang ia pegang dengan kedua tangannya.

"Ajarin tapi" Balas Maura dengan cengiran khasnya.

Raka mengangguk lalu mengacak rambut Maura.

Pintu balkon yang sengaja Maura buka membuat hawa dingin memasuki kamar, hempasan angin membuat suasana menjadi lebih tenang dan nyaman.

Hampir satu jam mereka bermain, ternyata setelah diajari Raka, Maura langsung menang. Raka merasa senang juga kecewa. Senang karena ia mengajari Maura dan akhirnya Maura menang, kecewa karena ia kalah melawan Maura.

"Yaahh kalah!" Maura menjulurkan lidahnya berulang kali meledek Raka.

"Kamu tuh ya," Raka menggelitiki pinggang Maura, Maura kewalahan sendiri, ia terbahak-bahak sampai mengeluarkan air mata. Beberapa kali ia menyuruh Raka berhenti, Raka malah makin-makin menggelitiki pinggangnya.

"Raka, geli!" Beberapa kali Maura mencoba mengelak, tetap saja, Raka selalu mencari cara agar bisa menggelitiki pinggangnya.

Cukup lama Raka menggelitiki Maura, sampai Raka akhirnya lelah dengan sendirinya, "aku kasihan sama kamu, muka kamu merah gitu, air matanya juga keluar mulu, aku gak tega"

Maura kini malah berjalan menuju balkon, menikmati pemandangan kota Singapura dari atas balkon kamarnya. Cahaya lampu yang indah, bagaikan cahaya bintang di atas sana. Kepala Maura bertumpu dengan kedua tangannya, seraya menikmati pemandangan malan.

MAURAKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang