Ch.55 - Ello Menghilang II

2.3K 127 13
                                    

Kesalahan terbesarku:
saat tak benar-benar mengakui bahwa kau adalah saudaraku.

_0_


Tante menelpon, Awa mencoba membesarkan hati Tante, dia meyakinkan Tante bahwa Ello akan baik-baik saja. Padahal dirinya sendiri bergejolak karena takut. Walupun Ello jago karate, tapi tetap saja sesuatu yang buruk bisa terjadi padanya.

Bergantian panggilan masuk di ponsel Awa, teman-teman Ello menanyai Awa, termasuk Venya. Tapi Awa tak tau dimana keberadaan Ello. Semuanya sangat membingungkan, mencemaskan dan meresahkannya. Jantung Awa berdebar-debar.

"Ello, Lo dimana sih?" Ucapnya lirih.

Quimby memegang tangan Awa.

"Wa, gue yakin Ello baik-baik aja. Awa jangan cemas ya"

"Kemana lagi harus cari Ello, by? Gue selama ini selalu cuek sama dia. Gue aja nggak inget kapan terakhir ketemu dia, masih pantas gue disebut sodara Ello?" Awa memejamkan matanya.

Quimby memeluk Awa dan berucap:

"Mau gimana pun Awa tetep sodara Ello. Wa, Kita belum ke apartemen Ello, bisa jadi dia disana."

"Baiklah, kita kesana", katanya pelan.

Segera Awa dan Quimby ke apartemen Ello yang lokasinya tak jauh dari kampus.

"Awa sebelumnya pernah ketempat Ello ?"

"Pernah, dulu ama Tante semester 2 apa 3"

Quimby melongok apartemen mewah yang menjulang ke langit. Kalo Quimby menaksir harganya mungkin mendekati 100juta/meternya, secara bintang lima.

"Wah... Ello beneran tinggal disini, Wa?" Menunjuk bangunan 30 lantai didepannya.

"Iya by, ayo kita naik"

"Lantai berapa?" Tanyanya lagi.

"Sebelas" Awa duluan melangkah.

Dengan tergesa-gesa, mereka langsung memencet tombol 11 di dinding lift. Sepersekian detik, mereka telah sampai ditujuan.
Hanya mereka berdua yang keluar dari lift.

"Kanan!" Perintah Awa.

"Mmm... Kalo nggak salah tiga dari ujung deh" Awa mengembalikan memorinya.

"Bener Wa?" Quimby ragu.

"Percaya gue aja" tetap pandangan lurus kedepan.

Didepan kamar, Awa memegang kunci pintu digital.

"Passwordnya Wa?"

"Lo tenang dulu, gue mau mikir." Bantahnya.

Perlahan-lahan Awa menyentuh pintu digital touchscreen. Dia memasukkan empat digit angka.

Tiiit!

"Salah Wa!" Ujar Quimby.

Awa menggigit bibirnya, "duh, apa ya?  setau gue passwordnya kemaren ya itu."

"Coba tanggal lahir Ello" usul Quimby.

Awa spontan memasukkan angka kelahiran Ello.

Tiiit!

"Ya Allah, nggak itu juga. Tolong Ya Allah... Satu kesempatan lagi." Awa memohon.

Quimby memegang dagunya, "Wa, jangan-jangan birthday Awa." Dengan antusias.

Aku Bukan Dokter [SELESAI]Where stories live. Discover now