Ch.2 - Micoo

8.2K 311 6
                                    

Di kampus

Ring ...

Ring ...

Ring ...

"By, tablet Mommy ketinggalan di mobil kamu, anterin ke airport sekarang juga! Buruan ya, 30 menit lagi mesti check in" suara dari sebelah.

"What??? Setengah jam lagi, nggak keburu kali, Mom" Quimby melirik jam tangan bulatnya.

"Semua desain produk baru ada di tab itu, cepetan anak Mommy yang cuantik"

"Iya iya Mom" dengan terpaksa.

"Hati-hati by sayang", Mommy mengakhiri panggilannya.

"Ada apa by?", Awa keheranan melihat sobat karibnya.

"Kita mesti nganterin tabnya Mommy yang ketinggalan".

"Ke airport?" tanya Awa.

"Iya Wa, abis mau kemana lagi? Ke stasiun? emangnya naik kereta bisa langsung nyampe Paris?"

"Kalo gitu, gue aja yang nyetir, biar cepet" usul Awa.

"Nggak usah, makasih Wa, gue aja, he ... he ..." senyuman paksa tergores diwajahnya.

"Lo mau cepet nyampe ato mau kena marah ama nyokap lo?" Awa memberikan pilihan.

"Mau cepet" jawab Quimby dengan wajah cemberut.

"Ya udah, ayok gantian!"

Quimby menepikan mobil, sekarang mobil Mini Cooper berwarna elektric blue metalicnya dikuasai Awa.

"Kencangin sabuk pengaman lo!" Ucap Awa lekas.

"Wa, jangan buru-buru ya, sayang ama Micoo (panggilan Quimby untuk mobilnya)". Lalu dia mengelus lembut jok mobil.

Tapi Awa tak peduli.

"Are you ready?" Pertanyaan angkuh Awa sambil memegang setir mobil mungil.

Quimby mengangguk ragu.

Kemudian Awa melaju mobil dengan sangat kencang.

"Wa ... Wa sabar". Quimby mulai khawatir, dia melihat odometer yang sudah mencapai 130km/jam. Besar peluang mobil akan melaju lebih kencang lagi.

"Rajwa ... Rajwaaaa ..." Ucapnya lirih.

"Ya Allah ...
Ampuni Quimby,
Quimby banyak dosa,
Quimby blum siap dipanggil,
Quimby blum sarjana,
blum jadi dokter anak,
blum merried juga".

Mulutnya berkomat-kamit tiada henti, matanya terpejam, kedua tangannya memegang kuat-kuat seat belt.

"Udah tenang aja, bentar lagi nyampe kok" dengan santainya Awa berucap.

Tiga puluh menit kemudian, mobil imut buatan Inggris itupun menepi.

Quimby keluar dari mobil dengan sempoyongan, kepalanya pusing, perutnya mual, dia udah tau bakal kayak gini kalo Awa yang bawak mobil.

"By, Mommy disini!" Wanita berumur setengah abad yang masih terlihat cantik dan staylish melambaikan tangan ke anak gadisnya.

Dengan uring-uringan Quimby berjalan menuju Mommy.

"Thank you so much, sweety." Mencubit pipi kiri dan mencium anak sulungnya, tanpa peduli dengan kondisi anaknya yang teler.

"Bye bye Sayang" Mommy menoleh sekilas, lalu dengan buru-buru, masuk ke airport.

"Bye Mom".

Dengan wajah super kesal Quimby kembali ke mobilnya.

"Pokoknya Quimby nggak bakal mau lagi Awa yang bawa mobil, nggak sanggup!".

Awa hanya tersenyum melihat tingkah sebel plus manja dari sahabatnya.

"Kan keburu nganter tabnya" dengan tangan dipinggang Awa merasa berjasa telah menyelamatkan hidup si anak manja, Quimby.

"Iya keburu, tapi ngerasa kayak sakratul maut, tau!"

"Emang lu tau gimana rasanya sakratul maut?", tanya si pemilik hidung termancung di Fakultas Kedokteran (versi Quimby).

"Enggak, he ... he ...", Quimby menunjukkan senyum manjanya.

"Balik yuk, kita blum ngumpulin tugas dr.Dimas". Awa membuka pintu mobil.

Mereka berdua kembali ke kampus tercinta.

🔸🔸🔸

Kalo Micco ditangan Awa, memang pantas dikasihani 😑

...

IG: @pahilafiravaka
email: Pahilafiravaka@gmail.com

__________________

"Baca juga karya terbaru aku judulnya: #KEYFAN genre fanfic 😊

"Baca juga karya terbaru aku judulnya: #KEYFAN genre fanfic 😊

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Nah ini dia si Jennika Quimby

Aku Bukan Dokter [SELESAI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt