Ch.27 - Hidden Mission

3.3K 145 0
                                    

Walau kau telah mengenalnya ratusan tahun pun, pasti ada satu rahasia
yang tak kau ketahui
tentang dirinya.

]=[

"Ello, thank you yak..." Maman tersenyum lebar, selebar bahunya yang berbidang.

"Ah... Lo nggak perlu terimakasih, ini kan tugas gue juga nyari pendonor". Ucap Ello sambil merapikan meja di posko PMI.

"Gue nggak kepikiran malah ngajak anak-anak itu untuk donor". Maman menggelengkan kepalanya.

"Lo liat si Venya sampe senyum gitu abis donor" Maman sedari tadi memperhatikan gadis sombong itu, yang jarang tersenyum.

"Lo naksir dia?" Tanya Ello ceplas-ceplos.

"Hei...hei... Gue ni tipe cowok setia ya" Bela Maman.

"Iya setiap tikungan ada" jawab Ello.

"Kagak lah!"

Agil dan Sintia menuju Ello dan Maman.

"Bang Ello, makasih udah ajak kita kesini, gue seneng banget bisa bantu-bantu, walaupun nggak bisa donor" ujar Agil.

"Makanya badan Lo berisi dikit, biar nyampe 50kg" Sintia menertawai Agil yang kecewa nggak bisa menjadi pendonor.

Maman dan Ello pun ikut tertawa melihat ekspresi Agil.

"Eh... Itu Kak Lucy udah nyampe" Agil langsung berjalan kearah gadis berambut hitam yang indah.

Sepersekian detik mata Ello bertemu dengan Lucy, Ello pun keluar dari posko. Dia tak mau bertemu dengan first lovenya. Tetapi Lucy tak mengetahui Ello beranjak pergi.

"Lu mau kemana?" Tanya Maman, namun Ello tak menjawabnya.

"Ngapain dia?" Bang Pablo kali ini ikut bertanya.

"Nggak tau tuh bang, bang udah donor blum?" Maman belum melihat bekasan suntiknya.

Bang Pablo mendekat ketelinga Maman dan berbisik.

"Sakit nggak? Gue takut sama jarum suntik". Pengakuan sang mantan senat mahasiswa.

"Ha???" Maman merasa ada yang salah dengan pendengarannya kali ini.

"Hmm... Maksud gue, sakit nggak donornya? Seumur-umur gue belum pernah donor darah" Bang Pablo mencoba menjaga harga dirinya sebagai senior sekaligus sebagai anak FK.

Bagaimana bisa calon dokter takut sama jarum suntik? Tapi itulah faktanya. Come on guys, mahasiswa kedokteran juga manusia kale.

"Nggak kok bang" Jawab Maman mantap.

Tujuh menit kemudian.

"Aaaaaaaaaarghhhhhhhh" Teriak keras bang Pablo.

Mereka pun berlari kearahnya.

"Kenapa bang?" Tanya Agil.

"Ya Ampun, badan aja yang gede. Sama jarum suntik aja takut!" Venya nyindir bang Pablo.

"Sakit tau!" Teriaknya lagi.

Sementara Lucy sibuk celengak-celinguk mencari sosok Ello.

"Lo nyari Ello, ya? dia udah cabut. Lo Lucy kan?" Maman membuka percakapan.

Lucy mengerutkan dahinya, darimana cowok berkulit sawo matang ini tau dia sedang mencari Ello.

"Iya" katanya pendek.

"Ello pernah cerita tentang Lo!" Maman memang tipe sahabat yang nggak bisa sebagai tempat curhat,wong bocor gitu.

"Ello bilang apa aja?" Lucy sangat penasaran.

"Dia bilang pernah deket sama cewek FKG, namanya Lucy" Maman pingin ngetes Lucy.

"Trus dia ngomong apa lagi ?" Lucy sangat berharap bisa mendapatkan informasi yang lengkap dari Maman.

"Mmm... Seingat gue nggak ada sih, itu aja. He...he..." Maman mulai ketawa.

Terlihat wajah kecewa dari Lucy, Maman menangkap bahwa Lucy masih mencintai rekannya, Ello. Tapi dia tak mengerti mengapa Ello menghindar dari cewek secantik Lucy.

🔹🔹🔹

Ello kembali ke fakultas, karena sore ini taman sepi, dia merebahkan badannya di kursi panjang taman, dibawah pohon yang rindang. Dia keluarkan liontin mercusuar dari sakunya dan menatapnya dalam-dalam.

Kemudian dia simpan kembali, Ello kini menutup wajahnya dengan buku dan mengalas kepalanya dengan tas ranselnya, dia ingin tiduran sebentar.

Belum sampai setengah jam, tiba-tiba datang seorang cewek disampingnya dan meraih bukunya.

"ELOOOOOOO......!!!!!!!!" Cewek itu dengan kencangnya berteriak kepadanya.

"Siapa lagi sih?" Ello membuka matanya, ditatapnya seorang cewek manja yang seolah-olah sedang menangkap mangsanya.

"Lo ganggu orang aja, ada apa?" Tanyanya dengan memalas.

"Ello ngapain berantem sama Fathan, ha?" Cewek itu berdiri sambil meletakkan tangannya di pinggang.

"Fathan? Si serak becek itu? Gue nggak mau bahas tu orang, gue capek" Ello memutar badannya, membelakangi Quimby.

"ELOOOOOOO.....!!!!!!" Quimby semakin kesal dengan tingkah cuek Ello.

Spontan Ello bangun, dia pusing mendengar teriakan Quimby. Kalo nggak diladenin bisa bahaya, sampe Maghrib pun pasti dia ngomel-ngomel terus.

"Ah... Perlu Lo apa? Dia duluan yang bikin gue marah" Ujar Ello.

"Jangan berantem sama Fathan, pliiiis?" Quimby melobi Ello.

"Gue tanya, Lo ngapain ngurusin dia?" Tanya Ello lagi.

"Ih... Ello pingin tau aja" jawab Quimby malu-malu.

"Ello janji ya, jangan nonjok Fathan, promise?" Quimby membuat kesepakatan.

"Iya... iya gue janji" dia capek meladeni si Quimby yang nyinyir. Lalu dia teringat saudaranya.

"By, Awa mana?"

"Mmm... kayaknya udah pulang duluan deh, tadi ada yang jemput."

"Dijemput?"
"Sama siapa?"
"Gue kenal orangnya?"
"Yang pake mobil silver?"
Bertubi-tubi Ello mengajukan pertanyaan.

"Nggak tau tuh! Ha...ha...ha..." Quimby malah tertawa puas, berhasil membalas kekesalannya pada Ello.

"By siapa???" Ello meninggikan volume suaranya.

"Nggak tau, weeek" Quimby segera berlari pergi menjauh dari Ello. Padahal sebenarnya Awa pulang bareng Widya.

🔽🔽🔽


Ello...Ello ckckckc... 😂

Venya anak direktur Bank Swasta terkenal di Indonesia 😎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Venya anak direktur Bank Swasta terkenal di Indonesia 😎

Aku Bukan Dokter [SELESAI]Where stories live. Discover now