Why You - 22

7.1K 330 13
                                    


Typo!!

Davian merebahkan tubuhnya di atas sofa, sementara lima menit yang lalu ia menyuruh Viona pulang menggunakan taksi. Ia hanya ingin menenangkan hati serta otaknya saat ini. Dia bahkan sudah menelepon Joana agar mengatur ulang jadwalnya hari ini.

Ketakutan yang kentara memenuhi hati Davian adalah orangtuanya menemukan Viona didekatnya. Dari dulu, ketika pertama kali ia mengenalkan Fiona pada Ayah dan Ibunya, mereka menentang hubungannya dengan Viona.

Awalnya Davian begitu marah pada keputusan orangtuanya, tetapi sikap tegas Ethan dan keras Aira membuat Davian kembali berpikir, bahkan Aira tidak segan menyakiti Viona jika ia masih tetap mempertahankan perempuan itu.

Entah apa yang membuat Ethan dan Aira bersikeras menentang hubungannya. Jelasnya ketika Davian meminta penjelasan, orangtuanya memilih bungkam. Hanya larangan saja yang keluar dari mulut mereka.

Untuk menjaga Viona, Davian mengatakan jika dia sudah putus dengan kekasihnya, namun dia tetap menjalin komunikasi secara diam-diam walau terkadang jarang.

Suara bel membuat Davian tersentak, dengan malas ia bangun lalu berjalan menuju pintu. Ia mengutuk siapa pun yang berada di luar sana.

Lawrence, adiknya lah yang berdiri di sana. Davian cukup bingung karena Lawrence menatapnya tajam. Ya, Lawrence memiliki mata serta tatapan tajam sepertinya.

"Kakak masih berhubungan dengan perempuan itu? Kakak pasti bingung aku tau dari mana? Aku tidak sengaja melihatnya masuk ke dalam taksi tadi? Sebenarnya apa yang ada dalam otak Kakak?" Lawrence memberondong Davian dengan berbagai pertanyaan.

"Lantas kau akan mengadukan hal ini pada Ayah dan Ibu! Anak kecil sepertimu tidak perlu ikut campur urusan orang dewasa!" balas Davian.

"Dengar, Kak. Aku memang masih kecil jika menurut Kakak seperti itu, tapi aku bukan orang yang akan mudah mengadu pada orangtua kita. Aku hanya menyayangkan sikap Kakak karena sudah menetang Ayah dan Ibu," jelas Lawrence.

"Pulanglah jika kau hanya ingin merecokiku!" perintah Davian setelah mengembuskan napas.

Dengan sifat keras kepalanya Lawrence malah menerobos masuk ke dalam apartemen Kakaknya. "Seharusnya Kakak lebih fokus pada Kak Haru, bukan malah kembali pada perempuan itu. Aku tau jika Kakak tidak mencintai Kak Haru, tapi mulailah untuk mendekatkan diri satu sama lain, karena di sini Kakak lah yang membangun benteng."

Ck, perkataan sok bijak dari Lawrence membuat suasana hati Davian semakin keruh. Ia mendorong tubuh Lawrence yang sudah duduk di sofa dan mengantikan dengan tubuhnya. Kembali berbaring lalu memejamkan mata, menghiraukan Lawrence yang terus berbicara.

.

.

.

Davian tersentak dari tidurnya, membuat kepalanya pusing. Dengan enggan ia duduk sambil melirik jam. Sudah pukul tiga sore, berarti sudah jam pulang kantor.

Memikirkan kantor membuat ia teringat pada Haruna. Bukan karena apa, ia hanya cemas dengan kondisi tubuh tubuh gadis itu.

Siapa pun jika habis di serempet mobil pasti tubuhnya akan sakit, Davian hanya tidak suka jika gadis buruk rupa itu sakit yang nantinya akan merepotkan dirinya.

Dengan segera ia bangun masuk ke kamar mandi lalu mencuci muka, sebelum pergi Davian minum air putih terlihat dahulu.

Tidak sampai sepuluh menit Davian sudah sampai di area parkir gedung Jade Company, namun pemandangan dua sosok yang sedang mengobrol membuat ia mengurungkan niat untuk keluar dari mobilnya.

Why You? 🔚Where stories live. Discover now