Barbie Tomboy #part 1

Start from the beginning
                                    

"Kenapa harus ragu? Kelas unggulan itu biasa aja kok, gak serem. Lagian, gak ada Suster Ngesot di dalamnya kok, hehe"

"Jangan bercanda, ah. Aku beneran takut, takut kalau nanti gak bisa atur waktu. Apalagi banyak yang bilang, kalau kelas unggulan itu banyak tugas,"

"Namanya kuliah itu, pasti banyak tugas kok. Anak SD aja dapet PR mulu setiap hari. Yah, wajar kalau kita Mahasiswa juga bakal banyak dapet tugas,"

"Iya juga sih, jadi menurut kamu, aku ambil aja kesempatan ini?"

"Wajiib! Kamu wajib ambil! Kesempatan kayak gini gak akan datang 2 kali, loh. Toh, kalo kamu masuk KU, seenggaknya orang tua kamu bisa bangga karena punya anak yang berprestasi."

Setelah gue yakinkan dengan penuh semangat, akhirnya Vero memutuskan untuk menerima tawaran masuk di Kelas Unggulan. Yeay, Gotcha! Gue gak nyangka, ternyata gue hebat juga meyakinkan orang. Kayaknya sih, gue punya bakat terpendam, untuk jadi tukang kredit panci profesional.

Ketika mengetahui kabar masuk kelas unggulan ini, gue juga bercerita ke beberapa teman gue saat di semester awal. Gak sedikit yang memberikan ucapan selamat dan dukungan buat gue, namun gak sedikit juga yang malah ngeledekin gue.

Banyak yang bilang, kayak gini, "Akhirnya, lo bisa jadi orang paling ganteng di kelas, Don, HAHA," atau begini, "Hati-hati loh, nanti keluar dari kelas unggulan lo bisa ngondek, Don, HAHA," atau bahkan, "Lo cowok sendiri di kelas? Awas lo, kalo mereka khilaf lo bisa diperkosa massal nanti, Don, HAHA." Ya, kalimat terakhir memang agak menjijikan, sih. Jangankan diperkosa sama cewek, rasanya kucing aja juga ogah, kalo disuruh memperkosa gue.

Dengan penuh pertimbangan, akhirnya gue memantapkan hati dan pikirkan untuk menerima tawaran tersebut. Yaps, akhirnya sekarang gue ada di sini, kelas UP 2014. Selain itu, gue juga menjadi ketua kelas dadakan, karena katanya cowok itu adalah Imam bagi kaum perempuan. Semoga saja, mereka betah punya ketua kelas kaya gue, atau mungkin, semoga gue bisa kuat iman menghadapi 22 cewek dalam 1 kelas. Ya, karena imam yang baik itu juga harus kuat iman. #NgomongApaSihDon

***

Apa bedanya anak kelas unggulan sama kelas biasa, sih? Enak gak sih, kalo masuk kelas unggulan itu? Daripada kepo dan mati penasaran, maka gue akan meceritakan sedikit ciri-ciri dan stigma mengenai anak kelas unggulan itu kayak gimana sebenarnya.

- Mahasiswanya Sedikit

Enaknya dari anak KU itu jumlah Mahasiswa yang lebih sedikit. Gue gak tau, berapa jumlah anak KU di setiap kampus lainnya, tapi kalo di kampus gue, biasanya itu kisaran 20-25 orang sekelas. Kenapa harus sedikit? Katanya sih, supaya belajarnya lebih fokus daripada kelas biasa, gitu. Dengan jumlah 23 orang dalam 1 kelas, gue malah merasa sedang berada di tim sepak bola putri. Ya, ada 11 pemain inti, lalu 11 pemain cadangan, dan 1 tukang nyabutin rumput (baca: Ya, itu gue).

Selain belajar lebih fokus, dengan jumlah orang yang sedikit, mau gak mau kita jadi akrab satu sama lain dan pastinya kita saling hafal nama. Menurut gue, menghafal nama itu penting sekali, karena pengalaman gue dulu saat di semester awal, banyak banget yang kenal dan menyapa gue, tapi gue gak tau siapa nama mereka. 

Pertama, karena jumlah Mahasiswa yang memang banyak dan kedua, karena gue memang orang yang pelupa berat. Hingga akhirnya, gue pun dengan rasa gak enak, menjawab sok akrab saja dengan mengganti nama mereka pake : "Bro" bagi cowok, atau "Sist" bagi cewek, atau bahkan "Cyinn", bagi mereka yang labil ingin menjadi dua-duanya sekaligus.

Sebenarnya, kelas dengan jumlah Mahasiswa yang sedikit gak sepenuhnya enak, salah satu alasannya yakni, gak bisa tidur di kelas. Berbeda dengan kelas biasa yang jumlah Mahasiswanya 1 RT, lo masih bisa 'ngumpet' dan tidur di pojokan bareng sama sapu ijuk. 

Kalo di kelas KU, itu merupakan hal yang sangat mustahil, karena posisi kita benar-benar berhadapan langsung sama Dosen. Cara satu-satunya untuk tidur hanyalah, pura-pura izin mau boker ke kamar mandi dan tidur di dalam toilet, atau bahkan, pura-pura pingsan karena overdosis habis makan seblak jeletet level 99.

- Dianggap Mahasiswa Paling Pintar

Anggapan yang seringkali gue dengar dari banyak orang mengenai anak KU, yakni Mahasiswa paling pintar di kampus. Seolah, semua anak yang masuk KU itu adalah sekumpulan orang jenius yang baru habis juara di Olimpiade Matematika tingkat se-Kecamatan. Padahal kenyataannya, gak kaya gitu juga kok.

Ketika anak KU lagi ngumpul, ya kita sama saja kayak Mahasiswa lainnya. Obrolan kita ya hanya orbolan gak penting, kaya misal ngobrolin "Kenapa ikan kalo tidur gak pernah merem, apa karena dia habis minum kopi? Atau, karena dia punya bisul di kelopak matanya?" Ya, obrolan kita kadang setidak penting itu.

Bahkan, kita masih sering, malah asyik mainan upil sendiri, ketika dosen lagi nerangin di depan kelas. Err~, Kayaknya sih, cuma gue doang yang kaya gitu pas di kelas, deh. Intinya sih, berbeda dengan yang orang banyak pikirkan, bahwa anak KU selalu membicarakan hal-hal yang berkaitan sama pelajaran, pelajaran, dan pelajaran.

- Sering Ikutan Acara di Luar Kampus

Ciri khas lain dari anak KU ialah, sering mengikuti acara di luar kampus. Biasanya kita seringkali diajak oleh kampus atau fakultas untuk kegiatan company visit. Apa itu company visit? Menurut Kamus Besar Bahasa Zimbawe sih, itu artinya kaya kunjungan ke perusahaan-perusahaan, gitu.

Seringkali kita anak KU lebih didahulukan sebagai peserta kunjungan, bukan karena kita Mahasiswa unggulan. Melainkan, karena jumlah kita lebih sedikit. Ya, biasanya perusahaan gak mau kalo perusahaannya dimasukin banyak orang, apalagi sama banyak kucing. Biasanya mereka mempunyai kuota tersendiri, bagi Mahasiswa yang ingin berkunjung ke perusahaannya.

Kisarannya sih, antara 25-50 orang per sekali kunjungan. Jarang ada perusahaan yang menerima kunjungan dengan jumlah peserta banyak, misalnya kunjungan dengan 10.000 Mahasiswa, gitu. Mungkin, cuma Dufan doang yang mau menerima kunjungan sebanyak itu.

- Sering Ikut Berbagai Lomba

Anak KU itu sering ikutan lomba, entah dalam bentuk lomba apapun. Biasanya, anak KU itu lebih kritis dan tertarik mengikuti lomba-lomba, gitu. Kalau yang gak kritis, gimana? Biasanya mereka akan 'dipaksa' sama dosen untuk ikutan lomba. Gak jarang ada dosen yang memang maksa menyuruh Mahasiswanya untuk ikutan lomba, walaupun Mahasiswanya gak mau ikut.

Menurut gue, hal tersebut wajar saja, karena dosen pasti punya penilaian tersendiri terhadap Mahasiswanya, maka dari itu ia memaksa. Bagi gue, itu gak masalah, karena tujuannya baik. Ya, sama halnya, kaya orang tua yang nyekokin anaknya makan nasi pake sayur buncis + ati ayam diblender jadi satu. Yah, walaupun bentuk dan baunya sudah mirip kayak pup kelinci lagi diare seminggu, tapi secara gizi itu pasti sehat banget.

Kurang lebih sih, begitulah ciri-ciri dan stigma dari anak kelas unggulan di masyarakat. Tapi percaya deh, anak kelas unggulan itu sama aja kayak manusia biasa kok. Kita ini bukan Jimmy Neutron yang punya banyak alat canggih dan otak super cerdas. Hanya saja, kita didukung sama tempat dan kualitas belajar yang sedikit lebih baik, karena jumlah orang yang lebih sedikit. Jadinya, kita bisa belajar lebih fokus dan gak akan bisa lagi tidur di kelas.


**Lanjutan cerita ini bisa dibaca di halaman berikutnya, ya! :)

Follow gue di Instagram, Twitter, & Wattpad juga -> @dono_salimz

Jangan lupa juga kasih Comment, Voted, & masukin cerita ini ke Reading List ya, Guys! (^_^) 

Mahasiswa 1/2 Abadi (KOMEDI - PELIT)Where stories live. Discover now