Moving On... #part3

1K 160 0
                                    

Saat tengah asyik membereskan buku dan alat tulis dari atas meja, tiba-tiba saja, terdengar suara cowok yang sangat lembut dari belakang gue. Ya, lembut mirip gulali genjot di pasar malem.

"Eh, Dono! Gak nyangka, ternyata kita sekelas lagi, yak," ujarnya sambil menepuk pundak gue dengan halus.

"Err~ Iya nih, sekelas lagi kita," jawab gue sambil menengok ke arahnya.

"Masih inget sama gue, kan? Hehe,"

"Iya inget kok, kamu Dino, kan?" ujar gue bertanya balik, "Ngomong-ngomong, itu rambut kenapa?" sambung gue lagi, berusaha mengomentari rambutnya yang kini berubah menjadi berwarna ungu tua, mirip kayak terong yang udah kematengan.

"Kenapa? Keren yak? Gue udah mirip Lee Min Hoo, gak? Hehehee," ujarnya dengan tertawa sok manis, sambil menutup mulut dengan salah satu tangannya.

"....." Gue berusaha mencari tali rafia dan mencoba gantung diri di kelas, setelah mendengarkan kalimat terakhir dari Dino.

Jujur, gue agak sedikit risih melihat penampilan Dino yang agak berbeda dari sebelumnya. Meskipun, sebelumnya dia juga sudah pernah cerita ke gue, kalau dia adalah seorang pencinta Boyband K-Pop, gitu. Mengingat, pertama gue bukanlah orang yang mengerti tentang K-Pop sama sekali. Kedua, karena gue masih merasa geli, melihat seorang cowok suka dengan K-Pop. Sebenarnya sah-sah saja, cowok atau cewek mengidolai suatu grup band musik tertentu, mau dari dalam maupun luar Negeri. Tapi, bagi gue penampilan Dino sudah di luar batas wajar. Mungkin, bagi dia, mengenakan kaos v-neck, kemudian rambut dicat warna-warni, selalu memakai masker penutup mulut, dan memakai bedak tabur sekilo di wajah, merupakan hal yang keren. Tapi bagi gue, justru gue merasa kasihan sama dia. Rasanya kalau ada waktu, gue mau ajak dia untuk nonton Mario Teguh, biar dia bisa secepatnya tobat dan menemukan jati diri. Meskipun, secara penampilan Dino sangat aneh, tapi sejauh ini menurut gue, dia orang yang baik dan ramah.

Ketika tengah bersiap untuk meninggalkan kelas, tiba-tiba saja Dosen kelas gue, kembali menyampaikan sebuah pengumuman di depan kelas.

"Berhubung, kita sekelas nanti akan ada banyak materi yang difotokopi dan dibagikan melalui e-mail, saya minta 1 orang untuk menjadi ketua kelas di kelas ini, ya!" ujar Pak Dosen di depan kelas.

"Dono aja, Pak, soalnya dia pakai Batik sendiri hari ini, paling cocok jadi ketua kelas," celetuk seorang Mahasiswa dari bagian belakang, berusaha mencari cara agar gue menjadi ketua kelas. "Iya Pak, SETUJU!" Beberapa Mahasiswa lainnya, ikut menimpali kalimat tersebut dan mendukung gue untuk menjadi ketua kelas.

"Dono kamu jadi ketua kelas di kelas ini, ya?" tanya Pak Dosen sambil mendekat ke arah tempat duduk gue.

"Saya jadi ketua kelas, Pak? Tapi, saya belum pernah jadi ketua kelas sebelumnya, Pak," tanya gue dengan penuh keraguan.

"Gapapa, kamu cuma bantu kasih informasi ke teman-teman kamu aja, kalau misalkan ada dosen yang gak masuk, dosen mau kirim materi, atau informasi terkait dengan ujian kalian nanti. Cuma gitu saja kok tugasnya."

Menjadi ketua kelas? Seumur-umur, gue belum pernah menjadi ketua kelas sama sekali dari SD hingga SMA. Bagi gue, sejak dulu, menjadi ketua kelas merupakan pekerjaan yang menyeramkan, karena setiap harinya kita harus berani berbicara di depan kelas. Jujur, sejak dulu gue memang merupakan tipe pelajar yang sangat pendiam dan tidak terlalu aktif di kelas. Bahkan, saking diamnya gue, tidak sedikit teman kelas yang mengira kalau gue sedang kerasukan arwah penunggu sekolah yakni, Pocong Bisu.

Berbekal kalimat, bahwa menjadi ketua kelas itu gampang, gue pun memulai tugas pertama sebagai ketua kelas yakni, membentuk grup kelas di BBM. Pada masa ini, BBM alias BlackBerry Messenger memang menjadi sosial media yang paling digandrungi untuk berkomunikasi oleh anak muda. Dengan memberanikan diri, gue pun mencoba berdiri di depan kelas untuk meminta PIN BBM dari teman-teman sekelas gue. Tidak butuh waktu lama, akhirnya gue berhasil mendapatkan selembar kertas berisikan seluruh PIN BBM dari teman sekelas gue. Kini, grup kelas di BBM pun sudah jadi dan siap diramaikan.

Mahasiswa 1/2 Abadi (KOMEDI - PELIT)Where stories live. Discover now