TIGA PULUH LIMA

3.6K 128 2
                                    

Siang ini, Caramel kembali melakukan aktivitas kuliahnya setelah beberapa hari ia izin tidak masuk. Ia keluar dari kamarnya lalu berlari menuju meja makan.

"Sweety." teriak Alisha dari dalam dapur.

"Yes, Mom ?" Caramel menghampiri Alisha yang sedang menata semua makanan ke dalam piring saji.

"Tolong bawakan makanan ini ke meja makan." Alisha menunjuk piring yang berisikan Omelette lalu ia fokus kembali ke masakkan yang sedang ia masak.

"Kok tumben sih mommy masak sebanyak ini ?" Ia heran karena tidak biasanya mommy nya masak sebanyak ini di siang hari.

"Sudah mending kamu bawa dulu makanannya ke meja makan."

Caramel berbalik badan lalu keluar dari pintu kecil dapur. Sesampainya ia di meja makan ia mendengar daddy nya sedang berbincang dengan seseorang. Karena ia penasaran ia berjalan kearah suara tersebut.

Setiba di teras rumah tiba-tiba tubuh perempuan tersebut menjadi kaku dan kedua telapak tangannya menjadi dingin seketika. Orang yang selama ini ia hindari sekarang ada di hadapannya sedang mengobrol dengan ayahnya.

Dengan terpaksa ia menyapa daddynya yang sedang asik mengobrol, "Hy, Dad."

Charles bangun dari tempat duduknya lalu menghampiri Caramel yang hanya berdiri di pintu.

"Hello, putri kesayangan daddy." Charles mencium kening Caramel kemudian ia menepuk pelan pundak anaknya dan berbisik, "Tadi dia mengobrol banyak pada daddy dan daddy rasa ia masih sangat mencintaimu." Lalu, Charles pergi meninggalkan dua insan yang masih begitu canggung.

"Hi, bagaimana kabarmu ?" tanya laki-laki itu dengan ramah.

"As you can see now, I'm Good." jawab Caramel dengan nada yang biasa saja.

Suasana kembali canggung diantara mereka berdua. Laki-laki tersebut bingung harus berbicara bagaimana lagi supaya suasananya menjadi cair. Di satu sisi lain ia ingin sekali menggenggam tangan perempuan tersebut tapi ia urungkan niatnya itu.

"Tidak ada yang ingin kamu bicarakan lagi kan ?" kata perempuan itu. "Soalnya aku ingin berangkat ke kampus."

"Kamu tidak ikut makan ?" tanya laki-laki itu.

"Tidak usah biar aku sarapan di kantin kampus saja." Kemudian dia membalikkan badan dan saat ia ingin pergi dari teras rumahnya tangannya di cekal oleh laki-laki tersebut.

"Ada apa lagi ?" tanya Caramel ketus.

"We need to talk now." kata sang lelaki itu sambil menatap permohonan di hadapan gadis tersebut.

"Nggak harus sekarang bisa kan ? Soalnya takut telat ke kampusnya." Perempuan itu melepaskan cekalan tangan laki-laki itu lalu berjalan menuju meja makan yang sudah ada mommy dan daddy.

"Mom, Dad, Aku berangkat ke kampus dulu." pamit Caramel pada kedua orangtuanya.

"Kamu tidak ikut makan bareng kita sayang ?" tanya mommy.

"Nggak mah biar aku makan di kantin saja." balas Caramel sambil mengambil segelas air putih.

"Kamu yakin ?" Charles bertanya pada sang anak.

"Yakin, daddy tidak usah khawatir aku baik-baik saja." Lalu, Caramel meneguk segelas susu putih tersebut.

"Permisi Om dan Tante kalau diizinkan boleh anak om dan tante ke kampusnya bareng saya ?" Tiba-tiba William muncul di hadapan keluarga kecil tersebut dan meminta izin pada orangtua Caramel.

"Kami terserah dengan keputusan Caramel."

"Tidak usah merepotkan biar aku berangkat ke kampus sendiri saja."

You Are My Destiny [Slow Update] // #Wattys2020Where stories live. Discover now