TIGA PULUH DUA

4.2K 153 7
                                    

Sebelum membaca part ini budayakan vote terlebih dahulu lalu setelah selesai membaca komen ya☺


Happy Reading!❤


--------------------

"Selamat pagi." Suara Michael membuat Caramel menghentikan langkahnya yang hendak turun menuju lantai satu.

"Se-selamat pagi juga." ucap Caramel gugup karena ia sedang mencoba menetralkan detak jantungnya yang berdegup kencang.

"Kau ingin kemana ?" tanya Michael, dengan nada biasa.

"Aku lapar, jadi aku memutuskan membuat sarapan pagi untuk kita berdua." jawab Caramel, yang langsung mendapatkan senyuman hangat dari Michael.

"Kau boleh memasak dengan sepuas yang kamu inginkan tapi ada syaratnya." balas Michael.

"Apa itu syarat nya ?" ucap Caramel sambil menatap kearah Michael.

"Aku bolehkan kamu untuk memasak asalkan tidak memasak sendirian dan harus ada pembantu yang membantu mu ketika sedang berada di dapur."

Perkataan Michael baru saja membuat Caramel menggeleng pelan.

Rupanya ia bisa juga cerewet, ucap Caramel dalam hati.

"Apakah kamu mengerti, Sweetheart ?" tanya Michael sembari mengelus pipi sebelah kanan Caramel.

Caramel mengangguk, lalu ia menuruni anak tangga dan meninggalkan Michael sendiri.

"Selamat pagi nona." ucap sang pembantu yang sedang membersihkan sayuran di atas meja dapur.

"Selamat pagi juga." balas Caramel dengan sopan.

"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" tanya pembantu itu.

"Pagi ini biarkan saya membantu anda untuk menyiapkan sarapan hari ini." ucap Caramel jelas, dan pembantu tersebut langsung terkejut.

"Maaf nona, sebelumnya tuan muda sudah menghibaukan pada saya agar anda tidak menyentuh alat-alat dapur sedikit pun." ucap pembantu itu yang sedikit ketakutan.

"Dia sudah mengizinkan aku untuk membantu anda membuat sarapan." kata Caramel sembari tersenyum hangat.

"Jika tuan muda sudah memperbolehkan anda untuk membantu saya apa boleh buat lagi saya tidak akan melarang anda."

"Terima kasih, Julia."

----

Tiga puluh menit kemudian ia telah menyelesaikan masakan nya tanpa memerlukan bantuan pada Julia, pembantu rumah tangga.

Sarapan pagi ini ia hanya membuat steak, makanan kesukaan Michael. Sebelum menyiapkan makanan tersebut ia sempat menanya apa makanan favorite tuan muda nya itu.

Setelah meletakkan piring di atas meja, Dia berjalan menuju ruang tamu dan ternyata ia sama sekali tidak melihat batang hidung Michael. Kemudian ia kembali menaiki anak tangga tersebut lalu sesampainya di pintu kamar, ia mengetuk pintu kamar secara berkali-kali.

Apakah dia melanjutkan tidurnya kembali kali ya, batin Caramel berbicara.

Ia buka pintu kamar tersebut lalu masuk ke dalam secara mengendap-endap. Kosong, kemana lelaki itu berada karena ketika ia masuk ke dalam kamarnya ruangan itu tidak ada siapa-siapa, Hanya ada macbook yang masih dalam keadaan posisi menyala.

You Are My Destiny [Slow Update] // #Wattys2020Where stories live. Discover now