TIGA PULUH EMPAT

3.9K 153 8
                                    

Hi semua👋
sebelum kalian baca aku mau ngasih info sedikit ke kalian semua. Dikarenakan aku sudah mulai kuliah dan tugas makin lama makin menumpuk disini aku bakalan ngasih tau kalau cerita ini bakalan di update setiap hari minggu tapi aku gatau di update setiap hari/seminggu sekali/dua minggu sekali karna aku liat sikon dulu kalo tugas lagi nggak numpuk banget aku usahain bakalan update terus tapi mohon doanya aja ya🙏

Boleh nggak aku minta votenya dulu sebelum kalian baca part ini ?? Biar aku makin semangat nulisnya😸 Kalau nggak mau aku nggak maksa kok tapi seengganya hargai aku yang udah luangin waktu buat ngelanjutin cerita ini disaat sedang sibuk2nya

Cukup sekian bacotannya dan terima kasih 😂

HAPPY READING!

--------------------------

Pagi ini terpaksa Michael & Caramel harus kembali pulang ke negara mereka di karenakan lelaki itu mendapatkan panggilan dari asisten pribadi nya untuk menghadiri sebuah meeting yang sangat penting. Seharusnya meeting tersebut di hadiri oleh sang ayah tapi karena kondisi ayahnya sedang sakit mau tidak mau ia harus menggantikan ayahnya untuk menghadiri meeting tersebut.

"Kamu tidak masalah kan kalau pagi ini kita akan kembali ?" Tanya Michael disela makan.

"Aku tidak masalah kalau kita akan pulang hari ini." Caramel menjawab pertanyaan lelaki itu.

"Setelah selesai sarapan sopir pribadi ku akan menjemput kita." Setelah berbicara seperti itu, Michael mengalihkan kembali wajahnya dan menatap kearah handphone yang tidak jauh dari tangannya.

Semenjak lelaki itu mendapat panggilan dari asisten pribadi nya ia sibuk membaca materi yang akan dibahas dalam meeting nanti. Michael merupakan tipe laki-laki yang sangat serius bila sudah bersangkutan dengan pekerjaan kantornya dan ia tidak pernah bermain-main dengan hal itu.

"Biar aku saja yang mencuci piring tersebut." Setelah mereka selesai makan, Caramel bangun dari kursinya lalu mengambil piring Michael dan piringnya sendiri untuk dibawa menuju wastafel.

Michael menahan tangan perempuan itu, "Tidak perlu kamu melakukan itu sayang biarkan pembantu saja yang melakukan itu." Setelah itu ia memanggil Julia.

"Ada apa tuan ?"

"Tolong kamu bawa piring-piring kotor ini." perintah Michael seenaknya sendiri.

"Biar aku yang membawa piring ini, Julia." ucap Caramel sembari memindahkan piring dari tangan pembantu itu ke tangannya.

Lalu, Julia dan Caramel berjalan menuju wastafel tanpa mempedulikan Michael yang terus memanggil namanya.

"Saya senang tuan tidak dingin seperti dulu lagi, Nona." ucap Julia.

"Memangnya dulu dia kenapa ?" tanya Caramel sembari membuka pintu kecil dapur.

"Dulu setelah nyonya Jeslyn meninggal tuan Michael menjadi sangat dingin dan cuek pada siapapun itu." Julia meletakkan piring-piring kotor tersebut kedalam wastafel.

"Benarkah dulu ia bersikap seperti ?" Caramel bertanya pada Julia.

Julia mengangguk, "Benar, Nona."

"Tapi saya bersyukur berkat kehadiran nona, sifat Tuan Muda tidak seperti dulu lagi" ucap Julia pelan.

Caramel menjawab ucapan Julia dengan mengangguk dua kali. Lalu setelah itu ia memisahkan piring yang bersih dan yang kotor

"Sayang" tiba-tiba saja Michael ada di belakangnya sedang menyender di pintu kecil dapur dengan satu tangannya ia masukkan kedalam saku celananya.

"Ada apa ?"

You Are My Destiny [Slow Update] // #Wattys2020Where stories live. Discover now