SATU

32.9K 764 46
                                    

Malam hari itu Caramel dibuat tercengang setelah mendengar ucapan kedua orang tuanya yang sedang membicarakan tentang perjodohan nya. Disana terlihat sangat jelas raut wajah mommy nya yang kaget setelah mendengarkan penjelasan sang suami. Ingin sekali mommynya membantah perkataan ssng suami tapi sayang sekali karena suaminya tersebut paling tidak suka di bantah oleh siapapun itu. Setelah mendengarkan percakapan kedua orangtua nya kemudian Rara keluar dari tempat persembunyian-nya lalu menghampiri mommy dan daddy.

"Mom, Dad.. kalian kenapa kok wajahnya pada sedih gitu ?" tanya Caramel.

"Ah kami tidak apa-apa, Sweetheart." ucap mommy. 

"Cara." panggil daddy nya dengan nada halus.

"Yes, Dad."

"Seandainya kalau kamu daddy jodohkan dengan anak sahabat daddy apa kamu mau ?" tanya daddy ragu.

"WHAT ?" pekik Caramel.

"Dad tau sendiri kan umur Rara masih muda banget lagipula kan aku masih kuliah dan masih mau menghabiskan masa remajaku masa iya di umur dua puluh dua tahun Rara udah melayani suami dan mempunyai anak."

"Tapi sayang kamu tahu sendiri kan perusahaan daddy kamu lagi diambang kehancuran." sahut mommy tiba-tiba.

"Lalu sekarang hubungannya dengan perjodohan ini apa ?" tanya Caramel.

"Tentu ada sayang karena sahabat daddy mu bisa membantu kita tapi dengan satu syarat anak mereka harus menikah denganmu dahulu."

"Mom, Dad... Kalian tahu sendiri kan kalau aku masih mencintai William, ku mohon mengerti lah."

Kedua orangtua nya kemudian terdiam dan bingung memikirkan bagaimana caranya agar anak mereka mau menerima perjodohan ini.

Melihat mommy dan daddy hanya diam saja kemudian ia berdiri dari duduknya dan melangkah kan kakinya untuk masuk kembali ke dalam rumah. Tapi ketika ia ingin berjalan tangan nya di cekal oleh mommy nya.

"Ada apalagi mom ?"

"Jika kamu tidak menginginkan perjodohan ini mommy bisa membicarakan masalah ini dengan daddy-mu secara baik-baik." tiba-tiba saja Alisha bersuara.

"Terima kasih mom," lalu Rara memeluk kembali mommy nya dan mencium kedua pipinya.


Michael Pov

"WHAT?! Daddy serius aku akan di nikahi oleh perempuan yang sudah dad pilihkan untukku?" Tanya aku kepada daddy

Daddy merespon dengan mengangguk kepalanya.

"Tapi kenapa harus secepat ini sih dad, Bahkan aku saja tidak mengenali siapa wanita yang akan ku nikahi nanti dan lagipula aku masih ingin menikmati masa-masa muda ku bersama teman-temanku yang lain. Sudahlah pokoknya aku tetap tidak mau menjalankan pernikahan konyol ini" dengan emosi yang ada di diriku, Aku langsung menaiki tangga untuk menuju kamar yang berada di lantai 2 dan membanting pintu kamarnya dengan keras.

Setelah meninggalkan daddy nya sendirian di ruang tamu dan lebih memilih masuk ke dalam kamarnya Michael mengambil handphone yang ada di dalam saku celananya dan kemudian menelpon salah satu sahabatnya.

"Halo George, kau lagi sibuk?" tanyaku pada sahabatku yang berada di ujung sana.

"Tumben lo nelpon ku, Ada apaan nih ?" jawab George di sebrang sana.

"Aku ingin mengajak kau ke club yang biasa kita kunjungi." ajakku kepada George.

"Hmm... sebenernya sih aku mau saja nerima tawaran kau tapi gimana ya di kantor masih banyak pekerjaan yang harus ku kerja kan nih."

"Ya sudah kalau gitu kabarin ku aja ya kalau kerjaan kau sudah selesai."

"Siap pak bos nanti aku kabarin kalau pekerjaan ku sudah selesai."

Lalu percakapan itu terputus sepihak.


Caramel Pov

Aku terbangun dari tidurku, melihat sekitar rumahku masih sepi dan belum ada siapapun yang terbangun dari tidurnya. Lalu aku berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan sarapan. Setelah aku menyiapkan sarapan untuk mereka lalu aku memanggil kedua orangtua ku.

"Mom, Dad... sarapan pagi untuk kalian sudah Rara siapkan di meja makan." teriak aku dari dapur

"Iya sayang sebentar lagi dad dan mom akan turun ke bawah." jawab daddy dari balik pintu kamarnya.

"Baiklah tapi jangan terlalu lama ya dad nanti masakannya keburu dingin." suruh ku kepada daddy.

Beberapa menit kemudian Daddy dan Mom keluar dari kamarnya dan memasuki ruang makan.

"Ekhem... dad bolehkah aku mengunjungi rumah panti sebentar?" tanyaku kepada daddy.

"Tentu boleh sayang, memang ada keperluan apa kamu ke rumah panti?"

"Aku hanya merindukan anak-anak panti daddy." jawabku dengan nada agak gugup.

"Ya sudah kalau gitu, tapi maaf daddy tidak bisa mengantarkan mu ke rumah panti karena dad sudah di telpon oleh rekan bisnis daddy."

"Iya dad aku tidak apa-apa kok kalau mesti berangkat sendiri ke rumah panti."

"Kalau gitu daddy pergi dulu ke kantor ya sayang." pamit daddy kepada ku.

"Iya dad hati-hati di jalan ya." lalu aku bersaliman dengan daddy-ku dan mengantarkannya ke depan pintu rumah.

Setelah bersaliman dan mengantarkan daddy sampai depan pintu rumah, Aku menghampiri mommy yang sedang membersihkan dapur.

"Mom... aku pamit ya ingin mengunjungi rumah panti."

"Tapi kamu kesana pergi menggunakan apa?" tanya mom kepadaku

"Aku kesana akan menggunakan bus, Mom." kataku.

"Ya sudah kalau begitu kamu hati-hati di jalan kalau ada apa-apa kabarin mom ya." perintah mommy kepada aku.

"Siap mom, kalau gitu Rara pergi dulu ya" setelah selesai berpamitan, Aku meninggalkan rumah dan berjalan ke halte bus .

***

oh iya btw anggap aja halaman belakang rumah keluarganya caramel kaya di mulmed ya😄

***

To Be Continue

You Are My Destiny [Slow Update] // #Wattys2020Where stories live. Discover now