32.

735 19 0
                                    

Aku mencintaimu. Dan akan selalu mencintaimu. Jika hari ini aku mati, maka aku akan rindu mencintaimu di hari esok. -Raka

Aku lupa minta sama tuhan, supaya kirim kamu buat selamanya disisi aku bukan hanya singgah sesaat lalu pergi. -Seli

------

Prank...

Gelas yang di pegangnya tiba-tiba terjatuh begitu saja kala menerima telpon. Tubuhnya perlahan terduduk dengan tangan menyangga tembok. Pikirannya campur aduk. Air matanya meluncur bebas membasahi pipinya. Bibirnya tak henti membisikkan kata, "Raka.."

"Lo jemput gue!!" seru Seli pada orang di seberang telpon. Setelah itu, ia mematikan telponnya begitu saja. Seli meminta Isel menjemputnya karna Arven sedang tidak ada di rumah, kakaknya itu sedang camping bersama teman-temannya selama seminggu.

Gadis itu menangkupkan kedua tangannya di wajah, menahan isak tangisnya keluar. Tapi tak urung isak tangisnya tetap keluar, bahkan sangat kencang membuat ibunya yang kebetulan lewat di depan kamar mendengarnya.

Sandra membuka pintu kamar dan menemukan anaknya yang menangis tersedu-sedu. Dengan segera Sandra menghampiri Seli dan memeluknya, menyalurkan kehangatan seorang ibu pada anaknya.

"Kamu kenapa?" tanya Sandra. Seli tidak menjawab. Tangisnya semakin menjadi, membuat Sandra mengelus punggung anaknya lembut.

"Tenangin diri kamu Sel." ucap Sandra masih mengelus punggung Seli.

Setelah agak tenang, Sandra mengurai pelukan dan menatap Seli lembut. Layaknya seorang ibu pada anaknya. Dirinya khawatir.

"Coba cerita" ujar Sandra lembut.

"Raka ...." bisik Seli menatap kosong ibunya.

"Raka kenapa?" tanya Sandra.

"Raka ...."

"Raka kenapa Seli?" tanya Sandra sabar.

"Raka kecelakaan bu ...." lalu tangis Seli kembali membuat Sandra memeluknya lagi, kini lebih erat dari sebelumnya. Dirinya ikut merasakan apa yang dirasakan oleh anaknya.

Mata Sandra tampak buram karna air mata yang menggenang di pelupuk matanya, tak tahan melihat anaknya seperti ini. "Sabar ya Sel. Semua akan baik-baik saja." lalu terdengar suara bel rumah.

Sandra mengurai pelukan dan mengusap air mata Seli, "Sudah jangan nangis, kalau jadi cewek harus kuat. Ibu mau buka pintu dulu" sebelum pergi, Sandra sempat menepuk bahu Seli.

Pintu kamar Seli terbuka, menampilkan sosok Isel yang berantakan. Mata sembab dan hidung merah.

"Ayo. Ibu lo udah pergi duluan sama ayah lo"

***

Selama di perjalanan, Seli memandangi benda pipih yang kini berada di genggamannya yang menampilkan pesan-pesan Raka. Pesan dari Raka yang belum sempat ia balas karna kuota datanya keburu habis dan dirinya belum sempat membeli.

Raka Fauzan W : Sel?

Raka Fauzan W : Besok pagi ke cafe deket rumah gue yah.

Itu Kamu (Complited)Where stories live. Discover now