19

829 26 0
                                    

Lo bilang ke gue supaya gue ngelupain lo. Kenyataannya ngelupain lo itu gak mudah, karna ngelupain gak segampang mengenal -Dias

👇👇👇

Pagi ini Seli ingin berangkat ke sekolah dengan menggunakan sepedanya yang sudah lama tidak ia pakai, dia dilarang oleh ayah, ibu dan kakaknya yang takut terjadi apa-apa pada dirinya.

Tentu saja Seli bersikeras untuk meyakinkan ketiganya bahwa dia akan baik-baik saja. Dia juga membuat seribu satu alasan supaya di perbolehkan menggunakan sepeda ke sekolah.

"Tetep gak boleh!!" seru Sandra sambil mengoleskan roti dengan nutella. "Gak bakal ayah izinin" ucap Rendi di balik koran yang sedang ia baca. "Dan kakak gak bakal tanggung jawab kalo kamu kenapa-napa" timpal Arven sambil menatap Seli.

"Jakarta udah gak bersih lagi biat di hirup, aku pengen naik sepeda karna aku pengen ngehirup udara segar bukan selalu ngehirup racun tiap hari" ucap Seli meyakinkan.

"Udah kamu naik motor kakak kamu aja, kan bisa kamu hirup tuh udara dari motor kakak kamu" ucap Rendi yang sekarang sedang menyesap kopinya.

"Aku pengen olahraga pagi yah, ngegowes sepeda. Aku jarang olahraga pagi, kalo di sekolah olahraganya kebagiannya jam siang. Pas matahari lagi terik-teriknya. Yah walaupan ada lapangan indoor tapi lebih seru lapangan outdoor" ucap Seli sambil memelas.

Rendi menghela nafas dan Arven mendengus jengkel karna jika adiknya tetap di larang pasti dia dan kedua orang tuanya harus mendengarkan alasan adiknya yang seabreg-abreg itu.

Jadi Rendi terpaksa menuruti kemauan anak bungsunya ini. "Ok, kamu boleh naik sepeda" ucap Rendi akhirnya. Seli sudah membulatkan matanya dengan senang dan Arven hanya geleng-geleng kepala.

"Tapi cuma sekali ini aja" ucap Sandra yang sedang memberikan susu vanila kepada Seli.

Seli mengangguk cepat "Cuma sekali ini" ucap Seli mengulangi perkataan ibunya dengan senyum yang mengembang.

"Janji?" tanya Sandra.

"Janji" ucap Seli dengan yakin.

"Yaudah kamu berangkat sana udah jam enam, nanti kamu terlambat" ucap Rendi.

"Ambil sepeda di bagasi terus kamu langsung pergi aja dari sini. Sekalian deh gak usah balik lagi" ucap Arven dengan nada mengusir yang membuat Seli mendelik.

"Yaudah aku berangkat, assalamualaikum" ucap Seli sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

Saat Seli akan melangkah dari ruangan itu, intruksi dari Arven membuatnya berhenti melangkah dan berbalik badan.

"Apa?" tanya Seli.

"Tumben banget kamu ngucapin salam terus nyium tangan ayah sama ibu? Kesambet apaan kamu?" tanya Arven.

"Kesambet cintanya Niall Horan" ucap Seli lalu melangkah pergi dari ruangan itu untuk mengambil sepedanya di garasi.

"Arven?" tanya Sandra. Merasa namanya di sebut Arven pun menoleh kepada sang ibu.

"Apa bu?" tanyanya sambil mengunyah roti nutellanya.

"Adek kamu pacaran sama yang namanya Niall?" pertanyaan ibunya kontan membuat Arven langsung terbahak kencang, tapi tidak lama tawanya berhenti karna tiba-tiba dia tersedak oleh roti yang sedang dia kunyah bulat-bulat.

"Minum bu minum" ucap Arven panik. Kedua orang tuanya langsung memberikannya minum supaya dia merasa lebih baik.

"Kenapa kamu sampe keselek gitu sih?" tanya Rendi yang sekarang sedang menurunkan koran yang sedang dia baca.

Itu Kamu (Complited)Where stories live. Discover now