Part 40 Are You Strong Enough to be My Man?

5.8K 877 22
                                    

"Dadah, Tante" pamit Michelle sambil melambaikan tangan.

"Hati-hati, ya," balas seorang perempuan paruh baya yang berdiri diapit dua ekor anjing besar berwarna hitam. Dia adalah Tante Merry, ibu kostku.

Aku, Cesta, Michelle dan Tristan berjalan meninggalkan rumah Tante Merry, yang hanya berjarak seratus meter dari kost. Hari ini aku dan Cesta membantu Michelle memandikan anjing untuk mencari dana yayasan penampungan binatang bernama SASA. Aku mengajak Tristan karena kami butuh orang yang bisa menangani anjing besar seperti milik Tante Merry.

"Sekarang ke mana, Chelle?" tanya Cesta.

"Rumah Mas Kai, mandiin dua anjing," jawab Michelle.

"Anjingnya kan cuma satu," ujarku.

"Mungkin Oliver punya anak," timpal Cesta.

"Atau istri," tambah Michelle.

Nanti aku juga tahu satu lagi anjing siapa.

"Kamu terbiasa dengan anjing besar, ya?" kataku ke Tristan.

"Ibuku punya Great Dane," ungkapnya.

"Great Dane itu jenis anjing terbesar di dunia kan, Ces?" tanyaku.

"Iya. Kita kalah gede, Mbak," jawab Cesta.

"Can I help you with that, Cesta?" tanya Tristan karena melihat adikku membawa ransel berisi pengering bulu anjing dan peralatan mandi dengan susah payah.

"No, thank you. I'm an independent woman," balas Cesta.

"Okay," balas Tristan.

Kami sudah mencapai ujung jalan. Dari jauh aku bisa melihat ada mobil warna hitam diparkir di depan rumah Kai. Setelah tinggal beberapa langkah dari rumah Kai, aku tahu siapa pemilik mobil itu. Cesta dan Michelle sudah masuk ke halaman, sedangkan aku berdiri di samping mobil Larissa.

Jadi, mereka juga ketemu pas akhir pekan. Urusan bisnis atau hati?

"Are you okay?" tanya Tristan yang berhenti berjalan dan menengok ke belakang.

"Itu rumah Kailash dan mobil ini punya cewek yang pernah kuceritakan," jawabku sambil menunjuk kedua objek yang kumaksud dengan telunjuk kanan.

"Have you told him about your feeling?"

"Yesterday, I wrote him a letter telling him about my feeling."

"And?"

"No response."

"Ouch!" balasnya. Lalu, Tristan menepuk bahu kananku. "Jangan khawatir. Mungkin dia belum baca. Ayo."

"Oke," balasku lemah.

Kami masuk ke halaman rumah Kai. Kulihat Cesta dan Michelle sedang duduk di teras. Michelle memotong kuku kaki Oliver, sedangkan Cesta membongkar peralatan mandi. Tristan mendekati Michelle dan membantunya. Tiba-tiba telingaku menangkap suara anjing menyalak. Suara itu tidak berasal dari Oliver. Beberapa saat kemudian, Kai muncul dari ruang tamu bersama seorang cewek yang memakai sundress midi warna kuning bermotif bunga dan sepatu gladiator. Larissa terlihat seperti model yang tampil di katalog baju musim panas. Mataku mengawasi tangan kiri Larissa yang membopong seekor Chihuahua yang memakai rok tutu warna hijau.

Ugh, aku benci binatang yang diberi pakaian.

Anjing itu terus menggonggong sementara Larissa duduk di kursi kayu yang ada di teras. Dia memangku anjingnya sambil mengetik di ponsel. Sementara aku masih berdiri sambil mengamati Oliver yang sedang digosok oleh Tristan di bawah siraman air dari selang yang dipegang Michelle.

Love Me If You DareWhere stories live. Discover now