DIRTY BABY-01

Mulai dari awal
                                    

Litzi bangun dan berdiri seraya berkacak pinggang melihat ranjang tidur itu. Ia tersenyum dan bergerak membereskan tempat tidur itu, namun seseorang menghentikannya. Litzi mengernyit menatap dua orang pelayan wanita yang berseragam khas, logo bordiran yang terdapat disisi kiri baju menarik perhatiannya, bangunan yang dikenalnya. Ya! Itu mansion yang ia pijakan sekarang dan terdapat keterangan nama "Rex MKzie mansion" dilogo tersebut berwarna emas.

"Nona, biarkan kami yang membereskannya," ucap salah satu pelayan dengan ramah.

Litzi menggeleng dan tersenyum, "Tidak, terimakasih. Biar aku saja."

"Ini sudah tugas kami, Nona," sela satu pelayan lainnya.

Litzi membiarkan salah satu pelayan itu beralih memegang selimut yang dipegangnya. Lalu menyaksikan para pelayan itu membereskan tempat tidurnya. Litzi mencari dimana letak jam dinding, dan ia menemukannya. Waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi. Biasanya Litzi selalu telat bangun karena kelelahan, sampai-sampai ia sering terlambat masuk sekolah. Mengingat kebiasaan buruknya, ia akan satu hal.

"Oh, astaga! PR-ku!" kata Litzi menepuk keningnya.

Sebuah koper hitam dengan tergeletak rapih sebuah buku diatasnya, telah menarik perhatiannya. Litzi familiar dengan sampul buku tersebut, ia mendekat dan tersenyum lebar ketika menemukan buku tugasnya. Akan tetapi, bagaimana dengan penyelesaian soal-soal di dalamnya? Litzi kembali panik dan membuka buku itu, membuka setiap lembaran demi lembaran dan mengernyit ketika menemukan kertas yang terlipat tepat di lembar soal. Litzi membukanya dengan dahi berkerut dan kedua matanya terbelalak saat membacanya, itu adalah jawaban untuk setiap soalnya. Bahkan lengkap dari awal nomor sampai akhir.

"Aku ingat jelas bila aku belum selesai mengerjakannya dan apa ini? Aku menemukan seluruh jawabannya di sini. Siapa yang menulisnya untukku? Bahkan tulisan ini sangat rapih," gumam Litzi.

"Nona, sebaiknya kau mandi dan segeralah bersiap-siap. Air hangat sudah kami siapkan dan seragam sekolah Nona juga kelengkapannya berada di walk in closet," jelas salah satu pelayan.

"Seragam sekolahku? Benarkah ada?" Litzi menatapnya bingung.

"Iya, Nona."

"Apa pria itu... em.. maksudku Tuan kalian itu mengatakan pada kalian mengenai barang-barang apa saja yang ia masukan secara asal ke dalam koper ku semalam?"

Kedua pelayan itu saling melempar tatapan tidak mengerti dengan pertanyaan yang dilontarkan Litzi.

"Maaf, Nona. Pertanyaanmu sedikit membingungkan. Tuan tidak mengatakan soal hal itu," kata salah satu pelayan.

"Oh seperti itu," Litzi mengangkat kedua alisnya

Kedua pelayan itu menggeleng. Litzi menghela nafas sambil meletakan buku diatas meja.

"Itu tindakan Tuan kalian yang kurang ajar," kata Litzi dengan ekspresi kesal.

Kedua pelayan itu hanya diam. Sebenarnya mereka tahu, bahkan seluruh pelayan tahu atas kedatangan Tuan mereka yang semalam pulang dengan membawa Litzi beserta kopernya. Akan tetapi soal barang-barang, untuk apa Rex mengatakan itu kepada orang lain? Litzi di pandu seorang pelayan menuju kamar mandi, di dalam sana gadis itu menatap kamar mandi itu dengan takjub. Bahkan kamar mandi saja seluas dan semewah itu, Litzi membayangkan dengan pikiran konyolnya bila kamar mandi itu mampu menampung banyak orang.

Gadis yang mengenakan jubah mandi itu mengekori seorang pelayan yang memandunya. Pelayan itu memberitahu Litzi bahwa pintu tersebut terhubung dengan walk in closet. Kemudian pelayan tersebut membuka pintunya dan Litzi tercengang menatap interior walk in closet tersebut, cukup luas dan terdapat dua lemari memanjang sisi kanan kiri dengan beberapa pintunya. Juga meja yang diatasnya terdapat beberapa vas bunga dan banyak rak serta laci.

DIRTY BABY [Rexford Mackenzie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang