19. surprise

1.5K 138 9
                                    


"Shit! Aku sungguh menginginkanmu!" Nafasnya memburu dan langsung melumat bibirku agresif penuh nafsu dan kasar tanpa memberiku celah untuk bernafas.

Pinggulnya terus menghimpitku dan pinggulku nyeri karena tertekan ujung pantry, ia terus melumat bibirku penuh nafsu dan menggigit bibir bawahku kasar aku melenguh dan itu memberikan akses lebih untuk ia mengabsen dalam mulutku.

Satu tangannya mencengkram rahangku agar terus memperdalam ciuman kami, dan satu tangannya lagi meremas bokongku kuat, tanganku terarah pada punggungnya mencengkramnya kuat karena kakiku yang mulai melemas.

Ia melepas ciuman kami, dan mulai melepas night robe yang aku pakai juga membuka braku dengan kasar, "fuck! Kau membuat aku gila Carol" ia kembali melumat bibirku dan aku membalasnya secara agresif karena akupun sudah kalut dengan permainan yang ia buat.

Ia menggigit rahangku dan beralih ke telingaku membisikan sesuatu "Kita akan melakukannya dengan cepat disini" ujarnya dengan sensual "ap---" sebelum aku melanjutkan ucapanku ia sudah lebih dulu berlutut dihadapanku, menarik underwear yang aku pakai.

Melucutinya dan mencium underwearku, matanya berbinar menatap kemaluanku "harry..." Rasanya aku sudah tak kuat lagi menahannya, ia menyiksaku dengan cara menciuminya. Dan aku mencengkram kuat ujung pantry "agh... Har... Nghh" aku sudah beberapa kali mengeluarkan cairanku dan ia masih belum melakukannya.

Aku hampir saja terjatuh karena kakiku kian melemas, namun dengan cepat Harry berdiri dan menahan nya membuka boxernya tak sabaran.

"Arch...!!" Aku memejamkan mataku saat tiba - tiba saja miliknya menerobos masuk kedalam milikku, aku mencengkram punggungnya erat, kuku jariku menancap ke kulitnya dengan kuat "ahh... Harry... Nghh... Ohh..." Aku terus melenguh, rasa ngilu kian terasa saat ia mengocoknya dengan cepat tanpa perasaan, tangannya ia larikan ke payudaraku meremasnya kuat dan bibirnya terus menghisap dan menggigit leherku.

"Arch! Fuck! Kau masih sempit shhh" aku memejamkan mataku erat, seketika aku membuka mataku dan teringat sesuatu. Menyuruh Harry untuk berhenti, namun ia menghiraukannya. Ia terus mengeluar masukan miliknya dengan tempo yang kasar membuatku kelelahan.

"Harry... Apa aku hamil?" Ia menghentikan pergerakannya dan matanya menatapku menyiratkan keterkejutan "kumohon, aku akan mencapai pelepasanku" frustasinya dan kembali melakukannya dengan cepat dan kasar.

Aku merasakan sesuatu hangat keluar didalamku dan ia masih mengocoknya dan mendorongnya dalam "argh..." Ia mengeluarkan pelepasannya 2 kali lalu mengeluarkannya dari dalamku.

"Terimakasih... Aku mencintaimu" ia melumat bibirku singkat dan mulai memakai boxernya kembali, membantuku memakai underwearku dan memakaikan aku braku serta night robe Ku.

"Kau bilang kau hamil?" Ucapnya aku menggeleng "aku masih belum tahu, hanya saja aku telat hampir 2 bulan Harry. Dan kemarin aku baru ingat, jika itu gejala orang hamil. Saat momku mengandung Abby, ia juga sama sepertiku"

Ia tersenyum lebar terlihat bahagia "aku akan membelikan test pack untukmu" ia antusias "kau belum mandi"

"Setelah pulang aku mandi, aku ingin tahu apa kau hamil atau tidak" ia memelukku singkat dan segera berjalan kearah kamar.

Aku mengikutinya dari belakang sambil menalikan night robe milikku, ia memakai celana jeans nya dengan tergesa - gesa, setelah kegiatan barusan ditambah ia baru bangun tidur dan belum mandi ia keluar dari rumah, bukan tipikal Harry sama sekali.

Ia memakai sweaternya "aku akan segera kembali" aku mendengus kesal dan mulai menutup pintu lemari, dasar jorok!

Beberapa lama kemudian ia kembali dan menghampiri aku yang sedang menonton serial TV kesukaanku "sayang, ayo cepat! Aku sudah tak sabar" ia memberiku 5 test pack dengan merek berbeda "for gods sake Harry, kau membelinya banyak" aku memutar bola mataku.

"Agar hasilnya akurat" ia mengerlingkan sebelah matanya, aku berdiri dan berjalan kearah kamar mandi "mau kemana kau?" Tanyaku saat ia mengokutiku dari belakang.

"Ingin melihatmu tentu saja" ugh... Sungguh menyebalkan pria ini "tunggu disini! Jangan ikuti aku!" Peringatku dan dengan cepat masuk kedalam kamar mandi.

Rasanya jantungku berdebar dengan kencang. Setelah mengikuti langkah - langkahnya, aku hanya tinggal menunggu kelima test pack itu berfungsi.

Satu test pack mengeluarkan dua garis membuatku membelalak, dan kemudian disusul oleh test pack lainnya.

Aku menggeleng dan tersenyum lebar, God! Aku hamil! Aku segera keluar dari kamar mandi dan terkejut saat melihat Harry berada di depanku.

"Kau lama! Bagaimana hasilnya?" Aku mengerucutkan bibirku dan memeluknya erat "kenapa?" Tanyanya, aku mencengkram semua test pack itu erat ditanganku lalu melepas pelukanku, memberi semua test pack itu pada Harry.

Ia lalu melihatnya dengan bingung "apa maksudnya? Aku tak mengerti dua garis ini"

"Aku hamil Harry!" Ia membelalakan matanya "Kau hamil?!"

Ia segera memelukku dan menggendongku menuju sofa, dan aku duduk dipangkuannya "terimakasih! Aku tak menyangka semua ini terjadi, dari pertemuan awal Kita yang menyebalkan dan sampai sekarang, sampai Kita menikah dan kau hamil" ujarnya dengan mata yang berbinar.

"Aku mencintaimu" ucapku dan langsung memeluknya erat menenggelamkan kepalaku dilekukan lehernya "I love you too"

***

"Kau tak mau membagi kabar bahagia ini pada keluargamu? Kalau aku sudah, Mom dan Dadku akan datang" Katanga sambil memijat kakiku, sungguh enak dimanja Harry sekarang.

"Mungkin besok" ucapku dan kemudian ponselku berdering. Aku mengambil ponselku dan ternyata facetime dari Abby.

"Carol!" Katanya sambil tersenyum lebar "hi Abby" balasku.

"Kau jarang sekali datang kerumah, aku kesepian karena tak mendengarkan ocehan menyebalkan darimu dan aku merindukan saat Kita bertengkar sampai melempar barang!" Aku tertawa terbahak - bahak membuat Harry mengernyit.

"Kau hanya merindukan hal - hal buruk itu padaku?" Ucapku kesal "tidak! Aku juga merindukanmu. Mom sedang menghadiri acara reuni dengan teman - temannya, aku libur sekolah. Dan aku bosan terus berada dirumah" sungguh aku pun merindukan Abby.

Harry merebut ponselku "hey anak kecil"

"What the hell?! Aku bukan anak kecil keriting!" Aku tertawa lagi, Harry terlihat kesal "sudah! Jangan mengganggu kami, kau mengganggu kegiatan panas kami" Harry segera mematikan sambungannya dan aku mencubit pahanya keras membuatnya meringis.

"What the hell Harry! Kenapa kau matikan sambungannya bodoh?!" Ucapku kesal dan ia malah menunjukan ekspresi tak bersalahnya
"Dia menyebalkan" ucapnya.

"Terserah" aku membalikan tubuhku memunggunginya.
"Kau marahpun aku tetap mencintaimu"

Vomments say

Sweet Creature [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang