18. what's wrong with me?

1.5K 142 13
                                    

Harry sepertinya masih marah padaku, tapi ia menuruti keinginanku. Aku tertawa puas asal kau tahu, tapi ia marah setelahnya. Jelas saja, seorang Harry Styles memohon sambil berlutut dihadapan seseorang, itu hal yang tak lazim baginya.

Harry keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang terlilit dipinggulnya dengan wajah dinginnya.

Ugh, rasanya aku ingin sekali melepas handuknya itu, kenapa aku jadi seperti ini yaa? Apakah ini efek tinggal dengannya? Tertular mesum.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanyanya datar "tidak" aku menggeleng.

"Kau mau kemana?" Tanyaku dan ia menoleh "kemanapun yang aku mau" ia tersenyum miring, membuatku ingin merobek pipinya itu dengan kedua tanganku. Aku memutar mataku jengkel "terserah kau saja" ucapku lalu turun dari ranjang tapi rasa pusing itu datang lagi.

"Harry, kepalaku pusing lagi" ringisku "kau bohong. Kau ingin menjahiliku lagi, huh?" Demi apapun! Kenapa ia tak mengerti aku?

"Aku serius Styles!" Ia berjalan sambil memakai kaus hitamnya, dan detik itu juga rasa mual terasa, aku seperti mabuk kendaraan. Aku cepat - cepat mendorong Harry  dan berlari ke kamar mandi.

Gawat!

Ada apa dengan diriku?

Aku terue memuntahkan isi perutku, jangan - jangan mualku saat ini karena Harry memberi racun di makananku tadi? Ah sialan pria itu.

"Carol, kau tak apa?" Pertanyaan bodoh, jelas aku tidak sedang baik. "Shut up St--- huekk" aku kembali memuntahkannya.

"Kau benar sakit?" Sialan! Ia baru menyadarinya. "Jangan dekat aku Harry, aku mual jika ada didekatmu" aku tak mengada - ngada, aku mual jika didekatnya sekarang.

"What the hell Carol? Aku ingin membantumu, tapi kau malah berkata jika kau mual berada didekatku!" Ucapnya kesal sambil mencengkram bahuku.

"Harry! Lepas! Aku serius bodoh! Kau pikir aku bercanda? Le---huek" aku membulatkan mataku saat tak sengaja muntahan dari mulutku mengenai tubuh Harry "aku bilang apa. Aku tak berbohong!"

"Carol! Kenapa kau menyebalkan sih?" Aku tak mendengarnya dan lebih memilih mengganti bajuku.

"Jika kau sakit, Kita ke dokter saja. Bagaimana jika kau punya penyakit parah" aku mendorong kepalanya dengan ujung jariku "kau mendoakanku?" Kataku. Dan segera memakai night robe Ku.

"Masih siang kau pakai night robe? Aku lebih suka kau yang naked" aku memukul tangannya "dasar mesum. Sana pergi!" Ucapku dan ia hanya tertawa mengejekku, memang sialan pria ini. Akan kutibas kepalanya nanti.

"Car, aku tak ingin ada sesuatu padamu. Lebih baik Kita periksa kedokter" aku menggeleng masih pada pendirianku.

"Aku hanya ingin dirumah, aku tak mau keluar. Dan jangan dekat - dekat denganku. Aku mual didekatmu." Aku menutup wajahku tak ingin melihat Harry, sungguh aku benci dengan pria ini sekarang, tanpa sebab. Tiba - tiba aku membencinya dan ingin mencolok mata jeleknya. Oh aku bohong, matanya bagus.

"Gila, aku ini suamimu Carol. Kenapa kau tega berkata seperti itu padaku? Apa salahku padamu" memang pandai buat drama pria ini. Aku yang kesal menjambak rambutnya dan memukul punggungnya berkali - kali.

"Aku bilang menjauh Harry! Kau ingin aku muntah lagi dan bahkan kali ini akan mengenai wajah jelekmu!!"

"A--am--ampun. Sakit bodoh. Aku akan keluar. Lepas!" Ia mendorong tanganku dan aku melepaskannya "jika aku psikopat aku akan membunuhmu, belum pernah ada yang memperlakukanku seperti ini Carol Styles"

Aku bersidekap dan membuang wajah darinya "yang jelas aku benci dirimu" geramku. "Tingkahmu hari ini aneh"

Aku menutup wajahku "aku juga tak tahu Harry" ia akhirnya berlenggang pergi keluar dari kamar, aku tahu dia kesal.

***

Sudah berapa kali dalam sehari aku keluar masuk kamar mandi hanya untuk memuntahkan Isi perutku, dan Harry dengan sabar membantuku "sudah aku bilang Kita kedokter saja Carol" aku tetap menggeleng.

"Jangan paksa aku, ini hanya masuk angin" ia terlihat cemas dengan kondisiku "tapi..."

"Aku hanya butuh istirahat" aku tersenyum dan mengelus pipinya lalu mengecup bibirnya lembut ia masih terdiam dan aku segera melepaskannya, ia terlihat binging meluhat tingkahku, jelas saja tiba - tiba aku baik kepadanya aku sedang mood bersamanya.

"kau mau menemaniku seharian?" Tanyaku.

"Tentu sayang" ia menuntunku menuju kamar dan membantuku berbaring, disusul dirinya yang memelukku erat.

***

Keesokannya, kondisiku sudah mulai membaik dan aku sedang menyiapkan makanan untuk Harry yang masih tidur, aku hanya membuat pancake, aku tidak terlalu pandai memasak.

Tiba - tiba saja suara seseorang terdengar dengan langkah beratnya "morning" ucapnya suara khas bangun tidur.

Ia memelukku dari belakang dengan tubuh shirtless nya, "morning" balasku dan mulai mengecup hidungnya.

"Hanya dihidung?" Katanya sambil mengerucutkan bibirnya "aku tak mau berakhir panjang. Dan jangan ganggu aku." Geramku karena tangan Harry yang mulai nakal  meraba daerah intimku. Sialan!

"Harry! Aku sedang buat sarapan" geramku kepadanya "aku menginginkamu, tubuhmu terlihat lebih berisi sekarang" aku membulatkan mataku dan berbalik menghadapnya.

"Bisakah kau tak mengeluarkan kata mesummu untuk sehari? Dan apa? Secara tidak langsung kau mengataiku gemuk?" Aku meninju dadanya membuatnya meringis.

"Tidak! Aku bilang tubuhmu berisi, ditambah bokongmu yang terlihat membesar" ucapnya sensual membuatku tak bisa fokus dengan adonan pancakeku itu.

Hanya dengan godaannya membuatku terangsang "Jangan menggoda, kerjaanku tak akan selesai jika seperti ini"

"Seperti apa? Seperti aku yang menyentuh vaginamu?" Sialan! Kata - kata vulgarnya membuat libidoku muncul. Aku menggigit bibir bawahku kuat "jauhkan tanganmu itu Harry" aku menahan tangannya untuk tidak terus mengusap daerah intimku dibalik underwear yang aku pakai.

"Aku menyukai kau yang seperti ini, berpura - pura tidak mau padahal vaginamu telah basah" aku memalingkan wajahku darinya, dan merasakan kejantanannya yang menekan milikku sesekali "ahh..." Desahan itu refleks keluar dari mulutku.

Ia menyeringai "kau menyukainya kan? Kau harus tahu, aku sering melakukan masturbasi sebelum Kita menikah, karena aku selalu membayangkan wajahmu, aku berteriak memanggil namamu, dan sekarang. Tak ada lagi penghalang. Kau sudah jadi milikku seutuhnya. Jadi kapanpun aku menginginkannya kau harus menurutinya. Kau mengerti?" Ucapnya dengan penekanan membuat pipiku memanas.

"Tidak sekarang" aku menggeleng "kenapa? Aku tahu kau sudah bergairah untuk meremas rambutku, matamu sungguh liar saat ini. Aku bisa melihatnya" sial! Ucapannya hampir seratus persen benar.

"Bilang iya jika kau ingin aku bermain lembut dan bilang tidak jika kau ingin aku bermain sesuka hatiku"  aku menggigit bibir bawahku, benar - benar gila Harry. Kemarin Kita baru saja melakukannya.

"Tidak. Aku tidak mau, aku lelah" rengekku padanya "tidak? Kau yakin? Bisa saja ini akan berlangsung sampai dirimu yang tak bisa bangun karena merasakan nyeri di selangkanganmu"

Shit!

Sungguh, aku sedang tidak mood saat ini "aku sudah menahan ini sejak tadi Carol, kau sudah memilih tidak. Dan aku akan melakukan sesukaku" matanya menggelap dan tangannya mulai menjalar ke pahaku dan berakhir dibokongku dan meremasnya kuat, aku mengadahkan kepalaku keatas memejamkan mataku erat.

"Harry... Jangan sekar----"

"Shh... No honey, you made me turn on."

"Shit! Aku sungguh menginginkanmu!" Nafasnya memburu dan langsung melumat bibirku agresif penuh nafsu dan kasar tanpa memberiku celah untuk bernafas.

Gantung say, he he biarin yaa. Next vomments yang banyak, aku kecewa liat votes menurun:(

Sweet Creature [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang