3.What did you say?

1.6K 190 19
                                    

"Hey! Kenapa kau begitu hobi diam? Jawab pertanyaanku" kataku tak sabaran "Uhm... Kau jangan berteriak setelah aku mengatakan ini" katanya, dan aku memutar bola mataku kesal "iya terus apa yang akan kau bicarakan? Katakan dulu" kataku sedikit mendesaknya dengan rengekkanku, menjijikkan memang.

"Kau..." tiba - tiba suara ponsel miliknya berbunyi "tunggu sebentar" dia segera menjauh dariku dan sedikit mengacak rambutnya. Dia sangat bertele - tele, apasih memangnya pekerjaanku ini? Awas saja jika sampai aku dijadikan pembantunya, akan aku penggal kepalanya.

"Ok, kita lanjutkan lagi" dia kembali duduk dikursinya dan menaruh ponsel miliknya diatas meja. Sangat cute case phonenya berwarna pink.  "---kau bekerja jadi kekasih pura - puraku yang akan segera aku nikahi" aku membelalakan mataku terkejut, sangat terkejut!

"What did you say?!" pekikku kepadanya lalu berdiri dari dudukku "shh... Duduklah dulu. Dengarkan aku" katanya dengan raut wajah kesalnya. Seenaknya dia berbicara seperti itu!

"ak--aku tak memiliki cara lain, kau tahu jika dalam satu minggu aku tidak mendapatkan gadis lain, perusahaan ini akan jatuh ke tangan pamanku. Bagaimana bisa itu terjadi?" dia mengacak rambutnya kasar dan memutar kursinya. Tidak ada kerjaan, aku juga bisa. Aku ingin mencobanya.

Aku mengikutinya memutar kursi yang sedang aku duduki, rasanya seperti ada di wahana permainan tapi membuatku pusing "hey, apa yang kau lakukan? Berhenti!" katanya dengan suara meninggi, aku segera berhenti dan menatapnya dengan senyuman bodohku.

"jika begitu, kenapa kau tidak pilih wanita yang tadi eww aku tak mau menjelaskan apa yang tadi kalian lakukan" ucapku dengan memasang ekspresi jijikku "itu masalahnya! Orang tuaku tidak merestui hubunganku dengannya, padahal apa yang kurang darinya? Dia cantik, pintar dan seksi tentunya" aku hanya bertopang dagu mendengarkannya curhat kepadaku "dan bitchy" lanjutku.

Dia kemudian menatapku terkejut dan tajam, oh tidak aku salah bicara, dia terus menatapku tajam dan rahangnya mengeras, sialan aku takut "hei... hei santai dude. Aku bercanda" ucapku menutupi rasa takutku ini, dia sangat menyeramkan, tak lama ekspresinya seperti semula. Ugh aku bisa bernafas lega sekarang.

"Nah, bagaimana jika aku tidak mau?" kataku memainkan kedua alisku keatas dan kebawah "yaa jika kau tidak mau? Itu deritamu, kemarin kau bilang jika Ayahmu dirawat dirumah sakit. Umph... benar?" tanyanya serius, astaga! Aku melupakan Ayah!

"ye--yeah itu benar, jika kau tidak percaya kau bisa ikut aku sekarang" kataku kepadanya "jadi apa maumu sekarang? Kau terima tawaran menarikku ini tidak?" cih, apanya yang menarik coba?

"itu tidak menarik sama sekali" aku menggeleng "eh.. Tapi tunggu, jika aku menerima tawaranmu, sampai kapan aku harus bersandiwara?" tanyaku kepadanya "yeah... Sampai mereka merestui hubunganku dengan Alexa," aku tertawa keras karena ucapannya.

"kau bodoh atau bagaimana? Kau ingin menjadikanku pacar pura-puramu itu dan kau bilang akan dinikahi secepatnya. -Aku benci melakukan itu-. Terus bagaimana mereka bisa merestui hubunganmu dengan kekasihmu itu nantinya, hah?" aku masih tertawa.

"hei! Jangan mengataiku!"gertak Harry aku segera diam "ugh... Intinya aku harap ini tak akan lama, biar aku perjelas, setelah kita menikah nanti aku dan kau pisah kamar, dan urusi urusan masing - masing."

"dengar, kenapa kau ingin menikahi aku?"

"ugh... Itu juga terpaksa! Momku bilang 'Harry, mom dan dad tidak mau tahu, kau harus cari gadis lain dalam waktu satu minggu! Bawa kerumah ini dan kita akan menilainya. Lalu, setelah itu 1 minggu kedepannya kau harus sudah menikah dengannya' like seriously?" aku tertawa melihat dia memperagakan ucapan orang tuanya itu.

"tidak ada yang lucu sialan" katanya, jika aku menolak ini, bagaimana dengan Ayah? Aku tidak boleh egois, dan lagi Abby masih harus sekolah. Aku harus mencari uang banyak. Kondisi ayah semakin hari semakin menurun membuat aku bingung, aku sudah meminta pihak rumah sakit untuk bertindak terlebih dahulu, tapi mereka bilang 'maaf nona kami mengikuti prosedur' bilang saja mereka pelit.

"Hei! Jangan melamun!" tegurnya dan aku mengerjapkan mataku "maaf, umph... Aku harus memikirkan ini terlebih dahulu" kataku kepadanya "berapa lama? 1 menit dari sekarang" hei dia gila?

"1 hari, kumohon, dan aku akan kembali lagi kesini untuk memberitahumu" ucapku, dia berpikir sejenak sembari mengusap dagunya dengan jari tengah dan telunjuknya "Ok! Satu hari" dia mengangguk dan aku tersenyum.

"terimakasih, aku harus segera pulang" dia mengangguk dan aku segera keluar dari ruangannya.

***

Aku berjalan masuk kedalam rumah dan melihat Abby sedang membuka sepatunya "AHH!" jeritnya membuat aku ikut terkejut "hei!" kataku "kau yang pertama mengagetkan aku Carol" gerutunya "oh maafkan aku okey" ucapku memutar  mataku.

"aku pikir kau langsung kerumah sakit" kataku kepadanya "aku banyak tugas sekolah, jadi hari ini aku absen dulu menjaga Ayah, lagipula ada ibu disana" aku mengangguk "baiklah, oh apa kau sudah makan?"

"sudah, Luxy mentraktirku"

"baguslah"

Aku segera ke kamar dan pikiranku tak lepas dari apa aku harus menerima pekerjaan konyol ini? Lalu, bagaimana dengan keluargaku yang mengetahui ini nantinya? Aku mengacak rambutku bingung.

"Carol? Kau ada masalah? Kenapa raut wajahmu seperti itu?" tanya Abby yang baru masuk kedalam kamarku "kau tidak sopan masuk tanpa mengetuk" cibirku "maaf, aku lupa. Aku hanya ingin mengambil buku milikku" aku mengangguk.

"kau serius baik - baik saja?" tanya Abby "aku serius"

"baiklah, aku akan belajar"

Vomments.

Bikin story itu susah lho. Gue baru belajar bikin jadi kalau gk suka ga usah baca, kalau baca wajib vomments

Jadi hargain yang nulis, atau gue hentiin aja?

#prayformanchester

So sad to heard bad news, at least 23 killed and 59 injured in manchester explosion. And over fifty missing children are there from ariana's manchester concert.

Sweet Creature [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang