11. No!

1.5K 142 14
                                    

Author's pov

"kondisi Mr. Chane sangat kritis, kami hanya mengandalkan doa dari keluarganya" ujar dokter yang menangani Ayah Carol itu, Karene -ibu Carol- belum memberitahu anak - anaknya. Air matanya telah mengalir sedari tadi, digenggamnya tangan suaminya itu dengan tangan bergetar "kumohon, bertahanlah" kata Karene "aku tak mau anak - anak sedih, dan aku tak mau melihatmu seperti ini" Karene terus menangis disamping suaminya yang terbaring lemah dengan alat - alat medis yang dipasang ditubuhnya. "kenapa setelah operasi kau jadi seperti ini lagi? Aku mencintaimu" Karene terus menangis.

Suara deringan ponselnya membuatnya tersadar dan segera mengambilnya dari atas nakas.

Carol is calling

Hatinya berdebar, bagaimana dia mengatakan yang sebenarnya "Carol" suaranya serak "Ibu, aku mencemaskan keadaan Ayah. Entah kenapa aku teringat oleh Ayah, dan Aku Abby. Aku menggunakan ponsel Carol." air matanya kembali turun. Ia segera menghapusnya dan menahan tangisannya "Sayang.... Kumohon kalian doakan Ayahmu"

"Ibu! Apa yang terjadi?"

"aku tak tahu, kondisinya sangat kritis. Kita hanya bisa pasrah" panggilan pun terputus.

***

Abby berlari kearah Carol yang sedang mengiris bawang didapur dan segera memeluk Carol dari belakang "Carol!" Abby menangis sejadi - jadinya "aku takut"

"Abs, ada apa? Jangan membuatku panik!"

Carol melepaskan pelukan Abby dan berbalik menghadap Abby "Ayah! Kondisi Ayah kritis, sangat kritis. Aku takut sesuatu buruk menimpa Ayah. Aku takut Carol" Abby terlihat sangat panik dan terus menangis.

Saat Ayahnya sehat, Abbylah yang sangat dimanja oleh Ayahnya itu "ap--apa?" mata Carol mulai berkaca - kaca dan kemudian menangis. "aku mau kita kerumah sakit sekarang" kata Abby, Carol mengangguk lalu berjalan tergesa - gesa mengambil tas dan ponselnya.

"Ak---aku tak mau kehilangan Ayah. Aku sayang pada Ayah. Carol" Abby terus menangis saat sedang menunggu taksi datang. Tapi tak kunjung - kunjung datang, Harry sudah pulang saat sore.

"Jangan terus menangis" Kata Carol dengan suara bergetar, sebuah mobil sedan berwarna merah berhenti beberapa meter tak jauh dari Abby dan Carol "Apa yang terjadi?"

Abby maupun Carol tak ada yang menjawab "kumohon apa yang terjadi?" tanyanya "Bisa kah kau antar kami kerumah sakit? Kumohon" Kata Abby membuat Carol membelalakkan matanya "kumohon Carol, aku mengkhawatirkan Ayah" Carol memejamkan matanya lalu menghela nafas berat "tentu!" kata pria itu.

***

"terimkasih Gail" kata Carol lalu menyusul Abby masuk kedalam rumah sakit yang sudah lari duluan "tunggu!" Gail mencegah tangan Carol membuat Carol berbalik "Aku akan menemanimu" Carol sudah tak bisa berkata banyak, Carol tak punya kekuatan untuk memaki dan mengusir Gail, jadi dia hanya membolehkan Gail ikut masuk kedalam rumah sakit.

Berada diruangan yang berbau obat obatan ini, menunggu Ayahnya memulih, namun perkiraan mereka salah, Ia sudah meninggal, "NO AYAH! STILL ALIVE PLEASE! WE NEEDS YOU!" Carol terisak tak kuasa menahan tangis, tangis yang sedari tadi ia tahan pecah saat melihat garis lurus dimonitor dan suara nyaring.

Ia terus menangis bahkan ia terduduk dilantai sambil menumpu tangannya pada lantai dan terus memukul lantai itu, Abby dan Karene juga menangis sejadi - jadinya.

"Kenapa ayah meninggalkan kita?" Abby berujar, Gail yang sedari tadi diam. Menuntun Carol agar duduk di kursi lalu mengusap punggungnya "aku turut berduka" ujar Gail pelan. Carol mendorong tubuh Gail dan menatapnya tajam.

Sweet Creature [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang