12. moment

1.2K 145 4
                                    

"Harry..." ucapku, ia menatapku tanpa ekspresi "apa?" katanya "ap--apakah kau mau... Menemaniku malam ini? Yeah... Hingga besok pemakaman Ayah" aku tak tahu ide apa yang aku cetuskan, aku hanya butuh seseorang sekarang. Matanya membulat sempurna, tak percaya.

"ap--apa?" katanya masih tampak tak percaya, sudah kuduga "tapi, jika kau keberatan. Tak masalah, aku tahu kau besok kerja 'kan" kataku tersenyum kearahnya "tid--tidak! Bukan itu, hanya saja aku terkejut, biasanya kau selalu galak kepadaku" aku memukul lengannya dan mendengus kesal, dan ia tertawa.

"tidak ada waktu untuk aku melakukan hal itu saat ini" aku menunduk dan ia, aku tak tahu bagaimana ekspresinya saat ini.
"jika kau tidak mau, itu tak masalah"

"siapa bilang aku tidak mau? Aku mau Carol. Sangat mau" bisiknya membuatku merinding karena hembusan nafasnya dileherku "terimakasih" aku tersenyum "kalau begitu, apa kau mau menemaniku keluar malam ini?" kata Harry, aku berpikir sejenak.

"Hanya untuk menenangkan dirimu." Ia menyelipkan rambutku kebelakang telingaku, ahh sepertinya aku akan memotong bagian rambutku yang sebelumnya aku warna. "aku mau"

***

Entah apa yang aku rasakan sekarang, aku begitu nyaman berada didekapan Harry, hari ini ia berlaku manis kepadaku, tak terlihat bajingan atau menyebalkan. Pokoknya, hari ini dia baik. Ah, apa mungkin dia mengerti suasana? Dan setelahnya ia akan menyebalkan lagi.

"kenapa kita terus berdiam seperti ini?" Harry mendengus kesal dan melepas rangkulannya di bahuku, aku memutar mataku  "bagaimana jika kita selfie saja?" aku tiba - tiba tertawa, "apa? Hey, kau ternyata narsis juga" aku masih tertawa dan melihat kearah Harry, ia hanya menunjukan ekspresi datarnya kepadaku, aku dengan canggung menghentikan tawaku dan tersenyum bodoh.

"Ayo! Aku tak perduli kau anggap apa diriku ini, aku hanya ingin foto bersama denganmu"

"baiklah, aku akan bersikap baik pada fan ku" aku kembali tertawa dan dia hanya tersenyum "aku suka melihatmu senang" aku mengalihkan pandanganku kearah lain, kenapa dia ini? bukannya aku merasa risih hanya saja aku aneh dengan kelakuannya yang baik ini karena aku sudah terbiasa dengan kelakuan menyebalkannya.

"Carol, lihat ponselku!" geramnya dan aku dengan cepat melihat ponselnya, astaga! wajahku sangat buruk. "Aku tak mau Harry, wajahku sangat aneh dan jelek" kataku dengan menutup wajahku menggunakan kedua telapak tanganku "Carol, kau akan tetap cantik meskipun kau habis menangis"

astaga!

kenapa pria ini pandai sekali membual? dan yang aku rasakan sekarang adalah rasa panas di pipiku, sialan. "tidak Harry" aku terus menolak ajakannya itu, "ayolah, Carol. lagipula aku tak akan memposting fotomu di sosial media" ia terus memohon padaku seperti anak 5 tahun.

"aku tidak mau Harry Styles" ujarku geram dan kurasakan ia berhenti merengek aku membuka telapak tanganku sedikit dan melihat Harry berjalan menjauh dariku, meninggalkanku.

ah memang dasar sialan!

aku dengan cepat berlari menyusul dirinya "kau ini! kenapa meninggalkan aku?" ujarku sebal, namun dia hanya mengabaikanku saja. ia sama sekali tidak perduli dengan setiap kata yang aku lontarkan membuatku mendengus kesal "kau marah?" kataku mencoba menggenggam salah satu tangannya, namun ia hanya menatapku datar setelah itu mengalihkan pandangannya.

"Okey, aku akan selfie denganmu" ucapku malas, ia menatapku sebentar lalu kedua lesung pipinya terbentuk "Nah! kenapa tak seperti itu dari tadi?!" ia berujar semangat. Aku hanya memutar bola mataku, kemudian tersenyum kearah layar ponsel Harry, senyum paksa pastinya.

"Ah, Carol! kenapa senyummu begitu dipaksakan?" Harry mendengus kesal dan aku menggedikan bahu acuh "ayolah, bagaimana jika kita berekspresi konyol?" apalagi yang diinginkan si keriting ini? aku kembali memutar bola mataku dan memandangnya kesal "Aku tidak mau Harry" aku segera meninggalkannya yang masih terdiam.

"Carol..." ish, dia ini kenapa sih? seperti anak idiot saja! "No!" tegasku. "Carol..." aku kembali memutar bola mataku entah untuk keberapa kalinya, namun suatu ide muncul dipikiranku.

"apakah kau ingin aku selfie denganmu?" kataku dengan cengiran bodohku dan sekarang ialah yang memutar matanya "sekian kalianya aku berkata seperti itu dan kau bertanya lagi?" ia menggelengkan kepalanya dramatis "tapi ada syaratnya!" kataku lalu mendekat kearahnya "apa?" katanya datar.

"erhmm... tadi kau kerumahku bertujuan untuk bercerita 'kan? nah! sekarang ceritakan apa yang ingin kau ceritakan" kataku antusias "tidak jadi, itu hanya akan menjadi pikiranmu saja" aku lagi dan lagi memutar bola mataku.

percaya diri sekali kau Styles "cepat ceritakan" rengekku "baiklah, baiklah. Dadku membatalkan niatnya untuk menyerahkan perusahaan itu kepada pamanku namun..." ia menjeda ucapannya "Kau harus..." aku menggeram kesal kenapa dia sangat banyak embel - embel sih? tinggal bicara saja! sialan memang!

"Cepat Styles, jangan buat aku lumutan karena menunggumu bercerita" aku menggembungkan pipiku dan membuang wajah darinya "dengar dulu, setelah ini kau jangan marah ataupun apalah itu" banyak bertele - tele, apa yang akan kau bicarakan Styles? jangan biarkan kakiku melayang kewajah tampanmu itu. oh tidak, aku tak akan berani melakukannya.

"jadi, begini... Ia meminta untuk itu... ini lho" aku mengelus dadaku, "itu ini apa sih Harry, kau ini bisa bicara kan?" aku ingin mencakar wajahnya sekarang "ahh aku tak yakin kau tidak akan terkejut, aku takutnya kau akan langsung mati setelah aku mengatakan ini karena ini sangat menggemparkan" Aku mulai kesal dibuatnya.

"ahk! sudahlah jika kau tidak mau bercerita" kataku malas dan mengerucutkan bibirku kedepan "Shit! aku tahu ini musibah untukku bukan untukmu" mataku terbelalak dan menyipitkan mata kearahnya "apa maksudmu?" kataku mengangkat dagunya sambil memelototinya "maksudku? ya itu, jangan bahas itu"

"bagaimana jika aku ingin bahas ini?" aku mengangkat satu alisku dan tersenyum "senyumanmu menakutkan Carol" aku ingin tertawa namun aku menahannya "kau takut padaku Harry?"

"apa? tidak! siapa bilang aku takut padamu?!" pekiknya membuatku menjauhkan wajahku darinya "jelaskan padaku Styles, jangan buat aku mati penasaran"

"ya Tuhan, pemikiranmu jauh sekali" ergh! aku masih menahan kesabaranku, aku menatapnya datar "baiklah, kau... kau harus jadi kekasihku!"

F.U
Aing gabut ya Allah, teuing gimana lagi 😭. Sorry short chapter, next chapter janji bakal long chapter dan Jelas goodbye! 😫

Sweet Creature [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang