Bab 44

18.6K 1.1K 15
                                    

"Ketawa aja terus." cibir Indah sambil memakai kacamata minusnya lalu mulai mencatat. Kali ini kelas XI IPS 1 sedang jam pelajaran Sejarah dan Bu Inul berhalangan masuk sehingga mereka hanya disuruh mencatat. Riko langsung mengajak Evan untuk bertukaran tempat sementara agar ia bisa disebelah Indah.

"Lucu aja. Masa gitu sih? Aku baru inget, pantes ya dulu pas dikantin kamu pas aku usap-usap kepalanya langsung ngejauh. Ternyata kamu bisa ketiduran kalo diusap-usap haha." kata Riko lalu tertawa lagi membuat Indah mendengus.

"Udah kebiasaan dari kecil kalo susah tidur diusap-usap eh jadi kebiasaan kalo diusap-usap langsung tidur nyenyak." jelas Indah sambil terus fokus mencatat.

Riko meredakan tawanya lalu menjatuhkan kepalanya dimeja, menghadap Indah, "Terus kalo soal petir?"

Indah berhenti mencatat lalu menatap Riko. Ia menghembuskan nafasnya lalu mulai mencatat lagi.

"Itu bukan phobia cuma semacam trauma gitu. Pas SMP aku sama teman-teman termasuk Evan lagi asik main layangan ditaman."

"hm?" tanya Riko sambil memperhatikannya.

"Waktu itu langit berubah jadi gelap. Mendung yang sebentar lagi hujan. Tapi kita gak pulang karna kita jadi pengen mandi hujan. Sampe aku ngeliat bapak-bapak yang mau nyebrang jalan pas-pasan petir menggelegar dan yang gak aku nyangka bapak itu kesambar petir dan langsung meninggal. Aku takut Rik, aku shock sampe pingsan dan pas aku sadar, aku ternyata udah dikamar aku dan ada mama papa sama Evan. Semenjak itu aku takut hujan apalagi petir."

Riko menegakkan badannya lalu mengusap bahu Indah mencoba menenangkanya, "Seandainya aku tukang hipnotis ya."

Indah berhenti mencatat lalu melirik Riko, "Emang kenapa kalo kamu tukang hipnotis?"

"Aku bakalan hipnotis kamu biar lupa sama kejadian itu dan gak punya trauma karena itu."

Indah tersenyum lalu memiringkan badannya menghadap Riko, "Kamu lebayyy."

Riko terkekeh lalu mencubit pipi Indah membuat Indah melotot dan melepaskan tangan Riko. "Kamu ngeselin banget sih, nyubitin aku mulu."

"Aku gemes. Pipi kamu lucu soalnya hehe."

"Bodo ah. Catat Rik!! ini catatan dikumpul." kata Indah lalu kembali mencatat sementara Riko menelungkupkan kepalanya kemeja lalu bergumam.

"Nanti aja aku pinjam punya kamu."

"Big NO. Selesai nyatat aku langsung kumpul." kata Indah yang membuat Riko mengacungkan jempolnya lalu memejamkan matanya.

Indah hanya bisa menghela nafasnya lalu kembali mencatat.

~~~

Istirahat kali ini Indah dan Riko tidak kekantin. Mereka makan bersama di taman belakang. Itu karena usul Riko kemarin yang menyuruh Indah untuk membawa bekal dalam porsi dua orang. Dan disinilah mereka sekarang, dibangku panjang yang teduh karena ada pohon beringin tepat dibelakangnya.

"Kamu bawa apa?" tanya Riko yang menatap kotak bekal yang baru dibuka Indah.

Isinya hanya 4 sandwich. Indah juga membawa 2 kotak susu ultramilk.

Riko tersenyum, "Ini sandwichnya kita dua dua ya? Makasih sayang."

Indah menggeleng, "Ini 4, 3 aku terus 1 kamu."

Riko meliriknya lalu terkekeh, ia mengangguk saja walau tau tabiat Indah. Seperti dulu saat ia bilang ia akan makan 2 porsi bakso tapi setelah itu 1 porsi malah ia berikan pada Riko. Indah, seniat-niatnya makan semuanya, ia pasti ingat orang yang berada didekatnya.

Bendahara Kelas [Completed]Where stories live. Discover now