Bab 36

22.6K 1.1K 11
                                    

"Ini fix kan ikut semua? Gua gak maksa kalo emang ada yang gak bisa. Misalnya ada yang bantu nyokap atau bokap yaa gapapa pulang aja" kata Indah yang sedang berdiri dan merapikan seragamnya. Bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu.

"Fix lah Ndah. Kelas kita itu solidaritasnya tinggi. Seneng sama-sama, susahnya juga sama-sama. Iya gak guys?" Kata Digo.

"Betull" jawab Riko sambil menyisir rambutnya dengan tangannya.

"Yaudah kuy kita kesana. Tapi ingat jangan rusuh ya kalo udah di rumah sakit. Entar pada diusir lo semua" ingat Indah sambil mengacungkan telunjuknya.

"Jangan lupa beli buahnya Ndah" ingat Nisa diangguki Indah.

"Seratus ribu cukup kali ya?" Tanya Indah sambil membuka tasnya dan mengeluarkan dompet kas.

"Cukup itu Ndah" sahut Ranti.

Indah mengeluarkan selembaran duit berwarna merah lalu memasukkan kembali dompet kas ke tasnya.

"Jangan lupa ingatin gua belum nyatet pengeluaran yang ini Ran" kata Indah lalu memakai tasnya.

"Yok dah berangkat" kata Evan yang berlalu keluar diikuti teman-temannya.

"Yuk mbem" ajak Riko membuat Indah menatapnya sengit.

"Emang gua ada bilang gua mau sama lo kesananya?"

Riko meringis tapi tak kehilangan akalnya. "Lo ikut gua atau gua cium lo?"

Indah menggeleng cepat. "Bisanya ngancam aja"

Riko terkekeh lalu mengikuti Indah berjalan menuju parkiran.

"Haii" sapa Rasya yang melihat Indah mendekat kearahnya yang sudah bersandar dimobilnya menunggu Indah.

Riko menatap Rasya tajam. Ia memakai helmnya.

"Lo duluan aja. Gua sama yang lainnya mau kerumah sakit jenguk anak kelas yang lagi dirawat" bisik Indah dengan suara pelan.

Rasya mengangguk lalu tersenyum saat melihat Riko menyalakan motornya lalu berhenti tepat didekat Indah.

"Ayo yank!" Seru Riko.

"Aku duluan ya Sya. Kamu hati-hati" kata Indah yang membuat Rasya tersenyum lebar lalu mengacak rambutnya gemas.

"Iyaa sayang. Kamu juga hati-hati ya sama dia" kata Rasya yang melirik Riko.

Indah mengangguk lalu naik diboncengan Riko.

Riko mengendarai motornya dengan laju hingga tepukan dibahu menyadarkannya. "Pelan-pelan aja Rik. Udah gua bilang kan gua gak mau kecelakaan"

Riko memelankan motornya hingga kecepatan sedang. Tidak laju tidak juga lambat.

"Mampir ditoko buah dulu ya Rik"

Riko mengangguk lalu memberhentikan motornya saat melihat ada toko buah dipinggir jalan. Indah memegang bahu Riko lalu turun dari motor dan segera memasuki toko buah. Riko melepas helmnya dan ikut masuk kedalam.

"Yang ini berapa ya pak?" Tanya Indah sambil menunjuk parsel buah berukuran sedang.

"Yang itu 110 ribu mbak" jawab si penjual buah membuat Indah mengangguk lalu mengeluarkan selembaran duit seratus ribu dan lima puluh ribu.

"Saya ambil yang ini ya pak" kata Indah yang diangguki penjual lalu penjual itu masuk untuk memberikan angsulan Indah.

Riko yang melihat itu mendekat. "Lo nombok?"

"Cuma sepuluh ribu kok"

"Tetep aja itu duit. Duit lo bukan duit kas"

"Gapapa Rik. Anggap aja sedekah"

Bendahara Kelas [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang