Bab 5

31.6K 1.6K 5
                                    

Saat Indah dan Riko keluar dari kantor banyak bisikan-bisikan dari fans-fans Riko yang alay.

"Mereka pacaran yaa?"

"Ih mending sama gua deh si Rikonya."

"Fix gua kesel tau mereka kemaren ciuman."

"Dasar cewek gatelllll."

"Pake pelet kali ya makanya Riko mau."

Indah yang mendengar bisikan yang gak bisa dibilang bisikan karena mereka memang bersuara dengan nyaring pun menghentikan langkahnya.

"Kenapa?" tanya Riko.

"Lo budeg apa gimana sih? Denger kan fans-fans lo ngejudge gua? jadi please jauh-jauh dari gua, gua gak mau kena masalah karena berhubungan dengan lo." ucap Indah sambil berjalan meninggalkan Riko yang sempat terdiam. Tapi kemudian Riko menyejajarkan langkahnya dengan Indah.

"Kalo gua gak mau?" tanya Riko sambil merangkul Indah.

"Riko lo apaan sih? Gua gak suka ya ditatap sinis sama mereka." kata Indah sambil berusaha melepaskan rangkulan Riko yang malah makin erat.

"Mereka ya mereka, kita ya kita, gak usah dengerin kata mereka."

"Lo enak ngomong gitu, karena emang gak ada efek buat lo, sedangkan gua, lo bisa jamin? Setelah ini gak bakal ada yang niat ngebully gua?" tanya Indah sambil menurunkan tangan Riko yang merangkulnya.

"Dan satu lagi, gak ada kata kita diantara lo dan gua, lo bebas jalanin hidup lo yang mau kaya gimana, dan guapun begitu, gua bebas tanpa lo dan fans-fans lo." kata Indah sambil melangkah meninggalkan Riko yang diam.

"Oh Gua tau sekarang." kata Riko yang membuat langkah Indah terhenti.

"Lo cemburu kan? Lo takut kalo lo deket gua, lo bakal sakit pas ngeliat gua yang selalu dikerumuni sama fans gua." lanjut Riko sambil bersedekap.

Indahpun berjalan menghampiri Riko dan berhenti tepat didepan Riko.

"Eh denger ya, mau lo cowok populer atau nerd sekalipun, gua gak ada rasa ya tetap gak ada rasa, mau lo dikerumuni fans lo atau semut sekalipun, ya gua gak bakal cemburu, karna lo bukan siapa-siapa gua." kata Indah tersenyum miring.

"Okee terserah lo bilang apa sekarang, kita gak tau kedepannya, mana tau ntar lo yang jerit-jerit ngejar gua melebihi lebaynya fans gua." kata Riko tersenyum miring.

"Haha pd banget lo, sekarang, bukannya lo ya yang ngejar-ngejar gua?" tanya Indah.

"Lo gak lari jadi gua gak ngejar. Gua cuma pengen jalan disamping lo, bimbing lo ke jalan yang benar." kata Riko yang membuat Indah melongo.

"Mirror please! Gua ada dijalan yang bener jadi gak perlu dibimbing. Lo tuh yang harusnya tobat, jalan lo yang salah, kalo lo bimbing gua ntar gua jadi sesat kaya lo, udah ah capek ngomong sama lo, gak guna." kata Indah yang berjalan cepat menuju kelasnya.

"Tuh cewek beraninya nantangin gua, untung gua suka." batin Riko sambil tersenyum menatap punggung Indah yang semakin menjauh.

***

Kringgg.... bel istirahat pun berbunyi.

"Ayo ke kantin Van!" ajak Indah sambil menarik-narik tangan Evan.

"Sabar Ndah. Catatan gua belum kelar ni." kata Evan sambil berusaha mencatat dengan tangan kiri karena tangan kanannya masih ditarik Indah.

"Evan, gua udah laper tau." kata Indah yang kini cemberut.

"Sebentar sayang." kata Evan yang melepaskan tangan Indah yang menariknya tadi lalu mencatat dengan cepat dan mengantungi pulpennya sambil menutup buku.

Bendahara Kelas [Completed]Where stories live. Discover now