Bab 10

28.7K 1.4K 19
                                    

Setelah keluar dari wc. Indah melepaskan tangan Riko yang melingkar dipinggangnya membuat Riko mengangkat sebelah alisnya.

"Ndah-"

"Udah Rik udah, gua gak mau nambah masalah karena lo masih dideket gua. Mending lo selesein dulu masalah lo sama dia, gua gak mau ikut terlibat."

"Dia ngomong apa sama lo?"

"Bukan urusan lo kan? "

"Jelas urusan gua. Karena pasti dia ngomongin gua, iya kan?"

"Entah."

"Bilang Ndah dia ngomong apa sama lo? Biar gua tau."

"Dia nyuruh gua jauhin lo, dan okee gua bakal ngelakuin itu."

"Ndah, apapun yang dia omongin ke lo please jangan dipercaya. Dia itu munafik Ndah."

"Dia munafik lo juga munafik, pantes kalian cocok." kata Indah tersenyum miring.

"Gua munafik?"

"Mikir Rik, lo pikir jadi gua gak bakal baper kalo selalu lo gombalin lo perhatiin lo deketin, dan disaat gua percaya lo ada rasa sama gua ternyata lo cuma jadiin gua pelampiasan. Hello lo cowok dan emang bener ya kata orang, cowok cuma 2 jenis kalo gak homo ya brengsek, dan selamat lo udah jadi opsi kedua." kata Indah lalu berjalan meninggalkan Riko yang terpaku.

"Gua bener-bener sayang lo Ndah." batin Riko miris.

Indah memasuki kelasnya. Mengeluarkan buku kas dan bersiap menagih teman-temannya. Mencoba melupakan permasalahannya dengan Riko dan Lili tadi.

"Uang kas uang kas, yang belum bayar gua sumpahin gak nambah-nambah duit didompetnya." teriak Indah.

Beberapa anak yang tertib pun langsung membayar uang kas. Indah menghitung semua uang yang terkumpul lalu mencocokan dengan catatannya. Dan spontan kepalanya pusing.

"Kenapa wek?" tanya Evan yang berusaha menggodanya.

"Pusing dedek bang." jawab Indah dramatis.

"Kenapa? Coba bilang ke abang Evan?"

"Duitnya gak setara sama catatan." kata Indah sambil mengerucutkan bibirnya. Membuat Evan gemas dan mencubit bibir Indah.

"Ish Evan gua lagi pusing beneran nih."

"Siapa suruh mukanya imut gitu, gua kan gemes." kata Evan lalu terkekeh.

"Ranti bantu gua napa?"

"Bantu apa gua?" tanya Ranti sambil duduk dikursi depan meja Indah dan Evan.

"Lo yang hitung duitnya! Gua mau ngecek contrengan lagi nih."

Mereka sama-sama menghitung.

Evan hanya memerhatikan keduanya dengan menopang dagunya.

"Duitnya ada 530.000 Ndah." kata Ranti.

"Bentar ya, gua coba tambahin pendapatan terus kurangin sama pengeluaran." kata Indah sambil menghitung-hitung kembali.

"Gak sama Ran, aduh pusing hayati." teriak Indah frustasi.

"Gua hitung berdasarkan catatan semuanya ada 1.525.000 terus gua tambahin pemasukan dan ngurangin pengeluaran hasilnya 600.000, huaaaaa 70.000 nya kemana coba?" kata Indah lalu menangis.

Ranti yang selaku bendahara 2 pun juga menangis. Karena pasti setelah ini, ia dan Indah harus rela menombok kekurangan uang kas.

"Aduh Ndah kaya anak kecil aja." kata Evan yang mengelus punggung Indah berusaha menenangkan namun yang ada Indah malah semakin menangis.

Bendahara Kelas [Completed]Where stories live. Discover now