Bab 4

31.6K 1.6K 36
                                    

"Pagi Ndah." sapa Riko saat melihat Indah dan Evan datang lalu langsung duduk dibangkunya.

"Hahaha" tawa Evan yang menyadari Indah tak menghiraukan sapaan Riko.

"Apasih lo ketawa-ketawa? Berisik tau gak." sinis Indah sambil menyenderkan kepalanya ditembok. Posisi Indah dan Evan duduk itu barisan pojok meja ketiga tepat di dekat jendela kelas dan Indah kini sedang duduk menghadap Evan.

"Ish Van gua lagi pengen ke danau ni, pulang ke danau yuk, ajak Yana juga." kata Indah.

"Kalian aja, gua skip dulu, gua kan mau jalan sama Sinta."

"Aishh Evan mah gak asik, mentingin cewek lo aja mulu, seketika Gua dan Yana jadi orang yang gak berharga dimata lo." kata Indah sambil mengerucutkan bibirnya.

"Mulai deh dramanya, yang bilang lo dan Yana gak berharga itu siapa sih? Gua ngerti Ndah tapi lo juga harus ngerti kondisi dimana gua harus bareng sahabat atau bareng pacar gua." jelas Evan.

"Hmm iya gua ngerti " kata Indah sambil mengeluarkan buku kasnya.

"Minggir." kata Indah saat ia melewati Evan sambil membawa buku kasnya. Lalu ia duduk dimeja guru.

"Uang kas uang kas." teriak Indah membuat beberapa teman sekelasnya menutup kuping karena suara melengkingnya.

"Ranti bantuin gua sini!" kata Indah. Rantipun mendekat kearah Indah.

"Gua ngapain?" Tanya Ranti.

"Lo yang contrengin siapa yang bayar, biar gua yang nagih."

"Tia, Cinta uang kas kalian 15 ribu." kata Indah yang mendatangi bangku Tia dan Cinta sambil menengadahkan kedua tangannya.

"Buset dah ni anak saking menjiwainya, gak liat catatanpun dia tau siapa aja yang nunggak." kata Tia sambil menyodorkan selembar 20 ribunya.

"Gak usah diangsul, 5 ribunya buat minggu depan." kata Tia lagi.

Indahpun menerima uang tersebut. "Yang mau ngangsul siapa?" Kata Indah tersenyum miring.

"Lo Ta." kata Indah sambil menengadahkan tangannya lagi pada Cinta yang sedang menyengir.

"Besok deh Ndah, gua lagi gak ada duit ini." kata Cinta.

"Gak ada duit, ntar dari kantin bawa banyak cemilan." sindir Indah sambol mendatangi teman-temannya yang lain.

"Siapa lagi yang belum gua tagih?" Tanya Indah sambil menghitung uang-uang yang dikumpulkannya tadi.

"Riko." jawab Ranti yang membuat Indahmembelalak.

"Lo aja yang tagih ya Ran, gua males sama dia." pinta Indah.

"Apalagi gua Ndah, gak mau ah ntar dia bikin gua mewek lagi." kata Ranti.

"Sekali ini aja lo gak usah mewek bisa? Gua lagi gak mood buat nagih dia."

"Enggak ah, Indah lo jangan gitu dong." kata Ranti dengan suara bergetar. Tuh kan baru disuruh sama Indah aja dia udah mau nangis apalagi kalo dimarah-marahin.

"Huhh iya yaudah gua aja." kata Indah sambil mengambil buku kas yang berada ditangan Ranti, lalu ia mendatangi meja Riko yang berada dipojok kanan belakang, ia duduk dengan Angga.

"Gua udah bayar kas Ndah." kata Angga saat melihat Indah berdiri dihadapannya.

"Gua gak nagih lo." kata Indah.

"Terus?"

"Gua nagih dia." kata Indah sambil melirik Riko sekilas. Yang dilirik hanya tersenyum simpul lalu memasang headset ke kupingnya.

Bendahara Kelas [Completed]Where stories live. Discover now