Bab 8

27.7K 1.4K 10
                                    

Riko dan teman-teman sekelasnya sedang berada dilapangan karena jam pertama hingga ketiga di hari rabu ini merupakan pelajaran olahraga yang mengharuskan mereka praktek.

"Okee sebelum kita melakukan olahraga dipagi hari ini marilah kita berdoa menurut kepercayaan kita masing-masing, berdoa dimulai." kata Pak Anton selaku guru olahraga.

Semua berdoa dengan khusyuk. Kecuali Evan dan Riko yang asik ngobrol membuat Indah yang berdiri di depan Evan menoleh ke belakang dan menatap sinis kedua orang tersebut.

"Doa yang khusyuk Van Rik, lo bedua mau pas olahraga malah cedera?" Sindir Indah lalu melanjutkan berdoanya.

"Doa selesai." kata Pak Anton.

"Ini hadir semua?" tanya Pak Anton sambil membuka buku absennya.

"Iya pak hadir semua." celetuk Naga.

"Ohh baik, sekarang kita melakukan pemanasan dulu, bapak mau ada 1 cewek dan 1 cowok yang menjadi intruksi pemanasan kali ini."

Riko yang memang jago diolahraga pun mengibaskan rambutnya lalu maju dan menghadap ke teman-temannya.

"Ceweknya mana nih?" tanya Pak Anton.

Semua cewek pura-pura tidak dengar apa yang diucapkan Pak Anton hingga Evan mendorong Indah yang refleks maju kedepan.

"Nah tu pak Indah maju." kata Cinta membuat Indah mendengus.

"Evan setan." lirih Indah menatap Evan yang memasang tampang polos.

"Yasudah kita mulai pemanasannya ya anak-anak."

"Indah Riko mulai ya." kata Pak Anton membuat Indah dan Riko mengangguk.

Saat melakukan pemanasan Riko selalu melirik-lirik ke arah Indah yang sedang serius melakukan pemanasannya. Difikirannya Indah terlihat hampir sempurna karena disaat cewek-cewek zaman sekarang selalu memakai make up seperti lipstick eyeliner atau semacamnya namun tidak dengan Indah yang hanya memakai pupur bayi. Itu terbukti ketika kelas mereka terkena razia dan hampir disemua tas cewek dikelasnya ada gincu, celak, pensil alis dan lainnya namun yang didapatkan di tas Indah hanya pupur bayi dan minyak kayu putih.

"Natural." batin Riko saat memerhatikan wajah alami Indah.

"Okee cukup anak-anak, sekarang 2 kali lari keliling lapangan!" perintah Pak Anton yang dituruti semua muridnya.

Indah berlari-lari kecil sambil menyanyi-nyanyi sampai tak sadar kalo daritadi Riko juga sedang berlari disampingnya.

"Dikira jogging ndiri apa?"

"Ishh lo mulu dah yang gua liat. Bosan tau." kata Indah sambil berlari lebih cepat meninggalkan Riko yang terkekeh.

Setelah semuanya menyesaikan aktivitas berlarinya. Mereka diberi 5 bola basket untuk murid yang berjumlah 35 orang. Otomatis 1 bola basket digunakan bergantian oleh 7 orang. Indah yang gak mau rempong bareng temen cewek sekelasnya pun memilih bergabung dengan Evan, Naga, Riko, dan 3 orang cowok sekelasnya juga.

"Kenapa Ndah?" tanya Evan.

"Gua join kalian aja. Males sama mereka, rumpi banget."

"Bilang aja mau deket-deket gua." kata Riko dengan bangganya.

"Iuhhhh tikus got geer banget sih." kata Indah yang membuat mereka tertawa kecuali Riko yang memasang wajah masam.

"Tikus got? Cocok Ndah sama mukanya, hahaha." kata Evan membuat Indah mengangkat jempolnya lalu tersenyum puas.

"Mau main gak?" tanya Riko lalu ia mendribble bola basket ditangannya lalu mengoper ke Evan. Seperti itu terus berulang hingga tiba Indah yang mendribble.

Bendahara Kelas [Completed]Where stories live. Discover now