Bab 35

22K 1.4K 8
                                    

Sudah 2 bulan berlalu setelah insiden minta maaf Lili dirumah sakit. Sudah dari sebulan yang lalu pen ditangan kiri Riko dilepas dan sudah dari 2 minggu yang lalu Riko kembali bersekolah. Walau dia sudah sembuh tapi Indah tak mengijinkannya membawa kendaraan sendiri apalagi motor. Jadilah selama dua minggu ini Riko diantar jemput oleh Deni. Wisnu tak bisa karna sudah sebulan ini dia berangkat pulang bersama Meta. Meski bukan satu sekolah Wisnu rela bangun pagi-pagi untuk menjemput Meta lalu setiap pulang sekolah dia nongkrong diwarkop sambil menunggu waktu menunjukkan pukul 4 sore. Teman-temannya hanya tersenyum. Mereka mendukung apapun akhirnya nanti. Mereka yakin tidak lama lagi Wisnu akan jadian dengan Meta.

Bel istirahat pertama berbunyi lima menit yang lalu.

Saat ini 3 serangkai bersama para cogan sedang berkumpul di meja kantin panjang yang bisa memuat sekitar 8 orang. Jadi setelah diisi mereka sisa 2 bangku yang kosong.

"Lo gak makan Van?" Tanya Indah saat melirik pangsit Evan yang masih utuh.

Yang ditanya hanya menggeleng.

"Bilang kek udah gua makan daritadi" kata Indah lalu menggeser mangkuk Evan jadi dihadapannya. Sementara pangsitnya yang sudah habis dia geser kedepannya, kehadapan Riko.

"Pelan-pelan makannya sayang" tegur Riko sambil menarik tisu lalu melap sudut bibir Indah yang celemotan.

Evan memutar bola matanya kesal. "Kalo mau romantis-romantisan jangan didepan gua napa?"

"Lo kenapa sih Van?" Tanya Deni heran.

"Diputusin sama Sinta. Emang enak" cibir Yana membuat Riko menatap Evan iba.

"Sabar ya Van" kata Riko bersimpati lalu mengelus rambut Evan yang langsung ditepis Evan.

"Geliin banget sih lo" celetuk Evan membuat yang lainnya tertawa.

Berbeda dengan Evan yang sedang galau. Dihadapan Evan, Wisnu malah sedang senyam-senyum sendiri sembari jari-jarinya yang menari di atas layar hpnya.

"Yang satu galau yang satu lagi kasmaran deh kayaknya. Lah lo bedua apaan?" Tanya Riko pada Deni lalu melirik Yana yang duduk didepan Deni.

"Gak tau diri si boss. Lo juga apaan sama Indah?"

Riko menggaruk tengkuknya. Salting. Indah tetap memakan pangsitnya sambil menahan tawanya. Dia tau lelaki dihadapannya sedang bingung menjawab pertanyaan Deni. Senjata makan tuan. Niat menjaili malah dijailin.

"Haii guys. Boleh gabung gak?" Tanya seseorang membuat ke-6 remaja itu menoleh lalu menatap orang itu heran terkecuali Indah dan Riko.

"Gabung aja kak" jawab Riko membuat teman-temannya menatapnya penuh tanya.

"Gak ada yang risih kan gua disini?" Tanya Lili sambil meletakkan nampannya dimeja.

Indah menggeleng lalu tersenyum. "Gak lah kak duduk aja. Btw mana temen-temen lo?"

"Yang satu gak turun yang satunya lagi mojok jadi ya gua sendiri aja ke kantinnya" jawab Lili lalu memindahkan mangkuk bakso dan es tehnya dari nampan ke meja. Dia lalu duduk disamping Yana.

Semua tlah usai makan. Hanya Indah dan Lili yang masih melahap makanannya.

"Timbangan lo berapa mbem?" Tanya Riko sambil bertopang dagu.

Indah terlihat berpikir. "Terakhir gua timbang sih masih 50 gak tau sekarang"

"Kayaknya sekarang 60 deh mbem"

"Hm iya kali"

"Gendut" cibir Riko membuat Indah meliriknya tajam.

"Badan badan gua. Yang gendut juga gua terus masalah buat lo?"

Bendahara Kelas [Completed]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu