"Lepaskan ikatan wanita ini!" suruhnya.

Seorang namja datang dan langsung melepaskan ikatanku. Selepas ikatan itu terlepas tanganku langsung menyentuh rambutku dimana yeoja itu menariknya keras. Ia semakin kuat menariknya hingga aku merasakan rambutku terlepas kuat dari kulit kepalaku yang mengakibatkan sakit luar biasa.

"Wanita seperti kau tak bisa melawanku. Aku mempunyai segalanya sedangkan kau tidak" desisnya.

"Lepaskan" rintihku.

"Memohonlah! Buat dirimu tak berguna dan mohon pengampunan kepadaku. Kau sangat mengenaskan"

Yeoja itu menarikku hingga berdiri. Kepalaku tertarik kebelakang seiring dengan tarikan kuat dari rambutku. Ia mendorongku hingga aku terjatuh dilantai. Aku memegangi kepalaku dengan salah satu tangan sedangkan tangan yang lain aku gunakan untuk bertumpu.

Ia seolah tak memberiku waktu dan langsung menarik bahuku dan menampar wajahku. Ia lakukan berkali-kali dengan sesekali menendangku. Aku melindungi tubuhku yang terkena hantamannya.
Aku meringis kesakitan setiap pukulan yang aku terima. Aku ingin mengelak tapi tubuhku lemas tak bertenaga.

"Kau yeoja sialan!"

"Kau anak tak berguna!"

Aku mengerjab pelan.

"Kau tak pantas hidup!"

"Kau bodoh!"

Kesadaranku mulai menghilang.

"Lebih baik kau mati!"

"Kau dan ibumu pantas mati!"

Memori itu terus berdatangan seperti kaset rusak. Perlahan-lahan suara-suara itu semakin jelas terdengar. Aku merasakan tubuhku tak lagi merasakan sakit. Seakan mati rasa dari segala pukulan.

Aku mencoba membuka mataku. Begitu gelap. Suara itu masih terdengar. Aku mencoba menutup kedua telingaku. Rasanya begitu menyakitkan mendengar teriakan itu lagi. Aku menjerit putus asa. Kenapa ingatan itu harus kembali? Kenapa disaat semuanya sudah berjalan normal? Kenapa harus aku?

****

Seorang yeoja tengah memukuli yeoja lain didalam suatu ruangan. Tangan yang dihiasi kutek warna-warni itu selalu berusaha menjangkau tubuh yeoja yang berada dihadapannya. Setiap kali tubuh yeoja itu terjatuh langsung diangkat kembali untuk dipukuli. Berulang kali ia lakukan.

Yeoja itu menghentikan pukulannya saat melihat korbannya mulai meringkuk menutup kedua telinganya. Ia memberikan sedikit jarak melihat apa yang akan dilakukan sang korban. Sontak ia kaget mendengar jeritan dari korbannya.

Yeoja itu melangkah mundur dengan para pengawalnya bergerak melindungi sang majikan. Saat suara jeritan itu terhenti, mereka menjadi waspada.

Pintu ruangan itu terbuka. Yeoja itu dan para pengawalnya menoleh. Seorang namja bertubuh kecil berlari kearah yeoja itu.

"Gawat nona. Tuan muda Kim menemukan posisi kita. Sebaiknya kita segera pergi" lapor namja itu.

Kedua bola mata yeoja itu membesar. Matanya bergerak takut. Ia bergerak cepat mengikuti namja tadi dengan pengawalnya yang berjalan dibelakangnya.

"Bagaimana dengan dia?" tanya salah satu pengawalnya.

"Kau tak lihat? Tempat kita sudah terlacak! Lebih baik menyelematkan diri daripada mempedulikan wanita bodoh itu!"

Semua orang yang berada diruangan itu meninggalkan ruangan itu sesegera mungkin. Sekarang hanya seorang yeoja mungil tergeletak diruangan itu. Tubuhnya tak bergerak semenjak jeritan terakhirnya.

I Dont Need A Man (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang