35. Perasaan Sesungguhnya

1.9K 140 76
                                    

Jessica sedang asyik menonton drama korea di kamarnya. Mengingat Ujian Nasional sudah selesai, hari ini ia sudah menargetkan akan menonton lima episode. Sudah empat jam Jessica tidak merubah posisinya. Duduk beralaskan karpet dengan kentang goreng di tangannya.

"Jessica? Makan malam dulu yuk," kata Irene dari luar kamar.

"Iya, Mam. Jeje turun."

Di meja makan sudah ada Irene dan Endy. Jessica pun menghampiri kedua orang tuanya dan makan bersama. Di sela-sela makan, Endy bertanya pada Jessica tentang tempo hari saat Jessica pergi bersama Devian.

"Devian itu satu sekolah sama kamu?"

Jessica menggeleng, "Dia kakaknya Randy, Pa. Lagi kuliah di UI."

Endy dan Irene mengangguk paham sambil melahap makanannya.

"Bergaul yang benar ya, sayang. Harus bisa jaga diri," kata Irene. Seperti biasa, ia sangat takut kehilangan putrinya yang kini hanya ada Jessica.

"Iya, Mam. Aku yang wajar-wajar aja kok. Jadi, kemarin aku makan sama sama Devian dan teman-temannya."

"Kok bisa sama teman-temannya? Kenapa nggak berdua?" tanya Endy. Pertanyaan itu berhasil membuat jantung Jessica berdegup, entah kenapa.

Jessica mengambil napas lalu dengan pelan mengembuskannya, ia pun mulai bercerita tentang Devian yang tiba-tiba mengaku kalau Jessica pacarnya di depan Winda sang mantan.

Irene dan Endy terkekeh, "Lucu juga si Devian. Coba dong kali-kali ajak ke sini, siapa tahu kalian bisa pacaran benaran."

Jessica tersedak ketika mendengar perkataan Endy. Pacaran benaran?

Irene menyenggol Endy, "Papa, nggak usah terlalu buru-buru."

"Biarin, Mam. Toh, Jessica juga udah dewasa. Iya kan, sayang?"

Mata Jessica membulat, "Iya." Dengan cepat Jessica mengiyakan ucapan papanya tanpa memikirkan ucapan itu.

Endy tersenyum lebar, "Wah, anak papa benar-benar udah dewasa. Pokoknya, Minggu ajak Devian ke sini ya."

"Mau ngapain sih, Pa?"

"Mau kenalan dong sama calon mantu."

Irene tertawa melihat tingkah suaminya itu.

Jessica memekik, "HAH? MANTU?"

Endy mengangguk sambil terkekeh, "Iya mantu. Bukan hantu, ya."

"Papa ada-ada aja ah."

****

Jessica kembali ke kamarnya, ia terus memikirkan perkataan Endy dan terus mengingat tingkah Endy yang sepertinya menyukai sifat Devian.

Jessica bingung dengan perasaannya. Sepertinya sangat sulit menyatakan bahwa ia menyukai Devian. Seperti ada yang mengganjal ketika perasaan itu ada. Kadang, ketika ia memikirkan Devian, Jonathan pun muncul dalam pikirannya.

Jessica ingin melanjutkan aktivitas menontonnya. Sebelum ia menyalakan laptop, ponselnya berbunyi menunjukan caller id Renata.

"Hallo, Ren?"

"Jes, nyalain data lo dong. Ke mana aja sih?"

"Gue nonton drakor dari siang. Malas buka hape."

"Yee, dasar. Udah pokoknya nyalain data lo."

RED ✔Where stories live. Discover now