20. Mak Comblang part.2

1.8K 147 74
                                    

Mencoba melupakan seseorang yang kamu cinta itu sama saja seperti mencoba mengingat seseorang yang tidak pernah kamu kenal.

-Jessica Olivia


Randy sangat bersyukur dicomblangkan dengan Renata, berkat Jonathan dan Jessica pula semua ini terjadi. Sekarang giliran Randy dan Renata yang mencomblangkan mereka. Randy memancing-mancing Jonathan agar ia bercerita tentang Jessica.Tapi selalu saja Jonathan bercanda, tidak pernah serius.

Renata juga sedang membujuk Jessica agar tidak segera melupakan Jonathan. Katanya, Jessica sudah lelah, apalagi kalau ia mendengar Lala dengan Jonathan. Muak. Padahal Jessica bukan siapa-siapa Jonathan.
Nyeri memang. Tapi Renata selalu bilang, "kalau lo sabar, ngga akan sia-sia deh lo nunggu. Ngga ada yang instant kali Jes, semua butuh proses."

Jessica bingung, takut, khawatir kalau Lala jatuh cinta dengan Jonathan.
Tidak ada kekuatan untuk mengalahkan rasa takutnya itu.

"La, lo masih chatingan sama Jonathan?" kata Jessica sambil menulis-nulis sesuatu di buku.

"Ngga, Jes. Gue ke toilet dulu ya!" Lala beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan kelas.

Lala tidak membawa ponselnya, Jessica melihat ponsel Lala di sela-sela buku. Jessica segera meraihnya dan membuka obrolan Lala dengan Jonathan di BBM.

"Shit!" Jessica berteriak dalam hati.
Tadi kata Lala, ia sudah tidak chatingan dengan Jonathan.
Tapi nyatanya, terakhir obrolan mereka berakhir tadi pagi.
Isinyapun kebanyakan Lala perhatian dengan Jonathan.

Tidak bisa dipungkiri lagi, Lala jatuh cinta dengan Jonathan.
Jessica segera menaruh ponsel Lala pada tempatnya yang semula.

"Lo kenapa Jes?" kata Renata yang baru saja kembali dari perpustakaan bersama Randy, Monica, Patricia, dan Christy.

"Ngga kenapa-napa." Jessica bersender di bangkunya, memakai earphone dan menyalakan lagu sekencang mungkin.

I wish that i could wake up with Amnesia

And forget about the stupid little things

'Cause i'm not fine at all

Mulut Jessica mengeluarkan kata-kata itu dengan raut wajah sendu.

****

Jonathan merasa ia sudah benar-benar menaruh hatinya pada Lala.
Walaupun ia tidak yakin dengan perasaan Lala, tapi entah kenapa rasa penasaran mula-mula Jonathan itu berubah menjadi rasa suka bahkan sampai kagum.
Tidak tahu apa yang dikagumkan Jonathan, tapi menurutnya Lala itu gadis yang setia. Meskipun Lala sudah disakiti oleh pacarnya, saat Lala diajak jalan lagipun Lala mau.

"Walaupun masih ada yang bikin dia nyaman, gue tetep berusaha mengubah prioritasnya jadi berpihak ke gue," batin Jonathan.

"Dy menurut lo, Lala orangnya gimana?" kata Jonathan.

Randy berpikir sejenak, "bahaya nih, Nathan udah suka sama Lala, gue ngga setuju. Ngga!" karena menurut Randy, Jonathan lebih cocok dengan Jessica. Ia tahu persis tentang Jonathan, mulai dari sikapnya yang cool, tipe ceweknya itu yang satu jalan pikiran dengannya, sampai warna sempak kesukaan Jonathan saja ia tahu. Mungkin ini terlalu berlebihan.

"Menurut gue? Biasa aja," kata Randy. Mungkin inilah jawaban yang pas untuk Jonathan.

"Serius nyet!" pekik Jonathan.

"Hm, dia cantik tapi ngga enak dilihat." Randy tetap pada prinsipnya, ia tidak mau mendeskripsikan Lala yang baik-baik.

Jonathan mendengus, ia melemparkan pandangannya ke arah lain, yang jelas tidak ke arah Randy.
"Lo kenapa sih, kayaknya ngga suka banget sama Lala?" tandas Jonathan.

"Bukan gitu. Gue aneh aja sama sikap lo yang ngga konsisten sama cewek."

"Aneh gimana? Emang gue gimana?" Jonathan menoleh dan balik bertanya, ia sungguh tak mengerti perkataan Randy.

"Pikirin aja sendiri," balas Randy sedikit kesal.

Sekitar lima menit Jonathan memikirkan perkataan Randy tadi. Ia baru mencerna arti kalimat tersebut. "Gue ngerti. Lo kesal sama gue karena gue ngedeketin dua cewek kan?" kata Jonathan, ia menarik napas hendak ingin melanjutkan kalimatnya. "Sekarang gini deh, Dy. Gue jalan berdua sama Jessica itu ya jalan sebagai teman. Lo ngga boleh dong mojokin gue mulu, bilang gue gantungin dialah, mainin perasaan dialah, apalah itu pokoknya. Gue lagi nyari sosok yang bener-bener cocok sama gue, Dy." Jonathan mengungkapkan semuanya.

Randy tertegun, sebenarnya ia mengerti bahwa Jonathan sedang tidak main-main dengan perasaanya.
"Oke gue ngerti, tapi bisa ngga sih lo sedikit tegas sama perasaan lo? Kalau lo suka sama Lala ya bilang sama Jessica. Jangan begini, lo ngajak Jessica jalan tapi hati lo ke Lala. Gue yakin Than, Jessica suka sama lo. Kali-kali ngerti perasaan cewek lah." Randy sudah tidak bisa menahan kekesalannya pada Jonathan.

Memang terdengar agak drama, tetapi Randy tidak peduli dengan hal itu.
Ia begini karena Renata menceritakan semuanya tentang Jessica, semuanya.
Wajar saja Randy bersikap seperti ini pada Jonathan. Karena ia tahu, Jessica gadis baik dan mencintai laki-laki yang sama sekali tidak menoleh kepadanya. Randy tahu rasanya, karena ia pernah merasakan itu dulu.

Jonathan mengernyit. "Tahu apasih lo tentang Jessica?" katanya.

"Banyak. Gue tahu semua seluk-beluk Jessica. Emang lo lupa gue pacaran sama siapa?" kata Randy.

Jonathan menghela napas kasar. Selanjutnya ia tidak bergeming dan memilih untuk ke balkon menghirup udara segar.
Sepertinya percakapan cowok-cowok jantan itu sudah selesai.
Mereka tidak berantem, bicaranya saja serius tapi mereka mengatakan itu pelan dan saling hati-hati.

RED ✔Where stories live. Discover now