24. Move on

2.1K 151 80
                                    

Aku menyerah. Tidak peduli dengan perasaan sialan yang ada di hatiku ini. Kalau saja tidak ada si perusak, mungkin aku tidak akan menyerah, melainkan bahagia bersamamu.

-Jessica Olivia


Jessica benar-benar tidak menyangka bahwa Lala memang menyukai Jonathan.

Mundur.

Hanya kata itu yang sekarang ada di pikiran Jessica.

Karena yang Jessica tahu dari awal saja yang memulai Jonathan, pasti Lala terlalu bawa perasaan dan jatuh cinta pada Jonathan.

Jessica yang statusnya hanya teman Jonathan, tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Biarkan saja Jonathan bersama orang yang disukainya. Yang pasti bukan Jessica tetapi Lala.

Kali ini Jessica benar-benar tidak mau menyukai Jonathan lagi atau bisa dibilang move on.

Di Sekolah saat Jessica tidak sengaja bertemu dengan Jonathan, ia sama sekali tidak menoleh ke arah Jonathan yang terus menatapnya.

Bahkan Jonathan sesekali mengirim pesan pada Jessica karena Jonathan melihat sikap Jessica yang berubah entah karena apa. Jonathan juga sempat menanyakan hal itu pada teman-teman Jessica. Tapi teman Jessica tidak mau memberitahukan kejadian yang sebenarnya.

Hubungan Jonathan dan Lala semakin dekat. Mereka sering pulang bersama dan Jessica pun melihatnya.

Di kelas, Lala sudah jarang mengobrol lagi dengan Jessica, Renata, Monica, Patricia, dan Christy. Meskipun Lala masih duduk di belakang Jessica, tapi Jessica tidak memperdulikan keberadaan Lala.

Semuanya geram dengan tingkah Lala, tidak ada yang percaya bahwa Lala sehebat itu menikung teman sendiri.

"Besok pada main ke rumah gue yuk?" kata Renata kepada teman-temannya.

Patricia segera menoleh, "Ada acara apa tuh?"

Lala diam saja mendengar obrolan mereka, ia pura-pura tidak peduli. Padahal ia ingin ikut main ke rumah Renata walau itu tidak mungkin.

"Nggak ada apa-apa. Mumpung libur dua hari," kata Renata bersemangat.

"Boleh tuh, ayo deh!" pekik Monica. Sebelumnya ia saling menatap dengan Lala. Karena monica adalah teman sebangkunya. Monica tidak peduli dengan Lala si anak baru yang terlihat polos tapi busuk.

"Oke, berlima ya? Ah, pasti bakal seru!" celetuk Christy.

Renata ikutan heboh, "Iyalah seru, kan kita selalu berlima."

Jessica diam saja sambil tersenyum.

Lala beranjak dari kursinya dan pergi ke luar kelas.

"Muak gue!" gerutu Lala sambil jalan menuju toilet. Wajahnya terlihat asam, sehingga banyak orang menatapnya aneh.

Sementara di kelas, Monica tertawa bahagia melihat respon Lala yang seperti itu. Sebenarnya, Monica ingin mengusir Lala dari bangkunya. Karena ia tidak mau duduk semeja bersama laknat.

****

"La, nanti pulang bareng?" Jonathan menghampiri Lala di balkon.

Dari dalam kelas, Jessica dengan yang lain melihat mereka, dan juga ingin tahu apa yang dibicarakan.

Lala menyadari bahwa sedari tadi Jessica melihatnya. Dan ini kesempatan untuk Lala agar bisa bersandiwara mesra bersama Jonathan.

"Bareng dong, Than." Lala senyum pada Jonathan yang berada di sampingnya itu. Lala juga tampak asik dengan Jonathan, hingga mereka saling menyenggol dan tertawa bersama.

"Mampus lo, Jes. Selamat bercemburu ria!" kata Lala dalam hati sambil menoleh sebentar ke arah Jessica dengan sebuah senyum kemenangan.

Jessica memicingkan matanya, "Dasar, nggak tahu diri!" Ia pun segera memalingkan wajahnya pada novel yang digenggam sedari tadi.

"Jijik!" pekik Renata sambil mengambil buku di mejanya dengan kasar. Ia tahu, betapa sakitnya hati Jessica saat ini.

"Gue masuk dulu ya, La. Kayaknya Pak Amos udah mau masuk deh," ucap Jonathan.

Lala mengangguk, "Oke. Gue juga masuk ya, dah!"

Jonathan tersenyum dan segera berjalan menuju kelasnya.

Lala pun segera masuk kelas dan melihat Monica sedang tertidur. Ia mau membangunkannya tapi takut sekali mengganggu Monica.

Akhirnya Lala duduk di kursi kosong di paling belakang, ia memainkan ponselnya tanpa peduli Patricia yang menatapnya sinis dari tadi.

Bel pulang sekolah pun tiba, semua anak di kelas bergegas mengemasi barang mereka masing-masing. Terutama dengan Lala, karena ia ingin pulang bersama Jonathan. Jessica tahu itu, tetapi ia mau terlihat bodo amat dan tidak peduli walaupun ada rasa sakit yang menggeliat di dada.

Jessica sedang jalan menuruni tangga sendirian, ia mau ke toilet dulu sebentar. Saat ingin turun tangga, Jonathan menyapanya, "Hai, Jes!"

Jessica hanya menoleh sekilas dan lanjut berjalan. Tidak peduli Jonathan mau bilang apa, karena ini cara terbaik bagi Jessica untuk kebahagiaan Jonathan.

"Jessica kenapa, sih?" kata Jonathan pada Lala yang sedang berjalan menuju parkiran.

Wajah Lala berubah seketika, "Nggak tahu! Udah nggak usah dipikirin, ayo balik," kata Lala sambil menarik tangan Jonathan.

Jonathan bingung, sebenarnya apa yang terjadi dengan Jessica?
Ia sempat berpikir, apakah ia punya salah terhadap Jessica? Kalau ada, kesalahan apa?

Jonathan menghela napas kasar dan memfokuskan perjalanannya.

"Jes, ayo balik!" ajak Renata.

Jessica mengangguk dan segera mengambil tasnya.

Jessica sekarang ini banyak melamun, ia kehilangan semangatnya.
Dulu, Jessica selalu tidak sabar berangkat ke sekolah tapi sekarang, bangun untuk berangkat sekolah saja malas. Apalagi di kelas bertemu dengan Lala. Jadi ingin cepat-cepat lulus rasanya.

Saat di rumah, ini terakhir kalinya ia membaca-baca history chatnya dengan Jonathan, itu membuatnya sedikit tersenyum juga membuatnya sedih.

Karena sekarang, tips move on dari Christy ingin ia ikuti.
Yaitu, menghapus obrolan dengan Jonathan di seluruh sosial media dan mencari gebetan baru. Simple sekali. Tapi pasti akan sulit dijalani.

Mungkin sekarang waktu yang tepat untuk move on.
Perkataan Renata terngiang di kepalanya, "Kalau jodoh nggak kemana kok, Jes. Semangat!"
Jessica tersenyum simpul mengingat perlakuan para sahabatnya.

****















TAMAT.



















































































































































































Nggak kok, hehe😜😜😜


Vote yang banyak for next part⭐⭐

SARANGHAE! 💞

RED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang