33. Sadis

2K 138 59
                                    

Ujian Nasional tiba. Jessica merasa jantungnya tidak bisa dikontrol, berdegup sangat kencang. Inilah yang selalu terjadi sebelum ia melaksanakan Ujian Nasional, seperti yang sudah terjadi di SD dan SMP.

Setelah berpamitan dengan orangtuanya dan mohon doa agar ia bisa mengisi soal-soal nanti dengan mudah, Jessica pun berangkat bersama Renata.

Renata juga merasakan apa yang Jessica rasakan, dag-dig-dug yang super. Setelah sampai di sekolah, mereka memasuki ruang masing-masing. Mereka tidak satu ruangan.

Setelah melewati beberapa jam mengisi soal, bel pulang pun berbunyi. Jessica menghampiri teman-temannya yang lain agar berkumpul.

"Gimana? Susah atau gampang?" tanya Randy pada teman-temannya.

"Gampang, semua yang kita pelajari, keluar. Beruntung banget kita belajar bareng," kata Jessica senang.

"Iya, benar. Semoga sampai hari terakhir, kita bisa jawab soal itu dengan mudah ya. Semangat!" seru Renata sambil tersenyum girang.

"Semangat!"

****

Devian masih saja mengingat kejadian ketika ia bertemu Winda yang sudah menggandeng pacar baru saat itu.
Ia benar-benar takjub, cepat sekali mendapatkan pengganti.

Devian jadi menyesal karena sudah memutuskan hubungan mereka dengan alasan 'kamu terlalu baik buat aku.' klise sangat. Entah apa yang membuat Devian bisa bicara seperti itu, mungkin dia sedang mabuk.

Ia juga bingung kenapa harus memilih Jessica untuk menjadi pacar pura-puranya. Ah, biarin ajalah. Jalanin aja, nggak tahu nantinya gimana.

Saat sedang pusing dengan pikirannya sendiri, ponselnya berbunyi, menampilkan caller id 'Winda'. Baru dipikirin, langsung nelpon orangnya.

"Hallo, Winda?"

Hallo, Dev. Hari ini sibuk nggak?

"Nggak, sih. Ada apa?"

Double date yuk, nanti malam.

"Nanti malam?" seketika ia mengingat Jessica yang sedang Ujian Nasional dan selesai dua hari lagi.

Iya, nanti malam. Ayolah.

"Nggak bisa, Win. Jessica lagi UN. Lusa kayaknya bisa deh."

Oh, gitu ya. Oke deh, lusa ya.

"Iya."

Setelah teleponnya bersambung, Devian menggaruk-garuk rambutnya, ia kesal, kenapa Winda begitu ngotot ingin double date. Setelah itu, ia mengirim pesan pada Jessica.

Devian : Jes, lusa Winda ngajak     double date. Please bantu gue, karena dia tahunya lo pacar gue.

Setelah mengirim pesan itu, ia melempar ponselnya asal, tetapi masih mendarat di kasur. Lima menit kemudian, ponselnya berbunyi. Ia segera membuka balasan dari Jessica.

Jessica Olivia : Gila, kan. Bilang aja lo udah putus sama gue. Malas ah, ikutan masalah begini.

Devian sudah mengira, pasti Jessica tidak mau. Gue coba bujuk ah.

RED ✔Where stories live. Discover now