PART FIFTEEN

15.8K 850 56
                                    

ALERT!!

Part kali ini mungkin agak mengecewakan dan gaje benar! Tolong siapkan jantung masing-masing.

Maafkan author yang benar-benar telat update. Author hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan dosa. #plakkk

Mohon dimaafkan.
〒_〒

Akhir kata author mempersembahkan part yang aneh ini.

Selamat membaca.. ^Δ^

"Aku sudah memindahkan semua barang-barangmu ke kamarku. Jadi langsunglah ke kamarku. Apa perlu kugendong?" ucap Deron saat mereka sudah sampai didepan rumah.

"Kak, aku mohon kamar kita terpisah saja, ya? Aku janji akan menjaga bayiku baik-baik. Kumohon kak.." mohon Rika memelas berharap pria disampingnya itu mau menuruti permohonannya.

"Maaf Rika tidak bisa. Aku benar-benar tidak ingin hal seperti hari itu terulang lagi. Kau ingat, bayi yang sedang kau kandung itu adalah tanggung jawabku. Aku berhak mengawasi kalian setiap saat. Dan cara yang paling mudah memantau kalian adalah kita harus sekamar." balas Deron tidak memperdulikan permohonan gadis disampingnya itu.

"Ta..tapi, kak.." dan lagi-lagi perkataan Rika terputus saat dilihatnya Deron menatapnya tajam. Rikapun hanya bisa terdiam tanpa bicara lagi. Pria itu benar-benar menyeramkan bila menatapnya tajam. Dan Rika sungguh takut kalau pria itu sudah seperti itu.

Rika benar-benar tidak bisa lagi membantah. Dengan terpaksa diapun harus menerima keputusan Deron. Benarkan..? Dia pasti tidak bisa membantah pria itu.

"Mau aku gendong?" tanya Deron lagi akhirnya mulai melembutkan raut wajahnya.

"Tidak.. Tidak perlu, kak." balas Rika tertunduk dengan wajah lesu lalu keluar dari mobil.

Deron jadi merasa bersalah karena memaksa gadis itu sekamar dengannya. Tapi mau bagaimana lagi? Dia tidak mau terjadi apa-apa pada gadis itu dan juga anaknya. Lagipula mereka suami-istri'kan? Jadi tidak masalah kalaupun harus tidur sekamar. 

***

Rika hanya berdiri didepan pintu sejak Deron membukakan pintu kamar. Gadis itu benar-benar gugup sekarang. Apa mereka benar-benar akan tidur sekamar? Memikirkannya saja Rika sudah pusing. Dia benar-benar gugup dan malu.

"Rika, jangan hanya berdiri disitu. Cepat masuk. Kau harus istirahat'kan?" perintah Deron yang sedang menyusun barang-barang milik Rika yang dari rumah sakit kedalam lemari.

Setelah beberapa menit telah lewat dan gadis itu tidak kunjung masuk juga, Deron pun akhirnya menghampiri gadis itu.

"Tenang saja. Kita tidak akan tidur seranjang." ucapnya membuat Rika bingung.

"Maksud kakak?" tanyanya.

"Ya. Sebelum aku beli spring bed baru, aku akan tidur di sofa itu." tunjuk Deron pada sofa megah yang ada dikamar tersebut.

Mendengarnya Rika jadi merasa bersalah. Dia yang numpang dirumah ini'kan? Tapi kenapa malah pria itu yang harus tidur dikursi? Lagipula kalau sampai tidur dikursi, badan pria itu akan pegal-pegal nantinya. Dan Rika akan khawatir kalau itu sampai terjadi.

"Jangan kak! Nanti badan kakak sakit kalau sampai tidur disana."ucapnya khawatir.

Mendengar itu entah mengapa Deron merasa darahnya berdesir. Aneh, jantungnya juga berdetak lebih kencang. Dia merasa senang mengetahui gadis itu mengkhawatirkannya. Tanpa dapat dia tahan, diapun tersenyum tipis. Sangat tipis.

Not Know WhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang